Saturday, October 13, 2018

PARA FRATER WISMA ST. RAFAEL MENGADAKAN SHARING JPIC DAN GENERASI PENDIRI



PARA FRATER WISMA ST. RAFAEL MENGADAKAN SHARING JPIC DAN GENERASI PENDIRI

§  Bersama Pater Otto Gusti Madung, SVD





seminariledalero.org – Para frater Wisma Santu Rafael Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero mengadakan sharing tentang JPIC (Justice Peace and Integrity of Creation) dan Generasi Pendiri bersama Pater Otto Gusti Madung, SVD, Jumat(12/10/18). Kegiatan berlangsung  pada pukul 18.30 – 20.00 wita bertempat di Kamar Makan Unit Santu Rafael Ledalero. Hadir dalam kesempatan ini Prefek Unit Santu Rafael, Pater Ignas Ledot, SVD dan seluruh anggota unit Santu Rafael.

Dalam kata pembukanya P. Ignas mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Pater Otto yang berkenan hadir untuk berbagi wawasannya tentang generasi pendiri bagi para penerus Serikat Sabda Allah(SVD) yang menetap di Wisma Santu Rafael. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu aktus menghidupkan spiritualitas generasi pendiri kepada generasi zaman now. "Zaman boleh berubah, tetapi apa yang menjadi akar spiritualitas SVD yang tampak dalam spiritualitas generasi pendiri, kiranya tetap hidup dalam diri adik-adik kita ini,” kata Pater Ignas.

Membentuk Identitas Baru
Pater Otto selaku narasumber pada kesempatan ini mengajak para frater yang hadir untuk membentuk identitas baru sebagai anggota Serikat Sabda Allah. “Kita diajak untuk meninggalkan identitas-identitas primordial kita masing-masing dan selanjutnya membentuk identitas baru sebagai anggota Serikat Sabda Allah. Sifat internasionalitas serikat kita mengharuskan kita untuk melebur bersama saudara-saudara yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan daerah. Dalam SVD kita semua dipersatukan oleh misi dan spiritualitas yang sama. Misi dan spiritualitas yang sama itulah yang membentuk identitas kita sebagai SVD. Salah satu dari misi dan spiritualitas itu ialah komitmen untuk mewujudkan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan.”

Sebelum memberikan penegasan di atas, Pater Otto yang saat ini menjabat sebagai Ketua STFK Ledalero itu mengungkapkan kebanggaannya menjadi anggota SVD sampai saat ini. “Sampai saat ini saya bangga menjadi anggota SVD. Menjadi SVD itu ada maknanya dan untuk itu kita patut berbangga,” kata Pater Otto. Selanjutnya beliau menegaskan bahwa kebanggaan sebagai seorang SVD itu mendorongnya untuk men-sharing-kan wawasannya kepada anggota unit Rafael. Menurutnya, dengan wawasan yang luas diharapkan anggota SVD dapat berkarya dengan lebih sungguh. Ia juga menandaskan bahwa seorang SVD harus cakap dalam dua hal ini, spiritualitas dan wawasan. Wawasan mencakup pengetahuan dan komitmen.  

Lebih lanjut, Pater Otto mengajak para peserta yang hadir untuk pertama-tama melihat konteks sosial dan konteks Gerejawi yang melatari berdirinya SVD sebagai tarekat yang memperjuangkan Kerajaan Allah di dunia. “Mari kita melihat konteks sosial dan Gerejawi yang mendorong berdirinya Serikat Sabda Allah.”

Konteks sosial berdirinya SVD ialah revolusi industri pada abad ke-19 di Eropa yang berdampak pada perkembangan teknologi secara masif. Perkembangan ini mempunyai ekses positif dan negatif. Dampak positif misalnya, lapangan kerja bertambah, kehidupan ekonomi semakin membaik, transportasi lancar. Sedangkan dampak negatifnya ialah timbul urbanisasi, eksploitasi manusia, dan masalah-masalah sosial seperti sanitasi, prostitusi dan lain-lain. Terhadap situasi sosial di atas, ada gerakan bersama yang gencar dalam tubuh Gereja pada masa itu untuk berjuang mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Jadi konteks Gerejawinya ialah adanya gerakan sosial-politik dalam Gereja katolik untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul sebagai akibat dari revolusi industri. Konteks itulah yang menginspirasi St. Arnoldus Janssen mendirikan Serikat Sabda Allah. 

Pada bagian kedua, Pater Otto menghantarpara peserta kepada kesadaran tentang JPIC. Menurut Pater kesadaran ini sesungguhnya sudah dimulai oleh generasi pendiri SVD. Dalam hal keadilan misalnya sangat jelas tertuang dalam tujuan didirikannya majalah Standt Tottes. St. Arnoldus Janssen merumuskan tujuan didirikannya lembaga itu dengan kalimat yang padat, “Menjadi pejuang yang setia demi kebenaran dan keadilan.”

Selanjutnya, Pater Otto menegaskan bahwa landasan perjuangan St. Arnoldus adalah Hati Kudus Yesus, yaitu hati yang penuh belas kasih, hati yang melayani, dan hati yang penuh cinta kepada orang miskin. Pater Otto menegaskan bahwa pada masa hidup generasi pendiri tidak ada teori-teori tentang keadilan. Keadilan bagi mereka adalah cara hidup (way of life) yang berakar pada spiritualitas. Keadilan bagi mereka berarti relasi yang benar dengan Allah, sesama, dan seluruh ciptaan.

Dalam kaitan dengan perdamaian, Pater Otto menyinggung soal internasionalitas yang menjadi salah satu kharisma SVD. Ia menegaskan agar anggota SVD mampu bergaul dengan semua orang dari segala kelompok. Primordialisme harus sedapat mungkin disisihkan dalam kehidupan berkomunitas. “Kita memiliki identitas baru SVD, tetapi SVD itu abstrak sekali, kita perlu melakukan advokasi bersama, tulis buku bersama, makan bersama,” kata Pater  Otto untuk menegaskan bahwa komunitas terbentuk dalam kegiatan-kegiatan bersama yang nyata. Ia juga berbicara soal relasi yang benar dengan ciptaan dalam rangka membina keutuhan ciptaan.

Pada sesi pertanyaan, P. Ignas bertanya soal pengalaman Pater Otto dalam membina internasionalitas juga dalam kiprah di JPIC. Menanggapi pertanyaan ini, Pater Otto men-sharing-kan pengalamannya hidup di luar negeri. Pengalaman hidup bersama orang-orang dengan budaya yang sangat lain ternyata membentuknya menjadi pribadi yang toleran. “Yang kita perdebatkan adalah ide, tetapi relasi tetap berjalan seperti biasa,” kata Pater Otto. Ia juga menambahkan bahwa para frater hendaknya juga perlu mengalami kehidupan dengan orang dari budaya lain, khususnya negara-negara lain.

Selain Pater Ignas, Frater Ono Jonsi, dan Frater Ertus Sie juga bertanya soal komitmen bersama anggota SVD dalam memperjuangkan JPIC. Sebab, menurut mereka selama ini ada kesan bahwa perjuangan para konfrater dalam JPIC sering tidak mendapat dukungan dari sama saudara yang lain. Menanggapi hal itu, Pater Otto mengajak para frater untuk bekerja sesuai dengan keyakinan pribadi. “Kalau merasa bahwa apa yang kita lakukan itu benar, silahkan melakukannya. Dengan itu kita tidak cepat kehilangan semangat saat banyak orang tidak mendukung perjuangan dan kerja kita.” 
 
Penulis            :Fr. Ius Laka, SVD
Editor             : Fr. Ferdy Jehalut & Flory Jehaut

1 comment:

  1. Lanjutkan sharing di unit-unit, kami juga bangga menjadi bagian dari SVD yaitu Soverdia (awam SVD). Salam semangat dari pak Sembiring-Soverdia Bekasi

    ReplyDelete