Dalam
acara penyambutan di pusat paroki, Pater Ferdi Mikel SVD selaku Pastor Kepala Paroki Boganatar, didampingi anggota
dewan paroki dan umat menerima para frater dengan ramah. Sebagai awal kata dan
awal perjumpaan, Pater Ferdi memperkenalkan situasi Paroki St. Yohanes Pemandi
Boganatar.
“Paroki
Boganatar didirikan pada tahun 1950. Paroki ini terdiri dari 62 KBG yang tersebar di
15 stasi yakni Stasi Bubuk, Kolit, Ojang, Tanabae, Dungan, Ekko, Kringa,
Boganatar, Ogolidi, Natagahar, Natarmude, Hikong, Natakoli, Watutena dan
Buhegahar,” katanya.
Ketua
Angkatan Frater tingkat II, Frater Simon Evodius Siga SVD menerangkan sebanyak
44 frater tingkat II terlibat aktif dalam kegiatan ini.
“Frater-frater
tingkat II secara keseluruhan berjumlah 48 orang. Namun yang terlibat dalam kegiatan eksposur kali
ini hanya 44 frater,” kata frater yang disapa Vody ini..
Frater
Vody melanjutkan, dalam kegiatan eksposur ini ada beberapa kegiatan yang
diselenggarakan, yakni “doa Rosario bersama umat di KBG, kunjungan ke sekolah-sekolah baik SD
maupun SMP, dan katekese tentang HIV/AIDS dan Human Trafficking (perdagangan orang)”.
Pater
Ferdi Mikel SVD ketika dimintai kesan dan pesannya sebelum melepaskan para
frater tingkat II untuk kembali ke Ladalero, mengatakan dirinya sangat berterimakasih atas
kunjungan yang telah dilakukan di paroki yang ditanganinya.
“Saya
mengucapkan terima kasih untuk frater-frater tingkat II dari Seminari Tinggi
St. Paulus Ledalero atas kunjungan yang sudah dibuat di sini. Saya dan segenap
umat di paroki Boganatar sungguh sangat merasa senang dan gembira atas kunjungan
ini. Dengan program ini atau program pembentukan, frater-frater tentu bisa
belajar lebih banyak lewat kegiatan-kegiatan yang sudah dibuat dan sesungguhnya
untuk menjadi seorang misionaris sejati harus memulai dari hal-hal seperti
ini,” katanya.
Pater
Ferdi menambahkan harapannya akan kegiatan yang telah terlaksana ini, yakni “kegiatan
seperti ini harus terus dijalankan, dilanjutkan supaya memberikan bekal untuk
frater-frater dalam kehidupan di masa yang akan datang”.
Sementara
itu, Adolfus Rede selaku tokoh penasihat umat ketika dimintai kesannya atas
katekese yang sudah dibawakan oleh para frater, dirinya merasa bahwa katekese
yang sudah dibawakan adalah suatu rejeki bagi dirinya dan untuk semua umat.
“Saya
dan umat merasakan bahwa katekese yang sudah dibawakan khususnya tentang human trafficking adalah suatu rejeki bagi kami karena selama ini anak-anak
kami sudah menjadi korban dan bahkan sampai sekarang ada anak putri kami yang
hilang kabar, entah di mana keberadaanya. Kami ucapkan terima kasih atas
informasi yang frater-frater bawakan,” tegasnya.
Frater
Selestinus Gaspar Nebon Botoor SVD ketika dimintai keterangan atas kegiatan
eksposur yang sudah ia ikuti, dirinya sangat bersyukur atas semua kegiatan yang
dilaksanakan karena ada banyak pengalaman yang didapat.
“Saya
sangat bersyukur atas kegiatan yang sudah dibuat mulai dari doa Rosario,
katekese, kerja bakti dan mendampingi anak-anak Sekami. Banyak pengalaman yang
saya dapat dan yang sangat terkesan adalah bagaimana saya harus terlibat aktif
bersama umat dalam kegiatan gotong-royong mengetam padi di kebun. Di sini saya
belajar tentang hidup bersama, hidup sebagai seorang petani dan masih ada
banyak pengalaman yang menjadi inspirasi bagi diri dan panggilan hidup
selanjutnya,” ungkapnya.
Penulis: Frater Frids Talan, SVD
No comments:
Post a Comment