Thursday, April 13, 2017

Teater AlĂȘteia Sukses Pentaskan “Manusia Kotak”

Seminariledalero.org - Kelompok teater alĂȘteia Ledalero sukses mementaskan teater berjudul “Manusia Kotak” karya Frater Ary Kalndija SVD, Selasa (11/4/2017) malam. Kegiatan itu dimulai tepat pukul 20.30 Wita di gedung aula St. Thomas Aquinas Ledalero. Hadir dalam kegiatan ini ratusan penonton baik dari dalam maupun dari luar Komunitas Seminari Tinggi Ledalero.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan puisi Bunga di Taman itu Mati oleh Frater Putra Niron SVD dan puisi  Sebuah Antara oleh Frater Elton SVD. Kedua penyair itu merupakan anggota kelompok ASAL (Arung Sastra Ledalero).
Setelah pembacaan puisi, pemandu acara Frater Erson Reginaldus SVD mengajak para penonton untuk menikmati teater yang dibawakan oleh gabungan para frater dan beberapa mahasiswi awam STFK Ledalero ini.
Pementasan teater berjalan lancar. Setiap pemeran memainkan peranannya dengan baik dan mengesankan. Hal itu membuat para penonton merasa terkesan dan terpukau.
Frater Aris Manehat, seorang penonton dalam kegiatan ini mengatakan, “teater ini penuh dengan makna teologis-biblis, sosial-politis dan kultural. Fakta-fakta sosial diramu sedemikian rupa dengan gaya bahasa sastra sehingga memicu daya tarik penonton.”
Membongkar Kemapanan
Ketika ditanyai pendapatnya tentang pesan yang termuat di balik teater “Manusia Kotak” ini, Frater Ary mengatakan bahwa setiap orang bebas untuk memberikan penilaian dan pandangan terhadap makna yang termuat di balik teater yang dibuatnya itu. Namun, sebagai penulis, dia  mesti menjelaskan inspirasinya  dalam membuat naskah teater ini.
Menurutnya, teater “Manusia Kotak” itu dibuat atas inspirasinya melihat situasi dan kenyataan sosial yang memprihatinkan di mana para pemimpin politik, pemimpin agama, dan para tetua adat cenderung mencari kemapanan. Kemapanan itu dilambangkannya sebagai sebuah kotak.
Ketika para pemimpin politik, para pemimpin agama, dan para tetua adat berada dalam kotak itu, mereka cenderung merasa nyaman dengan situasi yang ada sehingga tidak lagi memerhatikan jeritan orang-orang yang mereka pimpin.
Lebih lanjut Frater Ary mengatakan, kemapanan itu mesti dibongkar. Namun, perubahan tidak mungkin terjadi tanpa sebuah usaha. Dalam teater yang dibuatnya ini, rakyat sendiri yang berusaha membongkar kemapanan para pemimpinnya.
Namun demikian, perubahan tidak harus diusahakan dengan cara kekerasan. Perubahan bisa diusahakan dengan pendekatan-pendekatan yang baik dan manusiawi. Itulah makna yang mau ditampilkan dari teater “Manusia Kotak”.
Frater Rian Setu SVD, seorang penonton dalam kegiatan ini, memberikan komentar yang serupa. Menurutnya, teater “Manusia Kotak” yang ditulis oleh Frater Ary mengandung makna sekaligus perintah untuk membongkar kemapanan para pemimpin politik, pemimpin agama, dan para tetua adat.
Namun, hal itu tidak mesti dilakukan dengan cara revolusi. Perubahan yang diupayakan melalui revolusi selalu butuh korban, karena ada golongan yang pro dan ada golongan yang kontra.
Menurutnya, revolusi memang perlu tetapi untuk konteks kita, revolusi yang dimaksudkan adalah revolusi mental dan revolusi sikap. Hal itu sekurang-kurangnya sudah ditampilkan oleh para pemeran dalam teater yang dipentaskan tersebut.

Penulis: Frater Ferdi Jehalut SVD

Monday, April 10, 2017

Komunitas Ledalero Rayakan Minggu Palma

Komunitas Ledalero rayakan Minggu Palma
Seminariledalero.org - Segenap anggota Komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero merayakan hari Minggu Palma di Kapel Agung Ledalero, Minggu (9/4/2017) pagi. Perayaan ini dipimpin Pater Ansel Doredae, SVD.
Dalam kotbahnya Pater Ansel menekankan dua makna penting perayaan Minggu Palma. Pertama, kata Pater Ansel, Yesus menjadi teladan ketaatan dalam melaksanakan kehendak Allah.
“Dalam melaksanakan misi keselamatanNya di dunia, Yesus rela menderita dan memikul salib-Nya yang amat berat untuk menebus umat manusia yang berdosa. Dia mengosongkan diri-Nya menjadi hamba yang menderita hingga wafat di kayu salib,” kata Pater Ansel.
Karena itu, Pater Ansel menegaskan bahwa perayaan Minggu Palma harus menjadi suatu refleksi yang mendalam tentang arah hidup Yesus yaitu melaksanakan kehendak Bapa dalam ketaatan.
“Apakah sesudah sekian lama menjadi orang Katolik, hidup kita semakin memperlihatkan ketaatan penuh kepada kehendak Allah dalam semua aspek kehidupan kita ataukah malah sebaliknya?” kata Pater Ansel.
Kedua, lanjut Pater Ansel, perayaan Minggu Palma merupakan kesempatan untuk belajar pada kerendahan hati Yesus. Yesus adalah anak Allah yang hidup. Tetapi walaupun Allah, Ia rela mengambil rupa seorang hamba dan mengabdi secara total.
“Yesus Kristus adalah teladan ketaatan yang sangat sempurna. Ia rela mengosongkan diriNya menjadi hamba yang menderita dengan cara wafat di kayu salib,” tegasnya.
Sebagaimana disaksikan Seminariledalero.org, perayaan Minggu Palma ini diawali perarakan dari pendopo timur Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Di tempat itu diadakan upacara pemberkatan daun-daun palma. Usai upacara pemberkatan daun palma, perayaan tersebut dilanjutkan dengan perarakan menuju Kapel Agung.
Turut hadir dalam perayaan ini Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, Wakil Rektor Pater Frans Ceunfin SVD, Ekonom Pater Anton Jemaru SVD, Prefek Koordinator Fratres Pater Ito Dhogo SVD, para imam, suster, bruder dan frater dan umat awam. Perayaan ini juga dimeriahkan kelompok kor para frater dari unit St. Arnoldus Janssen-Nitapleat.

Penulis: Frater Har Janssen, SVD

Teater Aletheia Akan Pentaskan “Kotak”

Seminariledalero.org - Kelompok Teater Aletheia Ledalero akan mementaskan teater berjudul Kotak pada Selasa, (11/4/2017) mendatang di aula St. Thomas Aquinas, Ledalero. Teater ini sejatinya dipentaskan dalam rangka menyongsong pesta Paskah 2017. Dalam pertemuan intern kelompok teater Aletheia, teater yang akan pentas dirancang menggantikan Tablo, guna merenungkan sengsara dan wafat Tuhan.
Frater Selo Lamatapo SVD
Naskah teater Kotak yang akan dipentaskan oleh kelompok teater Aletheia ini ditulis oleh Frater Ari Kaldija, SVD atau yang kerab disapa Dijo. Frater Dijo mengatakan bahwa secara umum teater yang akan dipentaskan ini menggambarkan situasi aktual masyrakat saat ini. Masyarakat kecil dikhianati oleh pemimpin yang seharusnya menuntun mereka.
“Para pemimpin kita saat ini, yang seharusnya menjadi penuntun jalan bagi orang-orang kecil, justru tersesat lebih dahulu. Lalu apa yang terjadi dengan masyarakat kecil?” katanya kepada Seminariledalero.org.
Selain itu, teater ini juga mau menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang kecil dan sederhana. Dalam situasi yang serba sulit dan pelik, ketika para pemimpin tidak bisa diharapkan lagi, orang-orang kecil adalah pilihan lain untuk keluar dari situasi tersebut. “Orang kecil dan sederhana seharusnya bisa juga menjadi penuntun dan penolong bagi  pemimpin mereka,” lanjut Frater Dijo.
Berdasarkan pantauan Seminariledalero.org, kelompok teater Aletheia sudah melakukan semua persiapan yang perlu untuk teater yang akan dipentaskan. Menjelang hari pementasan, kelompok Aletheia semakin meningkatkan persiapan mereka.
Frater Selo Lamatapo SVD selaku ketua Teater Aletheia menyatakan bahwa persiapan mereka sudah hampir matang. “Kami sudah melakukan persiapan dengan baik. Setelah latiahan yang akan diadakan dua kali lagi, kami siap tampil,” ungkapnya.

Penulis: Frater Hans Syukur, SVD

Sunday, April 9, 2017

Pater Vande Ajak Warga Ledalero Hidup Sesuai Meterai Allah

Seminariledalero.org - Pada ibadat tobat di Kapel Agung Ledalero, Jumat (6/4/2017) sore, Pater Vande Raring SVD mengajak semua anggota komunitas agar hidup sesuai meterai Allah. Menurut dia, pilihan hidup seperti ini sanggup membebaskan orang dari bayang-bayang buruk tentang diri sendiri dan juga memampukan dia untuk menghargai martabat orang lain.
“Marilah kita hidup berdasarkan meterai yang diberi Allah, bukan meterai yang diberi manusia. Marilah kita sadari bahwa kita semua memiliki meterai yang indah tersebut dalam diri kita masing-masing,” kata Pater Vande.
Menurut Pater Vande, salah satu kecenderungan manusia sekarang ini adalah memberikan cap atau stigma buruk mengenai orang lain. Stigma tersebut sangat kuat pengaruhnya dalam melumpuhkan kepribadian orang lain.
Selain itu, kecenderungan lain yang dimiliki manusia adalah memberikan stigma buruk tentang dirinya sendiri. Bersikap pasrah terhadap kelemahan diri, kata dia, merupakan salah satu ciri dari pribadi yang telanjur memberi stigma buruk tentang dirinya sendiri.
“Marilah kita pada perayaan Paskah kali ini meninggalkan kebiasaan buruk kita yang kerap memberi stigma negatif, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kita sadari diri kita dan sesama kita sebagai pribadi-pribadi yang telah diberi meterai oleh Allah,” ajaknya.
Disaksikan Seminariledalero.org, ibadat tobat ini dihadiri juga oleh Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, anggota dewan rumah, para imam, suster, bruder, frater, karyawan dan karyawati. Setelah ibadat tobat, segenap anggota komunitas diberi kesempatan untuk mengaku dosa di pembimbing rohani masing-masing.       


Penulis: Frater Yovan Rante, SVD
  

Unit Yosef Freinademetz Juarai Rektor Cup 2017

Seminariledalero.org - Unit St. Yosef Freinademetz akhirnya keluar sebagai juara dalam turnamen Rektor Cup 2017 setelah melakoni laga final melawan Unit St. Rafael yang berlangsung di lapangan sepak bola Waerpelit, Sabtu (8/4/2017) sore. Gol kembar dari kapten kesebelasan Unit Yosef, Luis Mite, pada menit ke-40 dan menit ke-60 berhasil membuat Unit Yosef unggul atas Unit Rafael.
Pada menit-menit awal, permainan antara kedua kesebalasan berlangsung dalam tempo sedang tanpa peluang yang berarti. Peluang  pertama untuk mencetak gol didapat oleh Unit Rafael melalui tendangan bebas Yonas Selai pada menit ke-20.
Namun tendangan keras terukur dari penyerang Unit Rafael tersebut masih membentur mistar gawang Unit Yosef yang dijaga oleh Riko Putra. Tensi permainan sedikit meningkat ketika pada menit ke-29 bek Unit Rafael, Rian Nabi,  melakukan pelanggaran hand ball hampir di dalam kotak pinalti.
Saling serang antara kedua kesebelasan terus berlangsung, hingga peluang kembali didapat oleh Unit Yosef melalui tendangan keras Mario Gero. Namun tendangannya masih melambung di atas mistar gawang Rian Dajong.
Gol baru tercipta pada menit ke-38 setelah Fariz Riwu berhasil melepaskan tendangan terukur dari luar kotak pinalti. Unit Rafael unggul 1-0 atas Unit Yosef. Keunggulan Unit Rafael tidak bertahan lama. Pada menit ke-40, umpan silang yang diberikan Atel Lewokeda dari sisi kiri pertahanan Unit Rafael berhasil dimaksimalkan oleh Luis Mite melalui tandukan.
Luis Mite kembali mencetak gol pada menit ke-60 setelah memanfaatkan bola kemelut di depan gawang Rian Dajong. Unit Yosef Unggul 2-1 atas Unit Rafael. Kedudukan tetap bertahan hingga wasit meniup peluit panjang mengukuhkan kemengan Unit Yosef Freinademetz.
Selain keluar sebagai juara I Piala Rektor 2017, dua pemain Unit Yosef juga masuk nominasi pemain terbaik yang diraih oleh Luis Mite dan gelar pencetak gol terbanyak diraih oleh Atel Lewokeda. Penghargaan yang diterima oleh kedua pemain ini melengkapi kesempurnaan kesebelasan unit Yosef Freinademetz yang berhasil keluar sebagai juara I.
Mater Kehi selaku manajer kesebelasan Unit Yosef Freinademetz mengaku sangat bangga atas prestasi yang telah diraih oleh anak-anak asuhnya.
“Ini merupakan petandingan terbaik dari Unit Yosef sehingga mampu meraih gelar juara. Terima kasih kepada semua pemain yang sudah bekerja keras dan semua pendukung yang setia membantu,” ujarnya kepada Seminariledalero.org.

Penulis: Frater Hans Syukur, SVD


Frater Novis Kekal Adakan “Live In” di Paroki Soa

Seminariledalero.org - Para frater Novis Kekal Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengadakan kegiatan live in dan asistensi Paskah di Paroki Salib Suci Soa, Bajawa. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 7 hingga 17 April mendatang.
Kegiatan ini akan diikuti oleh Pendamping Fratres Novis Kekal, Pater Maximus Manu SVD dan 20 frater. Di Paroki Soa, para frater akan dibagi ke dalam komunitas umat basis.
Pater Maxi dalam keterangannya di Ledalero, Rabu (5/4/2017), mengatakan selama berada di Paroki Soa, para frater novis kekal akan menjalankan dua kegiatan utama yaitu merayakan Paskah bersama umat dan melakukan kegiatan analisis sosial. Menurut Pater Maxi, dalam kegiatan analisis sosial tersebut, para frater akan turun ke tengah umat untuk mendengarkan dan merumuskan masalah-masalah yang dihadapi umat.
“Pada sesi pertama para frater akan membuat pertemuan kelompok umat basis dengan jumlah 10-15 orang. Sedangkan untuk melakukan pendalaman, para frater akan mengadakan pertemuan dengan 2-3 orang untuk mendengarkan secara terperinci berbagai persoalan yang mereka hadapi,” katanya.
Untuk membantu kegiatan analisis sosial tersebut, para frater akan menggunakan modul yang telah disiapkan Pater Philipus Panda Koten SVD. Setelah melakukan analisis sosial, para frater akan membuat laporan dari persoalan-persoalan yang didiskusikan.
 Selain melakukan kegiatan analisis sosial, kegiatan live in ini juga akan diisi dengan pertandingan bola kaki dan bola voli. Dalam rancangannya, pertandingan ini akan dibuat dengan kelompok orang muda. Sebagai penutupan seluruh kegiatan, akan diadakan juga malam kesenian dan tayangan film dokumenter yang sudah disiapkan oleh para frater novis kekal.


Penulis: Frater Har Janssen, SVD

Friday, April 7, 2017

Songsong Paskah, Frater Ledalero Intensif Latihan Kor

Seminariledalero.org - Menyongsong perayaan Paskah 2017, para frater Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengintensifkan latihan kor di unit masing-masing. Latihan kor yang sebelumnya dijalankan secara fakultatif setiap Rabu dan Sabtu petang kini mulai diwajibkan. Beberapa unit bahkan berinisiatif mengisi waktu-waktu luang dengan berlatih kor.
“Seperti biasa, tugas menanggung kor pada Paskah tahun ini dipercayakan kepada enam unit tempat tinggal para frater. Pembagian tugas tersebut sudah kami tetapkan sejak Januari, sedangkan proses latihannya menjadi tanggung jawab para pengurus musik vokal di masing-masing unit,” demikian diungkapkan Ketua Pengurus Musik Vokal Frater Johan Seran SVD di Ledalero, Senin (3/4/2017).
Menurut Frater Johan, pembagian tugas menanggung kor dimulai pada Hari Minggu Palma yakni Unit St. Arnoldus Janssen Nitapleat. Selanjutnya kor Kamis Putih ditangani Unit St. Agustinus, kor Jumat Agung Unit St. Gabriel, kor Sabtu Suci Unit St. Rafael, kor Minggu Paskah Unit St. Yosef Freinademetz, dan kor Paskah hari kedua Unit St. Mikhael.
“Besar harapan kami, semua frater berperan aktif dalam setiap tahapan latihan di unit masing-masing. Penyajian lagu yang baik pada perayaan Paskah nanti hanya mungkin tercapai jika proses latihan dijalankan dengan serius,” kata Frater Johan.
Spemikiran dengan Frater Johan, Ketua Pengurus Musik Vokal Unit St. Agustinus Frater Kristo Harus SVD mengungkapkan harapannya untuk bisa tampil maksimal pada perayaan Paskah nanti. Frater Kristo bersama rekan-rekannya dari Unit St. Agustinus akan membawakan kor pada perayaan Kamis Putih.
“Kami sudah beberapa kali mengadakan latihan kor bersama. Hampir semua lagu telah dikuasai. Proses latihan yang kami lakukan beberapa hari ke depan lebih difokuskan pada dinamika dalam menyanyi,” kata Frater Kristo.
Menurut Frater Kristo, ada beberapa tantangan yang dialami pihaknya ketika mengadakan latihan kor di Unit St. Agustinus. Tantangan paling berat adalah adanya anggota unit yang tidak suka bernyanyi dan mangkir dari latihan bersama.
“Namun saya tetap optimis bahwa unit kami akan bernyanyi dengan baik. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, latihan pada hari-hari terakhir biasanya dijalankan secara lebih baik,” tambahnya.

Penulis: Frater Yovan Rante, SVD


Sunday, April 2, 2017

Frater Tingkat V Hayati Hidup Kaum Pinggiran

seminariledalero.org - Para frater Tingkat V Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero menghayati cara hidup kaum pinggiran melalui keterlibatan langsung dalam keseharian hidup beberapa kelompok pinggiran di Kota Maumere. Kegiatan yang digagas dosen matakuliah Teologi Sosial Politik Pater John Prior SVD ini berlangsung setiap Sabtu, dimulai sejak awal Februari lalu.
Sebanyak 20 frater Tingkat V diutus menuju tiga kelompok sasaran yakni kelompok pemasak di RSUD T.C. Hillers Maumere, kelompok cleaning service di Hotel Sylvia Maumere dan komunitas penyintas HIV/AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Flores-Support Maumere.
Pater John Prior SVD dalam pengarahan awalnya mengatakan situasi sosial politik Indonesia sering kali menempatkan masyarakat kecil ke posisi terpinggirkan. Mereka kerap diperlakukan secara tidak adil, hak dan martabat mereka kurang diperhatikan.
“Dengan melibatkan diri bersama mereka, kalian telah memilih untuk berada di pihak kelompok terpinggirkan. Kalian diminta untuk merasakan suka duka hidup mereka dan berteologi sesuai konteks kehidupan mereka,” kata Pater John, awal Februari.
Frater Venty Serundi SVD bersama delapan frater lainnya yang memilih kelompok terjun di dapur RSUD T.C. Hillers Maumere mengaku sangat tergugah dengan pengalaman keterlibatannya bersama ibu-ibu pemasak di rumah sakit. Menurut kisah Frater Venty, tinggi atau rendahnya upah tidak memengaruhi luhurnya semangat pelayanan para pemasak.
Sementara itu, Frater Rovin Naben SVD mewakili ketiga temannya mengungkapkan pengalamannya ketika bergabung bersama para petugas cleaning service di Hotel Sylvia Maumere. “Beratnya pekerjaan menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” katanya.
Pengalaman yang tak kalah menarik juga dialami tujuh frater yang bergabung bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Stigmatisasi yang dialami para ODHA di tengah lingkungan tempat tinggal mereka menjadi bahan permenungan bagi ketujuh frater ini.
“Penderitaan paling utama yang dalami ODHA adalah ketika mereka ditolak masyarakat dan kaum keluarga mereka. Banyak dari antara mereka yang kondisinya semakin terpuruk bukan karena ganasnya penyakit tetapi karena depresi. ODHA butuh dukungan,” kata Frater Justin Rehmet.
Kehadiran para frater Ledalero di tengah ketiga kelompok ini dinilai membawa dampak positif. “Pekerjaan kami yang pada awalnya berat menjadi sangat ringan sejak kehadiran para frater. Para frater ulet dan rajin,” kata Mia Polus, pemasak di dapur RSUD Maumere, pada Sabtu (1/4/2017).
“Kehadiran para frater juga membawa kegembiraan dan semangat baru bagi kami. Mereka setia mendengar kisah hidup kami, suka maupun duka,” sambung Lasidia Lawi, rekan Mia.

Penulis: Frater Yovan Rante SVD.