Friday, January 25, 2019

Membangun Ekonomi Kerakyatan dan Semangat Kewirausahaan

Johnny G. Plate (Kiri) sedang Memberikan Kuliah Umum di Kampus STFK Ledalero Maumere pada Sabtu (26/01/19)



seminariledalero.org. Anggota DPR RI dari Fraksi  Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Johnny G. Plate membawakan kuliah umum di Kampus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero Maumere pada Sabtu (26/01/19). Di bawah tema: “Ekonomi Kerakyatan dan  dan Kewirausahaan”, Johnny Plate menyoroti perekonomian Indonesia, baik dalam skala nasional maupun dalam skala global dan tantangan-tantangan ekonomi yang di hadapi oleh Indonesia saat ini.
“ Indonesia sedang dibangun di era global yang mendapat tantangan yang lebih besar. Tantangan yang sangat besar. Salah-salah mengatur kelola negara, kita akan mengalami kesulitan yang besar.  Kita berada di era di mana terjadinya perang dagang. Indonesia sebagai negara yang menjadi bagian integrasi di dalam perekonomian global kemudian tidak bisa lepas dari relasi dan hubungan ekonomi dengan negara-negara lain. Kita berada di era di mana terjadi perang dagang antara negara-negara besar di dunia, khususnya di antara Amerika dengan mitra dagangnya di bawah Presiden Donald Trump.” Demikian disampaikan anggota Komisi XI DPR RI  yang membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan dan Perbankan ini.
Lebih lanjut, anggota DPR RI yang mewakili  Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) I ini menegaskan bahwa perang dagang yang terjadi antara Amerika dengan mitra dagangnya memberikan dampak yang besar bagi perekonomian kita. Perang dagang menurut dia selalu menghasilkan dampak yang merugikan semuanya. Perang dagang tersebut seringkali menghasilkan resesi ekonomi. Dan Indonesia sedang merancang perekonomiannya di tengah situasi perang dagang tersebut. Menurut dia, inilah salah satu tantangan bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Tantangan lain adalah kebijakan ekonomi Bank Sentra Amerika yang menjadi acuan mata uang dunia, termasuk Indonesia.
Pada bagian lain, mantan Direktur Utama PT. Air Asia Investama ini menyinggung soal terjadinya disparitas ekonomi yang mendalam di antara berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah sedang berusaha membangun infratruktur fisik, berupa jalan dan jembatan untuk membuka akses kepada sentra-sentra ekonomi baru. Selain itu, beliau juga menyinggung soal dana desa. Menurut Plate, dana desa yang dibagikan kepada setiap desa merupakan salah satu roda yang menggerakkan perekonomian rakyat. Karena itu, ia mendorong para kepala desa untuk mengelola dana  desa tersebut dengan baik untuk kepentingan masyarakat.
Sebagai bagian dari kunjungan kerjanya ke daerah pemilihan NTT I, calon anggota DPR RI 2019-2024 ini menyoroti posisi Propinsi NTT sebagai propinsi termiskin ketiga di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Pendapatan Perkapita NTT menurut dia hanya sekitar 18 juta rupaiah dengan rasio gini 0,35. Posisi NTT sebagai propinsi termiskin ketiga kata dia, harus diperhatikan secara serius.
Salah satu bidang yang meningkatkan perekonomian NTT menurut dia adalah bidang pariwisata. NTT merupakan salah satu dari sepuluh daerah destinasi wisata. Oleh karena itu, tegas Plate, kita tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga harus menjadi pelaku pariwisata. “Partisipasi lokal dalam pariwisata harus lebih tinggi. Ini adalah tugas Pemda”, kata Plate. Masyarakat harus mengambil bagian dalam sektor privat, misalnya menjadi tenaga kerja yang berkualitas  bukan sebaliknya menjadi pekerja kasar.
Kepada para peserta kuliah, Plate mendorong setiap orang untuk berwirausaha. Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa para imam atau para romo tidak hanya belajar filsfafat dan teologi, serta pandai berkotbah di atas mimbar, tetapi juga harus belajar ilmu-ilmu terapan, seperti ekonomi.  Dengan itu, kata dia, para imam juga bisa menjadi pemimpin perusahaan atau unit dagang milik diosesan. Ia juga mendorong para imam untuk menjadi role model bagi umat sebagaimana yang telah diwariskan oleh para misionaris barat dahulu. “Para imam harus berada di depan umatnya. Kalau para imam berdiri sejajar dengan umat, maka kita harus berhati-hati, apalagi kalau berada di belakang umat”, kata Plate.
Kuliah umum yang berlangsung selama kurang lebih tiga setengah jam ini dimoderatori oleh Rm. Inosensius  Mansur, Pr. dan dihadiri oleh  Provinsial SVD Ende Pater Lukas Jua, SVD, para mahasiswa dan mahasiswi dari beberapa kampus, para dosen, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pelaku ekonomi kerakyatan yang diwakili para kepala dan bendahara koperasi-koperasi kredit (kopdit). Kuliah umum ini merupakan bagian dari program menyongsong pesta emas 50 tahun berdirinya STFK Ledalero.**  
Penulis & Editor: Flory Djhaut

No comments:

Post a Comment