![]() |
Pater Kanis Bhila, SVD |
Jagalah aku ya Allah, sebab aku
berlindung pada-Mu (Mzm
16). Demikian moto
tahbisan Pater Kanisius Bhila, SVD yang pada 2016 ini genap 25 tahun menghidupi
kaul-kaul dalam Serikat
Sabda Allah. Moto ini telah menuntun perjalanan hidup dan panggilannya
sejak awal hingga saat ini.
Pater
Kanis, demikian ia disapa,
terlahir sebagai putra tunggal dari pasangan Bapak Petrus Pea Te’a dan Mama Theresia Suwo pada 15 Maret 1969.
Beliau menghabiskan masa kecilnya di Boanio, Mbay, Nagekeo. Sebagai seorang
anak dari petani sederhana, ia dididik untuk bekerja keras. Hal ini tampak
nyata dari pekerjaannya sebagai penggembala sapi dan kerbau yang ia jalani
dengan tekun dan setia. Ia juga dilatih oleh orangtuanya untuk bersaudara
dengan semua orang. Lebih baik kaya sahabat dari pada kaya harta, demikian
prinsip hidup yang selalu ditanamkan oleh orangtuanya.
Benih
panggilan mulai tumbuh dalam diri Pater Kanis sejak duduk kelas 3 Sekolah
Dasar. Pada saat itu, ada perayaan perak imamat dari Pater Gaspar Sa, SVD. Pater Kanis merasa tertarik dengan jubah yang
dikenakan para bruder yang hadir kala itu. Benih panggilan yang sudah tertanam
dalam diri Pater Kanis sempat hilang, tetapi kembali berkobar ketika ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah
Menengah Pertama. Ia dianjurkan oleh Kepala Sekolah untuk mengikuti seleksi masuk Seminari Mataloko. Ia mengikuti
seleksi tersebut dan ia lulus.
Setelah
menyelesaikan pendidikan di Seminari Menengah, ia memilih masuk SVD. Motivasi
awalnya terkesan amat sederhana, yakni ingin jalan-jalan ke luar negeri. Pada tahun 1989 bersama 114 orang
temannya, ia diterima di Novisiat St. Yosef Nenuk-Atambua. Pada Juni 1990 beliau melanjutkan proses formasi sebagai
Novis Missionis di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero sekaligus sebagai
mahasiswa di STFK Ledalero.
Selama
masa pendidikan, prestasi akademiknya terhitung biasa-biasa saja. Namun, ia tetap bertahan terutama didukung
oleh bakat dan minat yang ia miliki, khususnya dalam bidang musik dan olahraga.
Berkat ketekunan dan kesetiaannya, maka pada tahun 1996 ia diperkenankan mengikrarkan kaul kekal dalam Serikat
Sabda Allah.
Pada
29 September 1997, ia ditahbiskan menjadi imam dan diutus ke Paroki Roh Kudus Reo-Manggarai, tempat di mana ia menjalankan praktek
diakonatnya selama kurang lebih enam bulan. Bulan Juni 1998 ia kembali ke Bukit
Sandar Matahari untuk mendampingi para frater muda. Tugas ini dijalankannya
hingga tahun 2000. Tahun 2006, ia bergabung dengan Komunitas St Mikhael-Syuradikara Ende. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Kepala SMAK Syuradikara Ende.
Pengalaman
sebagai Kepala Sekolah cukup memberi
warna bagi perjalanan panggilan dan karyanya sebagai seorang imam SVD. Ia
menjalankan tugas ini dengan penuh kesetiaan dan rasa tanggung jawab, sebab
baginya ini adalah sebuah kepercayaan sekaligus rahmat yang patut disyukuri
kendati banyak tantangan yang harus dihadapi. Setelah menyelesaikan masa
tugasnya sebagai Kepala Sekolah, ia kembali lagi ke Ledalero sebagai pendamping
para frater merangkap Kepala Sekretariat STFK Ledalero.
Pada
tahun ini Pater
Kanis merayakan 25 tahun (Perak) hidup berkaul dalam SVD. Kurun waktu 25 tahun
bukanlah perjalanan yang terbilang mudah, melainkan sebuah proses panjang yang
membutuhkan usaha dan kerja keras. Sebab itu, momen 25 tahun berkaul ini
dilihatnya sebagai sebuah berkat yang tiada akhir. Perjalanan panggilannya
bukan tanpa tantangan. Sebaliknya, ia harus bergulat dengan berbagai tantangan,
mulai dari yang sederhana sampai yang rumit.
Ketika menghadapi semuanya itu, Pater Kanis selalu berpegang pada moto
tahbisannya: Jagalah
aku ya Allah sebab aku berlindung pada-Mu. Ia yakin dan percaya bahwa seluruh hidup dan panggilannya
selalu dalam lindungan Allah. Allah sendirilah yang menjaga dan melindunginya. Allah merupakan
satu-satunya pegangan hidupnya. Allah menjaganya lewat kehadiran sesama. Allah menjaganya lewat
kehadiran konfrater, lewat umat yang dilayaninya, dan juga melalui orang-orang
kecil yang dijumpainya dalam ziarah hidupnya selama 25 tahun ini.
Kekuatan
lain yang menopang perjalanan hidup dan panggilan Pater Kanis datang dari Komunitas Seminari Tinggi Ledalero. Persaudaraan dan
kebersamaan yang begitu kental di Ledalero sangat mendukung karya dan panggilannya. Baginya, Ledalero
merupakan rumah iman dan ilmu. Di Ledalero, Pater Kanis dipacu untuk mengembangkan kemampuan
intelektual yang diimbangi dengan kehidupan rohani yang matang.
Selain
itu, doa-doa pribadi dan terutama ekaristi merupakan sumber kekuatan yang
paling utama bagi Pater Kanis dalam menghidupi panggilannya. Lewat ekaristi, ia
mendapatkan kekuatan dari Tuhan, sehingga bisa melewati setiap tantangan dan
kesulitan. Ia tidak pernah melupakan ekaristi dalam hidup hariannya, karena ia
tahu bahwa rahmat Tuhan mengalir dari dalamnya. Ekaristi memiliki daya
tersendiri yang memberikan pengaruh yang sangat besar bagi hidupnya.
Di mata Pater Kanis, Komunitas Ledalero merupakan komunitas yang sangat
kaya. Para konfrater muda menampilkan diri dengan kekayaan bakat dan minat yang
mereka miliki. Ia mengharapkan agar
konfrater muda menyadari kekayaan itu. Kekayaan-kekayaan itu juga perlu
dikembangkan untuk memperkaya panggilan. Sejatinya, semua bakat yang dimiliki
harus digunakan secara maksimal untuk mendukung dan memurnikan panggilan. Selamat
berpesta Pater, Tuhan memberkatimu.![]() |
Penulis :
Frater Hans Syukur, SVD &
Frater Will Lerisam, SVD
|
No comments:
Post a Comment