Johnny G. Plate (Kiri) sedang Memberikan Kuliah Umum di Kampus STFK Ledalero Maumere pada Sabtu (26/01/19) |
seminariledalero.org. Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Johnny G.
Plate membawakan kuliah umum di Kampus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK)
Ledalero Maumere pada Sabtu (26/01/19). Di bawah tema: “Ekonomi Kerakyatan dan dan Kewirausahaan”, Johnny Plate menyoroti
perekonomian Indonesia, baik dalam skala nasional maupun dalam skala global dan
tantangan-tantangan ekonomi yang di hadapi oleh Indonesia saat ini.
“ Indonesia sedang dibangun di era global yang mendapat
tantangan yang lebih besar. Tantangan yang sangat besar. Salah-salah mengatur kelola
negara, kita akan mengalami kesulitan yang besar. Kita berada di era di mana terjadinya perang
dagang. Indonesia sebagai negara yang menjadi bagian integrasi di dalam
perekonomian global kemudian tidak bisa lepas dari relasi dan hubungan ekonomi
dengan negara-negara lain. Kita berada di era di mana terjadi perang dagang
antara negara-negara besar di dunia, khususnya di antara Amerika dengan mitra
dagangnya di bawah Presiden Donald Trump.” Demikian disampaikan anggota Komisi
XI DPR RI yang membidangi Keuangan,
Perencanaan Pembangunan dan Perbankan ini.
Lebih lanjut, anggota DPR RI yang mewakili Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur
(NTT) I ini menegaskan bahwa perang
dagang yang terjadi antara Amerika dengan mitra dagangnya memberikan dampak
yang besar bagi perekonomian kita. Perang dagang menurut dia selalu
menghasilkan dampak yang merugikan semuanya. Perang dagang tersebut seringkali menghasilkan
resesi ekonomi. Dan Indonesia sedang merancang perekonomiannya di tengah
situasi perang dagang tersebut. Menurut dia, inilah salah satu tantangan bagi
pembangunan ekonomi Indonesia. Tantangan lain adalah kebijakan ekonomi Bank Sentra Amerika yang
menjadi acuan mata uang dunia, termasuk Indonesia.
Pada bagian lain, mantan Direktur Utama PT. Air Asia
Investama ini menyinggung soal terjadinya disparitas ekonomi yang mendalam di
antara berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah sedang berusaha membangun
infratruktur fisik, berupa jalan dan jembatan untuk membuka akses kepada
sentra-sentra ekonomi baru. Selain itu, beliau juga menyinggung soal dana desa.
Menurut Plate, dana desa yang dibagikan kepada setiap desa merupakan salah satu roda yang
menggerakkan
perekonomian rakyat. Karena itu, ia mendorong para kepala desa untuk mengelola
dana desa tersebut dengan baik untuk
kepentingan masyarakat.
Sebagai bagian dari kunjungan kerjanya ke daerah
pemilihan NTT I, calon anggota DPR RI 2019-2024 ini menyoroti posisi Propinsi
NTT sebagai propinsi termiskin ketiga di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Pendapatan Perkapita
NTT menurut dia hanya sekitar 18 juta rupaiah dengan rasio gini 0,35. Posisi
NTT sebagai propinsi termiskin ketiga kata dia, harus diperhatikan secara
serius.
Salah satu bidang yang meningkatkan perekonomian NTT
menurut dia adalah bidang pariwisata. NTT merupakan salah satu dari sepuluh
daerah destinasi wisata. Oleh karena itu, tegas Plate, kita tidak hanya menjadi
penonton, tetapi juga harus menjadi pelaku pariwisata. “Partisipasi lokal dalam
pariwisata harus lebih tinggi. Ini adalah tugas Pemda”, kata Plate. Masyarakat harus mengambil bagian
dalam sektor privat, misalnya menjadi tenaga kerja yang berkualitas
bukan sebaliknya
menjadi pekerja kasar.
Kepada para peserta kuliah, Plate mendorong setiap orang
untuk berwirausaha. Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa para imam atau para
romo tidak hanya belajar filsfafat dan teologi, serta pandai berkotbah di atas
mimbar, tetapi juga harus belajar ilmu-ilmu terapan, seperti ekonomi. Dengan itu, kata dia, para imam juga bisa
menjadi pemimpin perusahaan atau unit dagang milik diosesan. Ia juga mendorong
para imam untuk menjadi role model
bagi umat sebagaimana yang telah diwariskan oleh para misionaris barat dahulu. “Para
imam harus berada di depan umatnya. Kalau para imam berdiri sejajar dengan
umat, maka kita harus berhati-hati, apalagi kalau berada di belakang umat”,
kata Plate.
Kuliah umum yang berlangsung selama kurang lebih tiga
setengah jam ini dimoderatori oleh Rm. Inosensius Mansur, Pr. dan dihadiri oleh
Provinsial SVD Ende Pater Lukas Jua, SVD, para mahasiswa dan mahasiswi dari beberapa kampus, para
dosen, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pelaku ekonomi kerakyatan yang
diwakili para kepala dan bendahara koperasi-koperasi kredit (kopdit). Kuliah
umum ini merupakan bagian dari program menyongsong pesta emas 50 tahun
berdirinya STFK Ledalero.**
Penulis & Editor: Flory Djhaut
No comments:
Post a Comment