Monday, February 27, 2017

Ledalero Gelar Turnamen “Rektor Cup”


Seminariledalero.org - Komunitas Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero menggelar turnamen tahunan bertajuk “Rektor Cup”. Turnamen ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Ledalero Pater Frans Ceunfin, SVD dalam upacara pembuka yang berlangsung di lapangan sepak bola Wairpelit, Minggu (26/2). Hadir dalam upacara pembuka ini Prefek Koordinator Pater Ito Dhogo SVD, Pater Bernardus Boli Ujan SVD, dan para frater.
          Berbeda dengan turnamen pada tahun-tahun sebelumnya, Rektor Cup tahun ini tidak hanya menjadi ajang tunjuk kebolehan dari para frater di masing-masing unit dalam cabang sepak bola dan bola voli, melainkan juga ajang unjuk kebolehan dalam hal memasak. Berdasarkan informasi yang diterima seminariledalero.org, para frater, yang diwakili oleh lima frater dari masing-masing unit, juga akan unjuk kepandaian dalam mengolah makanan.
          Pater Frans dalam wejangannya mengungkapkan turnamen Rektor Cup merupakan salah satu kegiatan penting dalam formasi di Ledalero. Dalam komunitas biara, kata Pater Frans, rektor adalah lambang kesatuan, juga tanda bahwa semua anggota biara adalah saudara. “Kalau teman kita bisa cari, tetapi saudara dihadiahkan kepada kita,” kata Pater Frans.
          Pater Frans mengharapkan agar semua frater yang terlibat dalam turnamen ini menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. “Berjuanglah sebaik-baiknya untuk menjadi juara dengan cara yang baik. Berjuanglah dalam semangat persaudaraan,” kata Pater Frans.
          Sementara Wakil Ketua Seksi Olahraga Frater Rian Dajong SVD, usai acara pembuka, mengungkapkan turnamen ini dimaksudkan untuk mempekukuh persaudaraan, baik di dalam unit maupun dengan konfrater dari unit lain. “Hasil akhir pertandingan sangat ditentukan oleh kerja sama dari tim yang bertanding. Karena itu, kerja sama dan kekompakkan sangat penting,” kata mahasiswa Semester VI STFK Ledalero ini.
          Usai upacara pembuka, duel seru tersaji dalam pertandingan perdana yang mempertemukan juara sepakbola Pesfam 2016 Unit Agustinus dan Unit Arnoldus Janssen Nitapleat. Pertandingan yang dipimpin oleh Frater Yanto Lobo, SVD ini berakhir dengan kemenangan telak untuk Unit Agustinus dengan skor 2-0 berkat dua gol yang dilesakkan oleh Frater Ipi Taus, SVD.
          Frater Ipi yang ditemui usai pertandingan mengungkapkan rasa gembiranya atas kemenangan ini. Diakuinya, dua gol yang dilesakkannya merupakan hasil kerja sama apik tim. “Ini merupakan awal yang baik bagi langkah unit Agustinus selanjutnya. Semoga pada pertandingan berikutnya, kami berhasil mempertahankan performa seperti ini,” kata striker Arsenal U-23 ini.  

(fr. Harr Janssen)

Frater Unit Mikhael Rekreasi Kreatif di Waturia

Seminariledalero.org - Sebanyak tiga puluh lima orang Frater Unit St. Mikhael dan satu orang Pater Prefek mengadakan malam rekreasi kreatif di Pantai Waturia – Maumere, Sabtu (25 Februari 2017). Kegiatan malam rekreasi kreatif yang dicanangkan oleh seksi acara Unit St. Mikhael yang bernaung di bawah tema “Bakar” bertujuan untuk memaknai nilai kekompakan dan kerja sama  serta membakar kembali api semangat panggilan hidup setiap frater.
          Acara malam rekreasi kreatif ini dibuka dengan acara pemaknaan atas tema “Bakar” dari lima frater. Selanjutnya acara pembakaran obor oleh pengurus unit, musikalisasi puisi, penarikan undian untuk mata acara yang harus dibawakan oleh setiap frater. Ada acara shering tentang keluarga, shering tentang teman dekat, kronik terhadap salah satu orang anggota unit, bernyanyi dan berbalas pantun. Dan seluruh rangkaian acara malam rekreasi kreatif diakhiri dengan acara api unggun.
Frater Ono menerangkan pemaknaannya atas tema yang dipilih, “Bakar berarti kita harus membakar semak-semak duri kehidupan kita.” Sementara itu keempat frater lainnya menambahkan; Frater Us, “bakar berarti kita harus membakar masa kelam kita.” Frater Riki, “bakar berarti kita harus membakar api panggilan suci kita.” Frater Yono, “bakar berarti kita harus membakar api perjuangan kita yang tengah dijalani.” Frater Anno, “bakar berarti kita harus membakar afeksi kita sehingga semakin matang.”
Prefek Unit St. Mikhael, Pater Petrus Christologus Dhogo, SVD, dalam kesan dan pesannya menjelaskan bahwa ia sangat bangga dengan kreativitas dan bakat-bakat yang diaktualisasikan oleh setiap frater. “Saya sangat bangga atas kreativitas dan bakat-bakat yang kalian aktualisasikan di lembaga formasi ini. Hal seperti inilah yang seharusnya kita lakukan sebelum beralih ke tempat misi,” tegasnya.
Pater Ito Dhogo, SVD menambahkan, “semoga dengan adanya kegiatan ini kalian semua bisa saling memperkaya diri satu sama lain. Semoga kalian juga bisa memahami arti api yang akan kita nyalakan sebentar dalam acara api unggun. Dan kalian harus ingat bahwa kayu-kayu yang digunakan untuk api unggun itu ada yang kecil dan ada pula yang besar. Semua itu menggambarkan diri kita. Ada yang berbadan besar dan ada yang berbadan kecil; ada yang pendek dan ada yang tinggi, tetapi semua itu memberikan kontribusi yang besar untuk sebuah nyala api yang berkobar besar,” katanya.
Frater Riki Dias, SVD ketika dimintai kesan dan pesannya terhadap kegiatan malam rekreasi kreatif yang telah dilangsungkan, menyampaikan bahwa dirinya merasa puas dan senang. “Saya sangat puas dan senang dengan kegiatan ini karena ada kesempatan untuk mengekspresikan diri. Dan saya berharap bahwa kegiatan ini bisa terulang lagi atau dilanjutkan ke angkatan selanjutnya yang akan menghuni Unit St. Mikhael sehingga para frater bisa belajar berekreasi secara produktif.”




Penulis : 
Frater Frid Talan, SVD

Monday, February 20, 2017

Frater Yan Kalndija Terbitkan Buku Puisi

Fr. Yanuarius Kalndija, SVD
seminariledalero.org - Salah satu anggota kelompok minat Arung Sastra Ledalero (ASAL), Frater Yanuarius Kalndija SVD, menerbitkan satu buku puisi berjudul “Sudah Tidak Ada Puisi di Sini”. Buku kumpulan puisi perdana karya Frater Dijo ini, begitu ia sering disapa, berisi 60 puisi. Kata pengantar buku ini ditulis oleh Pater Paul Budi Kleden SVD, dengan tulisan berjudul Utopia Puisi dan epilog ditulis oleh Mario F. Lawi.
Frater Dijo dalam pengantar buku ini mengungkapkan bahwa pada awalnya menulis puisi baginya hanya sebatas keinginan yang terlahir begitu saja. Pengalaman-pengalaman yang semakin bertambah dan perjumpaan-perjumpaan dengan berbagai orang meyakinkannya untuk menghargai keinginan ini secara pantas. Maka, berpuisi adalah kewajiban yang mesti dilakukan. “Mengabaikannya berarti mengkhianati diri sendiri, mengkhianati orang lain, juga Tuhan sebagai pencipta,” katanya.
Frtaer Dijo mengakui bahwa puisi-puisi yang termaktub dalam buku perdananya ini merupakan tanggapan sekaligus cara untuk mengingat remah-remah pengalaman yang telah ia alami. Sebab, kata Frater Dijo, bagaimanapun juga ingatan manusia terbatas.
“Setiap pengalaman bisa menjadi akhir sekaligus awal dari sesuatu yang baru. Saya harapkan buku puisi ini menjadi akhir dari penantian saya sekaligus menjadi langkah awal untuk melahirkan karya-karya yang lebih baik di masa mendatang,” kata Frater yang mengikarkan kaul-kaul untuk kekal dalam SVD pada 15 Agustus 2015 ini.
Semantara Pater Paul Budi Kleden, SVD dalam pengantarnya mengungkapkan puisi-puisi dalam kumpulan ini sebagian besarnya adalah pembicaraan si tokoh aku, atau dengan Tuhan dalam doa, atau dengan seseorang yang lain. Pembicaraan-pembicaraan ini adalah cerita. Kekuatan penyair ini adalah kemampuannya bercerita dalam larik puisi. Sajak-sajak tentang doa menunjukkan bahwa penyair ber-rumah dalam percakapan dengan Tuhan.
“Rasa betah penyair kita dalam alam reliigi terbaca pula dalam puisi-puisinya yang bertemakan perayaan-perayaan keagamaan. Kreativitas penyair kita menjadikan perayaan-perayaan ini momentum untuk membumikan iman dalam konteks sosial, budaya, dan historis kita,” tulis Pater Budi.
Pater Budi mengungkapkan dengan membaca puisi-puisi karya Frater Dijo ini setiap orang akan diasah untuk menjadi sadar akan tempat dan waktunya sendiri, di mana ia bergerak dan menggerakkan, dipengarahui dan mempengaruhi. Menurut Pater Budi, untuk melihat dan menilai tempat kita secara lebih mendalam kita perlukan utopia, idealisme yang memberi kita keyakinan bahwa yang kita miliki dan hadapi sekarang dapat diubah menjadi lebih baik.
“Kita perlukan utopia yang dapat mengambil langkah maju keluar dari kerumitan persoalan yang tengah kita alami. Dan puisi, termasuk puisi-puisi Yan Kalndija dalam kumpulan ini menyengatkan kesadaran kita akan pentingnya utopia dalam hidup pribadi dan bermasyarakat,” kata Pater Budi.
Frater Dijo merupakan seorang calon misionaris  SVD  yang mendapat tempat perutusan pertama di Latvia. Dalam salah satu puisi pendeknya yang berjudul “Tahbisan di Musim Kemarau” di buku ini, ia menulis: sekali lagi perempuan tua itu tahu/ debu musim kemarau tak mampu/ menyesatkan mata anak-anak lelakinya. Proficiat.




Penulis :
Kristo Suuhardi





Sunday, February 12, 2017

STFK Ledalero Rayakan HUT ke-48

seminariledalero.org - Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-48 pada Sabtu (11/2). Perayaan ulang tahun ini ditandai dengan perayaan ekaristi syukur yang berlangsung di aula Santo Thomas Aquinas Ledalero, Maumere, Sabtu (11/2). Perayaan ekaristi ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah dijalankan sebelumnya, seperti perlombaan paduan suara dan musikalisasi puisi.             
            Perayaan ekaristi yang bernaung dibawah tema “Berapa Roti Ada Padamu?” (Mrk.8:5) ini dipimpin oleh Ketua STFK Ledalero Pater Bernardus Raho SVD. Pater Bernardus didampingi oleh Direktur Program Pascasarjana Magister Teologi Kontekstual Pater Georg Kirchberger SVD, Wakil Ketua I (Bidang Akademik) Pater Otto Gusti Madung SVD, Wakil Ketua III (Bidang Kemahasiswaan) Romo Philip Ola Daen, dan Ketua Yayasan Persekolahan Santo Paulus (Yasspa) Pater Alfons Mana SVD.
Hadir dalam perayaan ekaristi ini 18 imam konselebran, para dosen, pegawai, mahasiswa dan segenap civitas akademika STFK Ledalero. Kor dibawakan oleh para Mahasiswa Semester II dari Konvik Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret dan liturgi ditanggung oleh para mahasiswa dari Konvik Biara Karmel Wairklau.
            Pater Georg Kirchberger SVD dalam khotbahnya mengungkapkan STFK Ledalero perlu merasa ditantang oleh Yesus agar dapat menjadi sumbangan yang baik, sumbangan yang berharga yang bisa digunakan Tuhan untuk keselamatan masyarakat. STFK Ledalero mesti mampu membebaskan dan mengembangkan masyarakat, khususnya orang-orang yang membutuhkan bantuan lembaga ini.
            “Lembaga ini mesti menjadi sumbangan dan sarana yang baik di tangan Tuhan yang bisa membantu orang untuk keluar dari kemalangan. Kita mesti selalu berorientasi pada manusia, bukan terutama untuk mendapatkan akreditasi tetapi untuk membantu mahasiswa agar bisa menjadi roti yang baik,” kata Pater Kirchberger.
Dorong Kerja Sama
Pater Bernardus Raho, SVD
          Sementara Ketua STFK Ledalero dalam kata pembuka perayaan ekaristi mengajak semua civitas akademika STFK Ledalero untuk bekerja sama. Dengan berinspirasikan kisah injil tentang Yesus yang memberi makan empat ribu orang, Pater Bernardus mengatakan bahwa mukjizat penggandaan roti itu terjadi karena adanya kerja sama yang baik antara Yesus yang memiliki kuasa untuk menggandakan roti dan para murid yang memiliki tujuh ketul roti.
            “Yesus menghendaki agar para murid-Nya berkontribusi demi terciptanya mukjizat penggandaan roti itu. Demikian pun halnya dengan kita di STFK Ledalero, mukjizat terjadi kalau masing-masing elemen mau bekerja sama dan berkontribusi maksimal bagi pengembangan lembaga ini,” kata Pater Bernardus.
Pater Otto Gusti SVD, yang menangani bidang akademik, dalam pengarahan awalnya menyinggung maraknya hoax (berita bohong) yang begitu mudah memengaruhi masyarakat. Hoax, kata Pater Otto, memiliki akarnya dalam budaya kita yakni masyarakat yang suka gosip.

Hoax merupakan cerita murahan tanpa data yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka membaca. Akarnya adalah kemalasan, ketidaktekunan, ketidakmampuan untuk beraskese yakni menahan diri untuk suatu hal yang lebih penting dari hidup kita, dan ketidakmampuan untuk bekerja dalam sunyi,” kata Pater Otto. 


Penulis :
Fr. Kristo Suhardi, SVD



Thursday, February 9, 2017

Pater Hendrik Menghidupi Arti Salib

seminariledalero.org - Pater Hendrik adalah seorang beriman Katolik yang mengerti dan menghidupi arti salib. Pater Hendrik juga memiliki kasih yang besar akan dunia ini dan karena itu, ia memilih menjadi seorang misionaris Serikat Sabda Allah. Ia dengan penuh kegembiraan mewartakan kasih Allah itu kepada sesama dan orang-orang yang dilayaninya.
Hal ini diungkapkan oleh Pater Bill Burt, SVD dalam khotbahnya pada misa nara crus Pater Hendrikus Dori Wuwur, SVD di Kapel Agung Ledalero, Rabu (8/2/2017). Pater Hendrik mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, Jumat (3/2/2017) dan dimakamkan di Pekuburan Ledalero, Minggu (5/2/2017).
“Pater Hendrik berdiri tegak di dunia ini. Ia memandang ke atas kepada Allah dan menggantungkan hidupnya dalam kasih dan penyelenggaraan Allah. Ia juga memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Khususnya, sebagai orang yang sudah tua, ia memperhatikan cucu-cucunya yang hampir setiap hari berkerumun di depan kamarnya untuk membaca buku,” kata Pater Bill.
Sementara Rektor Ledalero dalam sapaan singkatnya mengucapkan terima kasih atas semua bentuk dukungan dan partisipasi dari semua anggota komunitas dan keluarga, yang telah membantu keseluruhan acara, dari sejak meninggalnya Pater Hendrik hingga misa nara crusnya. Pater Rektor mengungkapkan semua dukungan dan partisipasi itu merupakan bentuk ucapan terima kasih atas jasa dan pengabdian Pater Hendrik.
Hadir dalam perayaan ekaristi nara crus ini Wakil Provinsial SVD Ende Pater Lukas Jua SVD, Rektor Seminari Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, Ketua STFK Ledalero Pater Bernardus Raho SVD, 24 imam konselebran, biarawan, biarawati, keluarga dari almarhum Pater Hendrik, undangan, dan keluarga besar Seminari Tinggi Ledalero. Kor ditanggung oleh para Siswa Sekolah Menengah Agama Katolik Kewapante.
Perayaan ekaristi nara crus ini bertepatan dengan peringatan Santa Yosefina Bakhita yang meninggal pada 8 Februari 1941 dan dikanonisasi pada 17 Mei 1992 oleh Paus Yohanes Paulus II. Santa Bakhita adalah perempuan Sudan-Afrika, mantan korban perdagangan orang yang menjadi pelindung para korban perdagangan orang. Usai menerima komuni, semua umat yang hadir sama-sama mendoakan doa khusus untuk para korban perdagangan orang.

(Will Lerisam)

Frater Probanis Berbagi Pengalaman TOP di Unit-Unit

seminariledalero.org - Para frater Probanis (Novis Kekal) berbagi pengalaman Tahun Orientasi Pastoral (TOP) mereka kepada para konfrater lainnya di unit-unit. Kegiatan yang menjadi bagian dari pengolahan dan penyerapan pengalaman TOP para frater Probanis ini diadakan pada saat makan malam bersama, Kamis (2/2/2017) pekan lalu.
Disaksikan Seminariledalero.org di Unit St. Rafael, Frater Evan Kumanireng datang berbagi pengalamannya ketika menjalankan masa TOP di Seminari Menengah St. Yudas Tadeus Langgur, Amboina. Menurut Frater Evan, masa TOP merupakan salah satu masa yang sangat penting dalam ziarah hidup membiaranya.
“Saya berangkat ke tempat TOP dengan sebuah keraguan yang besar entahkah saya bisa bertahan atau tidak. Namun pengalaman-pengalaman yang terjadi di tempat TOP telah menguatkan saya untuk kembali dan mempersiapkan diri mengikrarkan untuk kekal tri kaul kebiaraan,” kata Frater Evan.
Selain itu, ia menerangkan bahwa peralihan posisi dari formandi menjadi formator merupakan hal yang menawan. Sebelumnya ia dibina dan di tempat TOP ia menjadi pembina. Meskipun ada juga hal yang menantang dan yang membuatnya ragu, tetapi akhirnya keseluruhan masa TOP dipandangnya sebagai suatu batu loncatan yang membuatnya berani memutuskan untuk melanjutkan jalan kebiaraannya.
“Saya selalu merindukan Seminari Langgur. Bukan karena saya merasa terlalu terikat, tetapi karena di sana saya merasakan apa yang disebut home sweet home. Kerinduan itu akan saya wujudkan dengan melaksanakan petuah semua orang yang berdiam di Komunitas Seminari Langgur yakni meneruskan panggilan saya untuk menjadi Imam,” imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang anggota unit St. Rafael Frater Deni Galus SVD menyatakan ketertarikannya pada kisah pengalaman Frater Evan. Menurut frater Tingkat III ini, kisah itu memotivasi dirinya untuk tekun belajar dan menjalani tata tertib kehidupan seminari secara lebih mendalam. “Agar suatu ketika bisa merasakan indahnya masa TOP,” katanya.

Penulis:
Frater Dennis Hayon, SVD


Sunday, February 5, 2017

Provinsial Pimpin Misa Pemakaman Pater Hendrik

Suasana ibadat pemakaman di pekuburan ledalero
seminariledalero.org - Provinsial SVD Ende Pater Leo Kleden SVD memimpin perayaan ekaristi pemakaman Pater Hendrikus Dori Wuwur SVD di Kapel Agung Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Minggu (5/2/2017). Perayaan ekaristi diawali dengan pembacaan riwayat hidup Pater Hendrik oleh Pater Ve Nahak SVD.
Hadir dalam perayaan ekaristi ini Uskup Maumere Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira SVD, Bupati Sikkan Yoseph Ansar Rera, Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar, Ketua STFK Ledalero Pater Bernardus Raho SVD, Rektor Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, Praeses Ritapiret Romo Philip Ola Daen, 49 imam, biarawan, biarawati, mahasiswa STFK Ledalero, keluarga, dan undangan yang memadati Kapel Agung Ledalero.
            Pater Leo Kleden SVD dalam kata pengantarnya mengungkapkan, sabda Tuhan, “Kamulah garam dunia; kamulah terang dunia”, telah sungguh-sungguh dihidupi oleh Pater Hendrik dalam tugas dan pengabdiannya. Pater Hendrik telah mengabdikan hidup, bakti dan perutusannya untuk melaksanakan amanat Yesus, Tuhan dan Gurunya.  
 “Menurut penyaksian banyak sama saudara dan saya sendiri ingin meneguhkan penyaksian itu, Pater Hendrik Dori sungguh menghayati amanat Yesus ini dengan sepenuh hatinya dalam seluruh hidup bakti dan karyanya. Sebagian besar tugas pengabdiannya sebagai imam Serikat Sabda Allah diabdikan di almamater Ledalero ini. Sebagai dosen ia menuntut banyak sekali dari dirinya,” kata Pater Leo.
Pater Leo mengungkapkan Pater Hendrik selalu mempersiapkan kuliahnya sebaik mungkin, menulis diktat, menerbitakan buku, mempresentasikan bahan melalui power point, membimbing skripsi dan tesis, mengoreksi pekerjaan mahasiswa dengan teliti. Semua tugas ini dikerjakannya dengan disiplin yang luar biasa. Maka tidak heran, ia juga menuntut tanggung jawab besar dari para student,” kata Pater Leo.
Lebih jauh, Pater Leo mengungkapkan Pater Hendrik telah dengan keras melatih para calon imam misionaris melalui teori dan praktik untuk mempersiapkan khotbah dan mewartakan firman dengan sebaik-baiknya. Ia tidak hanya menulis buku sendiri, ia juga melatih para mahasiswa untuk menerbitkan tulisan-tulisan merekadan menginspirasi mereka untuk menghubungkan pewartaan firman dan kesaksian hidup nyata.
Pewartaan dan kesaksian hidup nyata harus digabungkan menjadi satu. Pewartaan tanpa kesaksian hidup itu kosong, kesaksian hidup tanpa pewartaan firman itu bisu, kata Pater Leo.
Dalam bagian akhir khotbahnya, Pater Leo mengungkapkan bahwa dalam tugasnya sebagai dosen sejak dahulu, Pater Hendrik selalu ikut berpikir dan berusaha bagaimana menghubungkan ilmunya yang diberikan di ruang kuliah dengan pengabdian sosial terhadap sesama. Karena itu ia melibatkan diri dalam JPIC.
Ia ikut berpikir bagaimana mencari jalan menolong para pengungsi, menolong para pengintas HIV dan AIDS, membantu anak-anak miskin di sekitar Ledalero. Ia mendirikan taman baca anak-anak. Ia menggairahkan semangat mereka untuk belajar, kata Pater Leo.

Terima kasih
            Sebelum mengantar jenazah Pater Hendrik ke tempat peristirahatan terakhir; perwakilan keluarga, Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera, Wakil Provinsial SVD Ende Pater Lukas Jua SVD, secara berurutan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pater Hendrik atas segala tugas, pengabdian dan karya yang telah dijalankannya selama ia hidup.
            Perwakilan pihak keluarga secara khusus berterima kasih kepada Serikat Sabda Allah yang telah memperhatikan dan membesarkan Pater Hendrik. Keluarga juga berterima kasih, karena SVD telah dengan setia memperhatikan dan merawat Pater Hendrik selama ia menderita sakit hingga ia mengembuskan napasnya yang terakhir.
            Ucapan terima kasih yang sama juga diungkapkan oleh Bupati Sikka. Bupati secara khusus berterima kasih atas jasa Pater Hendrik dalam membangun kabupaten Sikka pada khususnya dan NTT umumnya.

            Sementara Pater Lukas Jua, SVD mengucapkan terima kasih  kepada pihak keluarga yang telah rela menyerahkan Pater Hendrik untuk menjadi anggota Serikat Sabda Allah. Pater Lukas juga berterima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing mendukung tugas, pelayanan dan pengabdian Pater Hendrik sebagai imam misionaris Serikat Sabda Allah. 


Penulis :
Ferdi Djehaut

Friday, February 3, 2017

Selamat Datang ke Rumah Induk, Pater Hendrik

Penjemputan Jenazah pater Hendrik
seminariledalero.org - Selamat datang ke rumah induk, saudara terkasih Pater Hendrikus Dori Wuwur SVD, tempat engkau belajar dan mengabdikan seluruh kehidupan imamatmu. Selamat datang ke Kapel Agung Ledalero tempat engkau merayakan misa sebagai sumber dan puncak kehidupan kristiani sekaligus jantung kehidupan imamatmu. Selamat datang ke tengah komunitas Ledalero, tempat engkau mengalami kasih persaudaraan.
            Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Pater Kletus Hekong SVD, menyampaikan hal ini dalam upacara penjemputan jenazah almarhum Pater Hendrikus Dori Wuwur SVD, di pintu masuk Kapel Agung Seminari Tinggi Ledalero, Jumat (3/2). Pater Hendrik mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Kewapante, Jumat (3/2), pada pukul 06.00 Wita. Pater Hendrik meninggal dalam usia 70 tahun: 49 tahun dalam kaul-kaul kebiaraan sebagai seorang SVD dan 40 tahun dalam imamat.
            Disaksikan seminariledalero.rg, jenazah almarhum tiba di Ledalero pada pukul 16.20 Wita. Jenazah diantar oleh sekelompok Frater yang menjemput jenazah di Rumah Sakit Kewapante, para suster SSpS, beberapa perawat dan ratusan anggota keluarga almarhum. Di Ledalero, jenazah di terima oleh Rektor Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, anggotoa Komunitas Seminari Tinggi Ledalero dan puluhan mahasiswa STFK Ledalero.
            “Tak terasa bahwa kemarin siang (Kamis, 2/2) adalah saat terakhir engkau menikmati santap siang bersama kami, saat terakhir engkau memberikan kuliah. Kepergianmu kami rasa terlalu cepat, tapi kami pasrah pada kehendak Tuhan yang begitu engkau rindukan dan mencintai engkau lebih dari kami semua,” kata Pater Kletus.
Selalu Mencari
            Pater Kletus dalam khotbahnya pada ibadat penjemputan jenazah di Kapel Agung Ledalero menggambarkan Pater Hendrik sebagai tipe pribadi yang selalu tidak puas dengan apa yang ada, dia selalu mencari. Pater Hendrik selalu tidak puas dengan pastoral sebagai bagian praksis dari teologi.
            “Bagi Pater Hendrik, karena ibadah dan terutama perayaan ekaristi adalah jantung kehidupan orang katolik, maka peran homili menjadi sangat sentral. Homili memilik peran sentral karena menghubungkan liturgi sabda dan liturgi ekaristi. Kesadaran ini telah mendorong Pater Hendrik untuk terus mencari bentuk homili yang lebih baik. Pater Hendrik juga mendorong agar para pengkhotbah harus terus mencari cara terbaik untuk berkhotbah,” kata Pater Kletus.
            Pater Kletus mengungkapkan Pater Hendrik merupakan seorang yang setia mencari kebenaran. Pada Jumat (3/2), Pater Hendrik telah menemukan Sang Kebenaran sejati itu. “Sang Kebenaran sejati itu sangat mencintai dia dan sudah pada waktunya bagi dia untuk mengalami pembenaran, yaitu keselamatan kekal,” kata Dosen Hukum Gereja pada STFK  Ledalero.

            Seperti diungkapkan Pater Kletus, hampir seluruh kehidupan imamat Pater Hendrik diabdikan untuk Komunitas Ledalero dan STFK Ledalero. Di STFK Ledalero, Pater Hendrik sesuai dengan bidang keilmuan yang digelutinya, mengampu beberapa matakuliah yakni Homiletik, Metodologi dan Retorika untuk mahasiswa S1 Filsafat serta Khotbah Kasualis pada semester IV program Pascasarjana Teologi khusus untuk mahasiswa calon imam.  

Penulis :
Frater Kristo Suhardi, SVD

Pater Hendrikus Dori Wuwur SVD Meninggal Dunia

Pater Hendrikus Wuwur Dori, SVD
seminariledalero.org - Pater Hendrikus Dori Wuwur SVD meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante pada Jumat (3/2/2017), sekitar pkl. 06.00 Wita. Pater Hendrik dinyatakan meninggal dunia setelah berjuang melewati masa-masa kritis akibat komplikasi beberapa jenis gangguan kesehatan terutama jantung, gula darah dan ginjal.
Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Pater Kletus Hekong SVD ketika ditemui Seminariledalero.org di ruang kerjanya pada Jumat pagi mengatakan, Pater Hendrik dilarikan ke Rumah Sakit St. Gabriel pada Kamis (2/2/2017), sekitar pkl. 18.00 Wita, karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis. Pater Hendrik sempat menerima penanganan kesehatan yang serius dari para petugas rumah sakit, tetapi nyawanya tetap tidak tertolong.
“Pada Agustus 2016 lalu, almarhum menjalani operasi bypassjantung pada salah satu rumah sakit di Surabaya. Atas rahmat Tuhan dan ketelatenan para dokter, operasi tersebut berjalan baik dan normal.Kondisi kesehatan Pater Hendrik membaik danoleh para dokter, beliau diperkenankan pulang ke Komunitas Ledalero, beberapa waktu sesudah operasi,” tutur Pater Kletus.
Pada akhir Desember 2016, lanjut Pater Kletus, almarhum kembali menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, kondisi kesehatan almarhum dinyatakan baik dan normal. Satu-satunya gangguan waktu itu adalah rasa sakit di bagian punggung, sehingga almarhum menjalani pengobatan akupuntur.
“Melihat kondisi kesehatannya yang membaik, almarhum memutuskan pulang ke Komunitas Ledalero pada Minggu (29/1/2017). Sampai di komunitas ini keadaan kesehatannya cukup stabil, hanya saja almarhum mengeluh kesulitan tidur. Keluhan ini tidak sempat ditangani hingga almarhum mengalami penurunan kesehatan yang drastis pada Kamis petang kemarin dan pagi ini mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit milik suster-suster SSpS Kewapante,” kata Pater Kletus.
Menurut Pater Kletus, Pater Hendrik dikenang sebagai seorang dosen dan imam SVD yang tekun, rapi, disiplin dan setia terhadap tugas. Karena kepribadiannya ini, almarhum akan sangat kecewa terhadap mahasiswa-mahasiswa atau para calon imam yang tidak mentaati komitmen hidup bersama.
“Segenap keluarga besar Komunitas Seminari Tinggi ST. Paulus Ledalero merasakan kedukaan yang mendalam atas kepergian saudara kami tercinta Pater Hendrik Dori Wuwur SVD. Kami kehilangan seorang yang hebat justru pada saat kami masih membutuhkan kehadirannya. Selamat jalan Pater Hendrik, doakan kami saudara-saudaramu ini,” ungkap Pater Kletus.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Seminariledalero.org dari Ketua Seksi Liturgi Komunitas Ledalero Frater Erick Eureka SVD, jenazah almarhum diberangkatkan dari RS. St. Gabriel Kewapante pada Jumat (3/2/2017) pkl 15.30 Wita. Ibadat penerimaan jenazah akan diadakan di Kapel Agung Ledalero, sekitar pkl. 16.00 Wita.
“Selanjutnya, almarhum akan disemayamkan di Kapel Agung Seminari Ledalero dan dikebumikan pada Minggu (5/2/2017) pkl. 10.00 Wita. Misa Nara Crus (pemberkatan salib) akan diadakan pada Rabu (8/2/2017), pkl. 17.30 Wita, bertempat di Kapel Agung Seminari Ledalero.

Riwayat Hidup, Pendidikan dan Karya
Seperti tertera dalam buku Metodologi: Seni Menulis Karya Ilmiah karangannya sendiri, mendiang Pater Hendrikus Dori Wuwur lahir pada 21 September 1946 di Bakan, Lembata. Ia belajar Filsafat dan Teologi pada STFK Ledalero, Flores. Tahun 1981 melanjutkan studi dalam bidang Homiletik pada Universitas Westfalen, Münster-Jerman. Tahun 1985 meraih gelar Lizentiat.
Sejak tahun 1985 almarhum menjadi anggota staf dosen pada STFK Ledalero. Tahun 1991 ia mengikuti program doktorat pada Phil. Theol. Hochschule der Steyler Missionsgesellschaft, di St. Augustin-Jerman. Tahun 1998 meraih gelar doktor dalam bidang Misiologi. Pada tahun 2001 sampai 2005, almarhum mendapat SK dari Provinsial SVD Ende untuk menjadi Ketua STFK Ledalero.
Sebagian besar masa kerja almarhum dihabiskan untuk berkarya di STFK Ledalero. Tantangan paling berat yang mesti almarhum jalani adalah kondisi kesehatannya yang terus memburuk dari tahun ke tahun. Perziarahan hidup, panggilan dan karya almarhum pun mesti berakhir bersamaan dengan embusan napasnya yang terakhir pada Jumat (3/2/2017), pada usia 70 tahun 4 bulan dan 13 hari.


Penulis: 

Frater Yovan Rante, SVD