Sunday, November 27, 2016

Frater Berkaul Sementara Ikuti Program Disermen

Pater Ito SVD
Seminariledalero.org - Para frater berkaul sementara mengikuti program disermen selama satu setengah hari, terhitung sejak Jumat (25 November 2016) malam hingga Minggu (27 November 2016) pagi. Program yang bertujuan untuk memurnikan motivasi panggilan dengan doa dan refleksi ini diadakan dalam suasana hening di unit masing-masing. Prefek Koordinator Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Pater Ito Dhogo, SVD ketika diwawancarai Seminariledalero.org  pada Sabtu (26 November 2016) menerangkan disermen merupakan program rutin yang dibuat sekali dalam satu semester. Menurut Pater Ito, program ini hanya ditujukan kepada para frater berkaul sementara, yakni para frater Tingkat I sampai Tingkat  IV.
“Maksud dari penyelenggaraan disermen tidak lain adalah agar para frater berkaul sementara bisa membuat pemilahan-pemilahan roh berkenaaan dengan penetapan arah panggilan hidup mereka selanjutnya. Para frater diminta membuat refleksi berkaitan dngan aspek-aspek penting kehidupan membiara, mengevaluasi diri dan selanjutnya membuat keputusan entahkah masih mampu melanjutkan panggilan hidup membiara atau tidak,” kata Pater Ito.
Dosen Kitab Suci STFK Ledalero ini melanjutkan, aspek-aspek penting yang dimaksudkan tersebut adalah hidup psiko spiritual (rohani), hdup psiko emosional (kepribadian), hidup berkaul (kemiskinan, ketaatan dan kemurnian), hidup berkomunitas, hidup akademis, hidup pastoral-misioner, dan kesehatan fisik-mental. Hal-hal yang perlu direfleksikan berkaitan dengan aspek-aspek ini adalah kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan dan langkah perbaikan pada masa mendatang.
“Saya berharap para frater bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, untuk refleksi dan berdoa, untuk mempertimbangkan dan membuat keputusan. Sebab panggilan hidup menjadi imam misionaris SVD senantiasa berjalan dalam proses dan setiap frater mesti melewati proses tersebut. Barangsiapa melangkahi proses, misalnya tidak sungguh-sungguh mengikuti disermen ini, ia akan mengalami kesulitan di kemudian hari,” kata Pater Ito.
Di Unit St Agustinus, disermen dibuka secara resmi oleh Prefek Unit Pater Yosep Kusi, SVD usai makan malam, Jumat (25 November 2016). Dalam arahannya, Pater Yosep mengimbau para frater di unit tersebut agar membuat refleksi pribadi dengan sungguh-sungguh dan tetap menjaga keheningan.
“Prasyarat paling penting untuk membuat refleksi yang baik adalah terciptanya suasana hening, baik itu secara lingkungan maupun keheningan dalam diri kita masing-masing. Tanpa keheningan, tanpa situasi batin yang tenang, kita akan kesulitan untuk masuk ke kedalaman diri, yang pada akhirnya membuat refleksi kita menjadi dangkal,” kata Pater Yosep.
Menurut pantauan Seminariledalero.org di setiap unit, para frater berkaul sementara terlihat serius menjalani kegiatan disermen. Sementara itu, urusan-urusan unit lainnya untuk sementara waktu ditangani para frater berkaul kekal yakni frater-frater Tingkat V dan Tingkat VI.

Frater Yovan Rante, SVD

Buka Masa Adventus, Komunitas Ledalero Gelar Rekoleksi

Seminariledalero.org - Dalam rangka membuka Masa Adventus 2016, Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero menggelar rekoleksi di Kapel Agung seminari tersebut pada Sabtu (26 November 2016) petang. Kegiatan rekoleksi yang dilanjutkan dengan ibadat pemberkatan Karangan Adven itu dipimpin Pater Agus Senda, SVD.
Hadir dalam kegiatan tersebut Rektor Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Pater Kletus Hekong, SVD, anggota Dewan Rumah, para imam, bruder dan frater di Komunitas Ledalero. Hadir pula para imam dan bruder dari Rumah Jompo Biara Simeon, Komunitas Chandraditya Maumere, Komunitas Patiahu, para suster serta karyawan-karyawati.
Pater Agus Senda dalam renungan yang dibawakannya menjelaskan makna Masa Adventus bagi Komunitas Ledalero ditilik dari tema Kapitel Jendral SVD XVIII 2018 “Caritas Christi Urget Nos” – Kasih Kristus Menguasai Kami (2 Kor 5:14). Berkenaan dengan tema kapitel tersebut, kata Pater Agus, dua hal penting yang perlu direfleksikan adalah masalah ad extra dan masalah ad intra.
“Masa Adventus berarti masa penantian kita akan kedatangan Yesus Kristus, baik itu pada hari Natal nanti maupun pada kedatangan-Nya yang kedua di akhir zaman. Kita, keluarga besar Seminari Tinggi Ledalero, menantikan kedatangan Yesus dengan cara berakar pada sabda-Nya dan berkomitmen pada misi yang diwariskan-Nya,” kata Pater Agus.
Menyinggung misi ad extra, Pater Agus mengapresiasi karya para konfrater, terutama berkaitan dengan keterlibatan menanggulangi masalah HIV/AIDS dan perdagangan orang  (human trafficking). Menurut Pater Agus, keterlibatan ini mesti didukung oleh semua anggota komunitas.
“Kita ada di sini karena Yesus, Putra Allah yang mencintai kaum miskin dan tertindas, memanggil kita. Oleh karena itu, kita mesti keluar dari zona aman diri dan zona aman biara, lalu terjun ke tengah umat untuk membela kaum kecil dan tertindas, menjadi suara bagi kaum tak bersuara,” ajak Pater Agus.
Sementara itu berkaitan dengan misi ad intra, Pater Agus mengajak seluruh peserta rekoleksi untuk meninjau kembali sejauh mana penghayatan hidup berkomunitas yang dijalankan selama ini. Sebab menurut Pater Agus, komunitas seharusnya menjadi jantung kehidupan, tempat paling nyaman untuk merasakan kasih persaudaraan.
“Inti dari hidup komunitas adalah kebersamaan dengan konfrater, baik itu menyangkut hal-hal lahiriah maupun komitmen-komitmen terhadap misi yang dijalankan. Bencana akan terjadi jika ada ketidakcocokan antarpribadi atau kelompok tertentu dalam satu komunitas,” kata Pater Agus.
Demi meningkatkan semangat hidup berkomunitas di Ledalero, Pater Agus menganjurkan agar setiap anggota sanggup saling menghargai, rendah hati menerima koreksi, saling mendukung dan saling mendoakan.

Frater Yovan Rante, SVD

Saturday, November 26, 2016

Pastor dan Umat Paroki Runut Antusias Terima Frater

Beberapa frater pose bersama anggota Sekami di Paroki Runut

Seminariledalero.org - Pastor Kepala Paroki Sanctissima Trinitas Runut Pater Agus Boy Aran, SVD dan seluruh umat Paroki Runut antusias menerima kedatangan para frater Tingkat II Ledalero yang mengadakan eksposur di paroki tersebut. Antusiasme pastor dan umat Paroki Runut ini tampak dalam acara penerimaan para frater di Rumah Pastoran paroki tersebut, Jumat (18 November 2016) sore.
Pada acara penerimaan tersebut Pater Agus didampingi Pastor Rekan Pater Obeth Oula’a SVD, Dewan Pastoral Paroki, Ketua-Ketua Stasi, Ketua Lingkungan, Ketua KBG dan beberapa umat. Pater Agus mengucapkan selamat datang sekaligus memperkenalkan stasi-stasi yang ada di Paroki Sanctissima Trinitas Runut kepada rombongan frater.
“Saya bersama Pater Obeth dan umat Paroki Runut mengucapkan selamat datang kepada para frater. Selamat menjalani kegiatan eksposurnya. Para frater perlu mengetahui bahwa Paroki Runut ini terdiri dari delapan stasi yakni Stasi Warut, Tanahikong, Lodong, Kloangaur, Klahit, Rung, Kilawair dan stasi pusat Runut,” jelasnya.
Seorang frater sedang mengisahkan cerita-cerita
Kitab Suci kepada anak-anak sekolah di Paroki Runut
Pater Agus melanjutkan, dirinya bersama Pater Obeth sangat berterima kasih kepada frater-frater tingkat II Ledalero yang telah memilih Paroki Runut untuk menjalani kegiatan Eksposur. “Kami sangat berterimakasih untuk kehadiran kalian di sini. Kami sangat berhadap bahwa dengan kehadiran para frater dapat membantu kami melaksanakan salah program yang telah kami canangkan yakni memberikan pembekalan berkatekese kepada orang yang telah dipilih oleh umat untuk menjadi fasilitator mereka.”
Salah satu frater Tingkat II Frater Toni Goran, SVD mengatakan kegiatan eksposur kali ini sangat menarik karena para frater hadir dengan membawakan dua tema katekese yakni Human Trafficking dan HIV/AIDS. Menurut dia, tema ini sangat tepat sasaran karena di wilayah Runut terdapat banyak orang yang pernah merantau dan pernah menjadi korban perdagangan orang.
Frater Tingkat II lainnya, Frater Edo Putra, SVD ketika dimintai kesannya terhadap wilayah Runut, menerangkan bahwa medan yang ada di Runut sangat menantang.
“Saya tidak pernah membayangkan medan yang sulit seperti Tanahikong atau Warut. Saya merasa tertantang saat masuk medan sulit. Oleh karena itu, satu hal yang mau saya katakan bahwa para frater harus terbiasa terjun ke medan-medan seperti ini untuk mengalaminya sehingga besok lusa menjadi misionaris tidak merasa stres bila menghadapi medan yang sama,” kata Frater Edo.
Sementara itu, salah seorang guru SDN 107 Warut Pak Kasianus Kasan ketika dimintai kesannya terhadap kunjungan para frater ke sekolahnya menerangkan bahwa pihaknya merasa sangat berterima kasih atas kunjungan para frater. “Kehadiran para frater membawa sebuah sentilan baru terhadap siswa-siswi di sini khususnya berkaitan dengan kegiatan Sekami,” ungkapnya.

Frater Frids Talan, SVD

Dua Frater OTP Tinggalkan Seminari Tinggi Ledalero

Seminariledalero.org - Dua frater yang akan menjalankan Overseas Training Program (OTP) di Amerika Serikat, Frater Miky Bani SVD dan Frater Yanto Ria SVD, meninggalkan Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero pada Rabu (23 November 2016) pagi. Frater Miky dan Frater Yanto untuk sementara waktu akan berada di Jakarta demi mengurus beberapa kelengkapan akhir terkait izin masuk ke negara adidaya tersebut.
Frater Miky, dalam acara perpisahan bersama penghuni Unit St Agustinus pada Selasa (22 November 2016) malam, mengungkapkan terima kasihnya kepada Seminari Tinggi St Paulus Ledalero yang selama ini telah memperkaya hidupnya. Seminari Ledalero, kata Frater Miky, sungguh-sungguh merupakan komunitas yang baik, tempat seluruh proses pengembangan diri bisa berjalan maksimal.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pembina dan sesama frater di Ledalero bagi kami untuk menjalankan OTP. Kepercayaan ini akan kami jaga dengan penuh tanggung jawab,” kata Frater Miky.
Pada kesempatan yang sama, Frater Yanto memohon dukungan dan doa dari segenap anggota Komunitas Ledalero. Menurut Frater Yanto, dukungan dan doa ini sangat penting karena tantangan yang akan mereka hadapi tentu sangat banyak.
“Tantangan paling pertama adalah wawacara di Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jakarta. Kalau kami berdua gagal dalam wawancara ini, tugas perutusan kami ke Amerika Serikat bisa dibatalkan. Doakan kami supaya bisa lulus ujian wawancara dan dilancarkan Tuhan dalam urusan-urusan lainnya,” kata Frater Yanto.
Prefek Unit St Agustinus Pater Juan Orong, SVD dalam kata sambutannya pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada Frater Miky dan Frater Yanto atas kehadiran, kebersamaan dan pemberian diri kedua frater tersebut. Menurut Pater Juan, kehadiran kedua frater ini telah menyumbang beberapa hal penting bagi keberlangsungan hidup komunitas.
“Kalian berdua akan menghadapi tantangan yang berat, antara lain bahasa, budaya dan spiritualitas keagamaan. Namun saya selalu percaya bahwa kalian berdua akan melewati tantangan-tantangan tersebut, melewati setiap detail proses secara baik,” katanya.
Pater Juan juga berpesan agar Frater Miky dan Frater Yanto selalu setia dalam panggilan hidup menjadi imam misionaris SVD. Ketika diutus, lanjut Pater Juan, Frater Miky dan Frater Yanto adalah calon imam, mudah-mudahan ketika kembali nanti keduanya sudah menjadi imam.
“Selamat jalan, selamat bermisi, kami akan selalu mendukung dan mendoakan kalian berdua. Jangan pernah hilang kabar, persoalan apapun yang kalian hadapi di tempat perutusan cobalah untuk terbuka terhadap kami di komunitas ini. Sampaikan salam kami untuk semua konfrater SVD yang akan kalian temui di mana saja kalian berada,” pesan Pater Juan.
Menurut data yang dirangkum Seminariledalero.org, Frater Miky dan Frater Yanto adalah pasangan terakhir pada angkatan mereka yang diutus untuk menjalani OTP. Sebelumnya, ada empat frater yang telah berangkat untuk keperluan studi di luar negeri yakni Frater Rino Bardi, SVD dan Frater Edward Nga, SVD (Filipina), serta Frater John May, SVD dan Frater Yos Meda, SVD (Australia).

Frater Yovan Rante, SVD

Saturday, November 19, 2016

Frater Tingkat II Eksposur ke Paroki Runut

Frater Ertus Syahyoso, SVD (kemeja hitam) bergambar
bersama umat Paroki Kewapante pada
kegiatan eksposur di paroki tersebut.
Seminariledalero.org - 51 frater Tingkat II Seminari Tinggi St Paulus Ledalero mengadakan eksposur ke Paroki Sanctissima Trinitas Runut, sejak Jumat hingga Minggu (18-20 November 2016). Kegiatan ini merupakan yang kedua kali setelah sebelumnya diadakan di Paroki Reinha Rosari Kewapante pada 28-30 Oktober 2016 lalu. Ketua Angkatan Tingkat II Frater Efodius Simon Siga, SVD kepada Seminariledalero.org menjelaskan kegiatan ini merupakan program rutin yang dijalankan Frater Tingkat II dari angkatan ke angkatan. Pada angkatan kali ini, kata Frater Efodius, kegiatan dijalankan sepanjang semester pertama dan semester kedua, masing-masing satu kali dalam sebulan.
Menurut Frater Evodius, pemilihan Paroki Kewapante dan Runut sebagai wilayah Eksposur didasarkan pada pertimbangan jarak tempuh yang tergolong dekat dari Seminari Tinggi Ledalero menuju dua paroki bersangkutan. Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan kesediaan umat untuk menerima kunjungan para frater.
“Di kedua paroki ini, kami diutus ke setiap stasi dan mengadakan beberapa kegiatan bersama umat. Kegiatan yang dijalankan itu antara lain katekese, ibadat sabda atau doa bersama, kunjungan ke sekolah-sekolah dan terlibat dalam aktivitas harian umat,” kata Frater Efodius.
Sejauh ini, lanjut Frater Efodius, umat terkesan sangat antusias menerima kunjungan para frater Ledalero. Kebanyakan umat menilai kehadiran para frater membantu mereka dalam penghayatan iman serta menambah wawasan mereka terkait perkembangan dunia saat ini.
Koordinator Frater Tingkat II Pater Juan Orong, SVD ketika diwawancara Seminariledalero.org pada Sabtu (19 November 2016) pagi, menegaskan eksposur menjadi kesempatan berharga bagi para frater untuk bercermin pada gaya hidup umat. Melalui kegiatan eksposur, kata Pater Juan, para frater melihat dan mendengar sesuatu dari umat dan sekalius memperlihatkan atau memperdengarkan sesuatu kepada umat.
“Dengan demikian, ada dua gerakan dalam eksposur yakni dari umat kepada frater dan dari frater kepada umat. Terjadi semacam pemajangan, para frater mengekspos diri apa adanya, umat pun menunjukkan diri apa adanya,” kata Pater Juan.
Berkenaan dengan kegiatan ini, Pater Juan berharap agar para frater sanggup membuat refleksi lalu merancang dan melaksanakan aksi nyata. Aksi nyata tersebut pertama-tama mengacu pada diri sendiri, dan selanjutnya mengacu pada model pastoral seperti apa yang cocok dengan kondisi umat.
“Eksposur bukanlah kesempatan untuk berekreasi atau liburan akhir pekan, melainkan kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri dan memberdayakan umat. Berkaitan dengan pemberdayaan umat, para frater dianjurkan supaya tidak mengambil alih tugas umat dalam peribadatan. Frater hanya membantu memperkuat iman umat,” tegas Pater Juan.
Pater Juan menginformasikan, selain mengunjungi umat di paroki-paroki para frater juga akan mengunjungi kelompok-kelompok kategorial tertentu. Kelompok kategorial tersebut antara lain penghuni rumah jompo, panti asuhan, komunitas pemulung dan para narapidana.

Frater Yovan Rante, SVD

Tutup Tahun Kerahiman Allah, Ledalero Adakan Adorasi

Dua frater berjaga sambil berdoa di depan
Sakramen Mahakudus di Kapel Agung Ledalero,
Sabtu (19 November 2016).
Seminariledalero.org - Berkenaan dengan penutupan Tahun Kerahiman Allah pada hari ini, Minggu (20 November 2016), Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero mengadakan adorasi Sakramen Mahakudus selama 24 jam dan pengakuan dosa pribadi. Adorasi dan pengakuan dosa ini diadakan pada Sabtu (19 November 2016).
Berdasarkan pantauan Seminariledalero.org, adorasi Sakramen Mahakudus ini dipusatkan pada empat titik yakni Kapel Agung Seminari Tinggi Ledalero, Kapel Unit St Yosef Freinademetz, Kapel Unit St Rafael dan Kapel Unit St Arnoldus Janssen Nitapleat. Sedangkan pengakuan dosa pribadi diadakan di Kapel Agung dan Rumah Jompo Biara Simeon Ledalero.
Adorasi di Kapel Unit St Rafael,
Sabtu (19 November 2016).
Moderator Seksi Liturgi Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Pater Ignas Ledot, SVD kepada Seminariledalero.org mengatakan kegiatan pada penutupan Tahun Kerahiman Ilahi ini agak berbeda dengan acara pembukaan pada 8 Desember 2015 lalu. Pada acara penutupan ini, adorasi Sakramen Mahakudus tetap diadakan, tetapi dengan penekanan pada aspek misioner yaitu dengan melibatkan umat di sekitar Komunitas Ledalero.
“Demi memudahkan umat untuk terlibat dalam kegiatan ini, adorasi Sakramen Mahakudus tidak lagi dipusatkan di Kapel Agung saja tetapi dibagi ke unit-unit. Dengan demikian, para frater bisa mengundang umat di sekitar unit masing-masing agar secara bersama-sama mengaku dosa dan menimba rahmat Kerahiman Allah,” kata Pater Ignas.
Pater Ignas merefleksikan, Tahun Kerahiman Allah ini memiliki makna tersendiri bagi anggota Komunitas Seminari Tinggi Ledalero, terutama dalam kaitannya dengan semangat pertobatan. Menurut penilaian Pater Ignas, akhir-akhir ini semangat pertobatan - khususnya dalam hal pengakuan dosa pribadi – sudah semakin mengendur.
Adorasi Sakramen Mahakudus di
Kapel Unit St Arnoldus Nitapleat,
Sabtu (19 November 2016).
“Padahal dalam kenyataannya kita, para biarawan, adalah manusia-manusia rapuh yang rentan tercebur dalam kolam dosa. Perjalanan panggilan kita pun tidak selalu mulus, ada pengalaman jatuh dan bangun. Oleh sebab itu, kita perlu dibebaskan oleh cinta dan Kerahiman Allah,” kata Pater Ignas.
Pater Ignas menginformasikan bahwa sepanjang Tahun Kerahiman Allah ini, Seminari Tinggi Ledalero juga mengadakan beberapa kegiatan lain yang terbingkai dalam semangat memperlihatkan Kerahiman Allah kepada sesama. Kelompok sasar dari kegiatan ini, lanjut Pater Ignas, adalah kaum terpinggirkan dalam umat dan masyarakat.
“Berdasarkan rekomendasi Kapitel Provinsi SVD Ende XXII, komunitas terpinggirkan yang harus dirangkul adalah penyintas HIV/AIDS dan korban perdagangan manusia (human trafficking). Oleh karena itu, dalam banyak kegiatan anggota komunitas ini telah berjuang menghapus stigmatisasi negatif masyarakat terhadap penyintas HIV/AIDS dan membantu korban perdagangan orang untuk mendapatkan keadilan hukum,” kata Pater Ignas.
Sementara itu, Ketua Seksi Liturgi Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Frater Erik Eureka, SVD mengatakan kegiatan adorasi Sakramen Mahakudus dan pengakuan dosa pribadi ini berjalan lancar. Para frater, bruder, imam dan segenap umat terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini.
“Secara pribadi, saya merasa sangat tersentuh dengan adorasi Sakramen Mahakudus dan pengakuan dosa pribadi ini. Berjaga di depan Sakramen Mahakudus memberikan saya kekuatan baru, sedangkan pengakuan dosa membuat saya merasa dibebaskan dan sekaligus merasa sangat disayang Allah,” kata Frater Erik.

Frater Yovan Rante, SVD

Wednesday, November 16, 2016

Seksi PU Galakkan Program Pembersihan Sampah

Beberapa frater terlihat sedang bekerja memindahkan sampah
ke truk Seminari Ledalero.
Tampak dari kiri ke kanan: Frater Villan, Frater Arvin,
Frater Justin, Frater Venty dan Frater Budy
seminariledalero.org - Seksi Pekerjaan Umum (PU) Seminari Tinggi St Paulus Ledalero menggalakkan program pembersihan sampah yang tersebar pada beberapa titik dalam kompleks seminari. Program pembersihan sampah ini merupakan salah satu prioritas utama Seksi PU sepanjang masa jabatan 2016-2017.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Seksi PU Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Frater Venty Serundi, SVD pada Selasa (15 November 2016) sore. Frater Venty yang baru saja terjun langsung bekerja membersihkan sampah di belakang dapur umum bersama para frater dari Unit St Agustinus dan Unit St Gabriel menegaskan keprihatinan akan menumpuknya sampah pada beberapa titik menjadi dasar dari program ini.
“Kami mengamati bahwa sampah yang bertumpuk-tumpuk sudah menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup anggota komunitas ini. Sampah-sampah tersebut tersebar pada beberapa titik terutama di belakang dapur umum komunitas dan wilayah sekitar kampus STFK Ledalero,” katanya.
Sebagai bentuk aplikasi nyata dari program ini, lanjut Frater Venty, pihaknya sudah melibatkan semua frater yang tersebar di tujuh unit. Para frater ini diberi tugas membersihkan sampah sekali dalam sebulan.
“Sampai dengan saat ini, pembersihan sampah berupa pembongkaran dan pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir di Waturia sudah dilakukan beberapa kali. Secara sepintas, sampah-sampah tersebut jumlahnya tidak seberapa. Namun saat dilakukan pembongkaran, sampah-sampah itu ternyata sangat banyak sebab tidak pernah dibereskan sejak bertahun-tahun lalu,” kata Frater Venty.
Frater Venty mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekannya sesama frater yang sudah berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program ini. Menurut dia, kerja sama ini menjadi modal bagi terciptanya lingkungan seminari yang bersih dan sehat.
Sementara itu, Prefek Koordinator Peter Ito Dhogo, SVD saat diwawancarai Seminariledalero.org pada Rabu (16 November 2016) mengapresiasi inisiatif Seksi PU dalam menggalakkan program pembersihan sampah ini. Menurut Pater Ito, selain mengarah pada terciptanya lingkungan bersih, program ini juga menjadi latihan bagi para frater agar semakin peka terhadap kelestarian lingkungan.
“Menurut Kitab Kejadian, Allah menugaskan manusia untuk menakhlukkan bumi dan menguasainya. Perintah ini bukan terutama agar manusia bebas mengeksploitasi alam, melainkan agar manusia memelihara dan melestarikannya. Para frater di Ledalero juga diberi tanggung jawab untuk membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggalnya,” kata Pater Ito.
Disaksikan Seminariledalero.org hasil dari program pembersihan sampah yang digalakkan Seksi PU ini sudah mulai tampak. Sampah yang sebelumnya menggunung di belakang dapur umum dan beberapa tempat lainnya kini mulai berkurang.

Frater Yovan Rante, SVD

Saturday, November 12, 2016

Komunitas Ledalero Ikuti Sosialisasi Filariasis

Para frater mengikuti sosialisasi filriasis
Seminariledalero.org - Segenap anggota komunitas Seminari Tinggi Ledalero mengikuti sosialisasi dan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis (penyakit kaki gajah) di Aula St Thomas Aquinas, Sabtu (12 November 2016) pagi. Sosialisasi dan POPM Filariasis yang dihadiri para imam, bruder, frater dan karyawan-karyawati Ledalero ini diprakarsai Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.
Disaksikan Seminariledalero.org, materi sosialisasi dibawakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr. TC Hillers Maumere dr. Asep Purnama, didampingi Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinkes Sikka Telly Gandut dan Kepala Puskesmas Nita Karolus Marfa. Setelah sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan dan POPM Filariasis yang didampingi para petugas kesehatan gabungan dari Dinkes Sikka, RSUD dr. TC Hillers dan Puskesmas Nita.
Dokter Asep dalam materi sosialisasi yang dibawakannya menegaskan bahwa filariasis merupakan satu dari sekian banyak penyakit berbahaya yang mengancam kelangsungan hidup masyarakat Kabupaten Sikka. Mengacu pada data terakhir, kata dokter Asep, Kabupaten Sikka menempati posisi ke-3 di NTT yang menyumbang pasien filariasis terbanyak.
“Segala bentuk sosialisasi sudah kami jalankan, tetapi masyarakat belum sadar juga untuk menjaga kesehatan dan mengonsumsi obat filariasis. Mereka beranggapan bahwa mendengar sosialisasi atau mengonsumsi obat menyita waktu, padahal itu terjadi sekali saja dalam setahun,” kata dokter Asep.
Berkenaan dengan tantangan tersebut, dokter Asep memohon kesediaan para imam, bruder dan frater di Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero untuk turut berpartisipasi menyadarkan umat akan pentingnya menjaga kesehatan dan perlunya mengonsumsi obat filariasis. Menurut dia, penyadaran yang diprakarsai kelompok religius biasanya lebih efektif bila dibanding penyadaran yang dibuat para petugas kesehatan.
Seorang peserta kegiatan, Frater Clemens Manek, SVD ketika diminta komentarnya terkait sosialisasi dan POPM Filariasis ini menegaskan dirinya mendapat banyak pengetahuan baru terkait masalah kesehatan, khususnya penyakit kaki gajah. Pengetahuan ini, kata Frater Clemens, sangat berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi umat yang membutuhkannya.
Peserta lainnya, Frater Boy Laba, SVD menyatakan niatnya untuk semakin meningkatkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan masyarakat, kata Frater Boy, sangat bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing orang.

Frater Yovan Rante, SVD

Friday, November 4, 2016

FRATER UNIT MIKHAEL BERMISI DI PAROKI BOLA

seminariledalero.org - Frater-frater  Unit St Mikhael mengadakan kegiatan misi di Paroki St Martinus Bola sejak Jumat (28 Oktober 2016) sampai Minggu (30 Oktober 2016). Kegiatan yang diikuti seluruh anggota Unit Mikhael ini  diadakan dalam rangka memaknai Hari Minggu Misi Sedunia ke-90 yang sedianya sudah berlangsung seminggu lalu.
Dalam acara penyambutan di pusat paroki, Pastor Kepala Paroki Bola Romo Arnol Ladjar, Pastor Rekan Romo Willi Boy, anggota DPP dan beberapa umat menerima para frater dengan ramah. Sebagai awal kata dan awal perjumpaan, Romo Arnol memperkenalkan profil Paroki St Martinus Bola kepada rombongan frater.
“Paroki ini didirikan pada 1984 dan ditahbiskan oleh Uskup Agung Donatus Djagom, SVD pada tanggal 22 Juli 1986. Paroki Bola terdiri dari tujuh stasi yakni Stasi Bola, Watukrus, Wojong, Wolonwalun, Wolokoli, Pomat dan Hokor,” jelasnya.
Romo Arnol melanjutkan, dirinya bersama seluruh umat Paroki Bola sangat berterimakasih kepada frater-frater Unit Mikhael yang telah memilih Paroki Bola untuk menjalani kegiatan Minggu Misi. Biasanya dengan kehadiran frater-frater seperti ini akan membawa sebuah penyegaran rohani bagi umat di Paroki Bola.
Terkait kegiatan ini, Wakil Ketua Unit Mikhael, Frater Alvians Buan Teluma, SVD menerangkan bahwa sebanyak 36 anggota unit terlibat aktif. “Anggota unit yang terlibat terdiri dari 29 Frater Tingkat I, 4 Frater Tingkat II, 2 Frater Tingkat V dan seorang Pater pendamping,” katanya.
Frater Alvians melanjutkan, dalam kegiatan Minggu Misi ini ada beberapa kegiatan yang diselenggakan, yakni doa rosario bersama umat di stasi, lingkungan dan di KBG-KBG; kunjungan ke sekolah-sekolah baik SD, SMP maupun SMA; pertandingan persahabatan bersama OMK dan katekese.
Anggota Unit Mikhael Frater Sefri Koa, SVD mengatakan kegiatan minggu misi kali ini sangat menarik karena para frater hadir dengan membawakan dua tema katekese yang sangat aktual, yakni Human Trafficking dan HIV/AIDS atau ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Anggota Unit Mikhael lainnya, Frater Kalfin Pala, SVD ketika dimintai kesannya menerangkan bahwa umat di lingkungannya cukup aktif untuk membahas tema katekese yang dipaparkan kepada mereka. “Saya tidak membayangkan bahwa akan banyak umat yang hadir dalam katekese ini. Rupanya tema katekese cukup menyentuh realitas hidup mereka sehingga sharing pengalaman berjalan lancar, hidup dan mengesankan,” kata Frater Kalfin.
Sementara itu, Pastor Kepala Paroki Bola Romo Arnol Ladjar mengatakan, tema katekese yang frater-frater bawakan sangat  sesuai dengan situasi umat di Paroki Bola. Selama ini sudah banyak yang menjadi korban perdagangan orang, tetapi umat kurang peka untuk menyadarinya.
“Sedangkan untuk orang-orang yang mengidap HIV/AIDS ada juga di Kecamatan Bola dan khususnya wilayah Paroki Bola ini, tetapi mereka masih sembunyi-sembunyi. Ada orang yang menangani mereka secara rahasia dan tidak diketahui oleh orang banyak.”

[Frater Frids Talan, SVD].