Sunday, December 18, 2016

Pater Piter Payong, SVD Tutup Usia


Pater Piter Payong, SVD
seminariledalero.org - Komunitas Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero kembali berduka. Salah satu anggotanya, Pater Petrus Payong Reko SVD, yang biasa disapa Pater Piter Payong, mengembuskan nafas terakhir di RSUD TC Hillers Maumere, Minggu (18/12), tepat pukul 02.30 Wita. Pater Piter meninggal dunia usai dirawat intensif di ruangan ICU RSUD TC Hillers sejak Rabu malam (14/12).
Minggu (18/12), Pukul 10.30 Wita, jenazah almarhum diberangkatkan dari RSUD TC Hillers Maumere menuju Ledalero dan tiba di Ledalero pada pukul 11.00 Wita. Jenazah almarhum disemayamkan di Kapel Agung Seminari Tinggi Ledalero. Misa pemakaman akan terjadi pada Senin (19/121), pukul 15.00 Wita di Kapel Agung Ledalero, yang dilanjutkan dengan upacara pemakaman di pekuburan Ledalero.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun seminariledalero.org dari Praeses Biara Simeon Bruder Abraham Telling Tarung SVD, Pater Piter merupakan anggota komunitas Biara Simeon sejak tahun 2011. Pater Piter menetap di Biara Simeon lantaran menderita sakit diabetes melitus. Berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir pada Rabu (14/12), diketahui Pater Piter mengalami komplikasi dengan beberapa penyakit lain yang dideritanya.

Ramah dan Bersahabat
Bruder Abraham menuturkan, selama menjalani hari-hari sebagai satu komunitas di Biara Simeon, Pater Piter dikenal sebagai pribadi yang ramah, penuh kasih persaudaraan, bersahabat dengan siapa saja, dan suka menolong. Pater Piter dikenal sebagai pribadi yang sangat terbuka dalam membagi pengalaman hidup dan begitu mencintai keluarganya.
“Sebelum meninggal Pater Piter sempat mengambil waktu untuk mengunjungi beberapa anggota keluarga dan kenalannya. Beliau sendiri mengatakan bahwa kunjungan yang ia buat itu, bisa jadi akan menjadi kunjungannya yang terakhir kepada sanak keluarganya. Persis, itulah yang terjadi,” kata Bruder Abraham.
Semenara adik kandung dari Pater Piter, Suster Franselin SSpS, yang ditemui seminariledalero.org di Biara Simeon, Minggu (18/12) mengungkapkan Pater Piter merupakan seorang pribadi yang gembira, ramah dan memiliki banyak sahabat. Ia juga merupakan sosok yang setia menjalani panggilannya dan tekun menjalankan tugas yang dipercayakan serikat kepadanya.
“Kami menerima kematian Pater Piter dengan hati yang ikhlas. Kami percaya bahwa Tuhan punya rencana sendiri atas setiap hamba-Nya. Kematian ini menjadi jalan pembebasan baginya dari berbagai penderitaan fisik yang ia alami. Pater tidak pernah berpisah dengan kami, kematian ini justru membuat Pater semakin dekat dengan kami,” kata Suster Franselin.
Anggota keluarga dari Pater Piter Payong, SVD sedang berdoa
Di depan jenazah.

Riwayat Singkat
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Suster Franselin, Pater Piter lahir pada 9 April 1957. Beliau merupakan buah kasih dari pasangan Fransiskus Ola Ebang dan Yuliana Kebang Deona. Pater Piter ditahbiskan menjadi imam pada 1 Juni 1985. Usai ditahbiskan, beliau mendapat tugas perutusan sebagai misionaris di Filipina hingga tahun 2010. Sejak tahun 2011 beliau menetap di Biara Simeon lantaran sakit. Beliau mengembuskan nafas terakhir di RSUD TC. Hillers Maumere, pada Minggu (18/12), tepat pukul 02.30 Wita.

(Kristo Suhardi)

Friday, December 2, 2016

Komunitas Ledalero Rayakan Ekaristi Bersama ODHA

seminariledalero.org - Komunitas Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero merayakan ekaristi bersama ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) yang tergabung dalam KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) Flores Plus Support-Maumere di Kapel Agung Seminari Tinggi Ledalero, Kamis (1/12). Perayaan ekaristi yang bernaung di bawah tema “Aku Mau, Jadilah Engkau Tahir” (Mat.8:3) ini dipimpin oleh Pater Ve Nahak, SVD.
Hadir dalam perayaan ekaristi ini Rektor Seminari Tinggi Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, Pastor Pendamping KDS Pater John Prior SVD, anggota KDS, dan anggota Komunitas Seminari Tinggi Ledalero. Kor dibawakan oleh para Frater Unit Arnoldus Nitapleat Ledalero dan bertugas sebagai lektor, seorang ibu penyintas HIV dan AIDS, anggota KDS Maumere.
Dua bacaan suci yang dipakai dalam perayaan ekaristi ini semuanya diplih dan ditentukan oleh anggota KDS. Bacaan pertama, diambil dari Kitab Nabi Yeremia 18:1-6 tentang pelajaran dari pekerjaan tukang periuk, sementara bacaan Injil berkisah tentang Yesus yang menyembuhkan seorang yang menderita kusta (Matius 8:1-4).
Sebagai ganti renungan, empat (dua perempuan dan dua laki-laki) anggota KDS membagikan pengalaman iman dan pergumulan mereka dengan Tuhan. Dalam syering ini, mereka mengisahkan kecemasan yang mengganjal di hati mereka, luka penolakan, dan perasaan ditinggalkan. Meskipun demikian, mereka juga bersyukur karena sudah banyak orang yang mulai menaruh cinta dan perhatian pada mereka.
Usai menerima komuni suci, lampu-lampu di Kapel Agung Ledalero dipadamkan. Lilin-lilin tanda pengharapan yang dipegang oleh semua umat dinyalakan, disusul dengan pendarasan bersama doa khusus pada Hari AIDS sedunia. Setelah itu, anggota KDS Maumere dengan didampingi Pater John Prior SVD, memasang lilin di depan altar.
Usai perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan santap malam bersama anggota komunitas Seminari Tinggi Ledalero. Para anggota KDS diundang untuk makan bersama para pastor dan bruder di Unit Paulus Ledalero serta di unit-unit para Frater. Seluruh rangkaian kegiatan ini bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember.
Seorang pendamping sebaya pada KDS Flores Plus Support-Maumere saat diwawancarai usai makan malam bersama para Frater mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penerimaan dan perhatian istimewa yang telah ditunjukkan Seminari Tinggi Ledalero kepada mereka. Keterbukaan yang telah ditunjukkan Seminari Ledalero, katanya, telah meyakinkan mereka bahwa mereka tidak pernah berjalan sendirian di tengah derita yang mereka alami.
”Kalau kami yang berbicara, masyarakat sulit untuk mendengarnya; tetapi kalau kaum berjubah yang bicara masyarakat pasti akan mendengarnya. Karena itu, kami mengharapkan agar para Pastor dan Frater dapat membawa suara kami ke tengah umat. Kalau kami sudah menerima diri kami sendiri apa adanya, kami juga berharap masyarakat bisa menerima kami apa adanya. Tidak perlu ada diskriminasi,” katanya.

Kristo Suhardi