12
Diakon SVD Ditahbiskan Menjadi Imam
§
oleh
Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF
seminariledalero.org -Dua belas diakon Serikat Sabda Allah
(SVD) ditahbiskan menjadi imam katolik oleh Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF di aula St. Thomas Aquinas Seminari Tinggi Santu
Paulus Ledalero, Sabtu (29/09/2018). Perayaan ekaristi pentahbisan dimulai pada
pukul 08.30 sampai 11.30 wita yang dipimpin oleh Mgr. Paulinus Yan Olla,
didampingi oleh
Wakil Provinsial SVD
Ende, Pater Patris Pa, SVD, Rektor Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero, Pater
Frans Ceunfin SVD, Prefek koordinator fratres SVD Ledalero, Pater Andreas Tefa
Sau, SVD, Praeses Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret, RD. Philipus Ola
Daen, Pr dan puluhan imam konselebran
lainnya.
Kedua belas diakon yang ditahbiskan itu adalah
Diakon Eureka Lorenzo Raymond, SVD, Diakon Giovani Rante Agustinus, SVD, Diakon
Kalndija Yanuarius, SVD, Diakon Nasrudin Vitalis, SVD, Diakon Ngara Wula Laba
Bonaventura, SVD, Diakon Ea Martinus Viany, SVD, Diakon Purnawan Budiarti
Yohanes,
SVD, Diakon Reldi
Inosentius, SVD, Diakon Rehmet Tejo
Neno, SVD, Diakon Setu Fransiskus Aprianus, SVD, Diakon Tan Petrus, SVD, dan
Diakon Wewo Yohanes Paulus, SVD. Selain kedua belas diakon ini, ketujuh diakon
lainnya, yakni Diakon Boysala Adrianus, SVD, Diakon Klau Marselinus, SVD,
Diakon Suninono Floriano, SVD, Diakon Naben Rofinus, SVD, Diakon Manek
Klementinus, SVD, Diakon Manek Sareng Dionisius, SVD, dan Diakon Seran Yohanes
W. K., SVD, akan ditahbiskan di Novisiat Santu Yosef Nenuk pada Senin, 01
Oktober 2018 oleh Mgr. Dominikus Saku, Pr.
Kekuatan
Allah Mendahului Misi
Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF, uskup Keuskupan Tanjung
Selor, dalam khotbahnya pada perayaan agung ini mengatakan bahwa secara
mengejutkan perayaan hari ini bertepatan dengan pesta tiga malaikat agung
(Mikael, Gabriel, dan Rafael). Menurutnya,
hal ini terjadi bukan karena kebetulan. “Secara mengejutkan Tuhan menuntun kita
untuk merayakan tahbisan ini pada pesta tiga malaikat agung yang sangat kita
hormati. Dan saya yakin penentuan ini bukanlah suatu kebetulan.”
Uskup kelahiran kampung Seoam, Eban, Miomaffo Barat, Timor Tengah Utara itu selanjutnya mengatakan bahwa Pendiri SVD, Santu. Arnoldus Jansen, jelas
menginginkan konggregasi ini untuk mengutus banyak misionaris ke seluruh dunia
untuk mewartakan kabar gembira dalam kekuatan Roh Kudus. Semangat itu bernyala
dan sudah lama ditaburkan di berbagai tempat, termasuk di NTT ini.
“Seperti kerinduan St. Arnoldus Jansen untuk
mengutus misionaris, peristiwa yang dirayakan hari ini juga mengingatkan kita
akan Allah yang mengirim utusan atau misionaris Mikhael, Gabriel, dan Rafael,
ketiga
malaikat agung.
Renungan atau apa yang menjadi tugas perutusan mereka dapat menjadi inspirasi
bagi kita yang hari ini merayakannya dalam rangka tahbisan para diakon muda ini
menjadi imam”, kata uskup yang adalah alumnus Seminari Santa Maria Immaculata
Lalian, Atambua itu.
Kemudian, Uskup
Paulinus Yan Olla menjelaskan bahwa Mikhael yang dalam bahasa Kitab Suci
diterjemahkan menjadi “siapa yang adalah seperti Allah”, digambarkan sebagai
panglima para malaikat yang setia kepada Allah. Oleh karena itu, tegasnya, kita
melihat kekuatan seperti yang dilukiskan dalam bacaan pertama hari ini bahwa
ada malaikat-malaikat yang hadir di hadapan Allah, seperti yang kita dengar dalam nubuat Daniel dalam
bacaan pertama. Akan tetapi, menurut mantan
dewan jenderal MSF (2001-2007) ini, hal itu seringkali dimengerti secara salah atau keliru.
“Sekarang ini banyak uskup yang lagi ngetren
mengirim imamnya untuk menjadi pastor polisi atau tentara. Mungkin
mereka berpikir bahwa dengan itu mereka menjadi Malaikat Mikael. Kita ingin
untuk meneladani Malaikat Mikael, tapi tidak berarti para imam yang ditahbiskan
didorong untuk menjadi pastor tentara atau panglima perang fisik. Ketentaraan
atau keperwiraan Mikael terletak dalam pertarungan rohani untuk mengalahkan
setan. Oleh karena itu, pertarungan kita semua imam-imam yang sudah sepuh
maupun yang akan ditahbiskan ini terletak dalam kemampuan kita untuk
memenangkan pertarungan-pertarungan yang baru. Pertarungan-pertarungan baru
yang ditawarkan kepada Gereja dan yang
dihadapi hidup religius sifatnya lebih
mematikan karena berkaitan dengan ideologi-ideologi tertentu yang sangat
mendominasi, tetapi jika tidak digabungkan dengan iman kristiani, hal itu semakin menjauhkan orang dari
iman yang sejati,” kata uskup Paulinus.
Berkaitan dengan Malaikat Gabriel yang juga
dirayakan hari ini, Mgr. Paulinus menjelaskan bahwa Malaikat Gabrial biasa diterjemahkan sebagai
kekuatan Allah. Ia memberi inspirasi kepada para imam yang ditahbiskan bahwa
mereka pun adalah utusan Allah. Di sana ada kekuatan Allah yang menyertai
Gabriel. Ada kekuatan yang hadir di sana sama seperti yang sangat diyakini oleh
SVD di dalam pencurahan Allah Tritunggal yang sering digambarkan dengan burung
merpati yang menyinarkan sinar atau kekuatannya yang mendahului segala tindakan
misioner. Oleh karena itu, menurut Mgr. Paulinus, imam-imam perlu menyadari
bahwa kekuatan-kekuatan pewartaan mereka ada pada Allah. Kekuatan Allah
mendahului misi. Kekuatan Allah harus disempurnahkan melalui kekuatan Roh Allah
sendiri.
Uskup yang memiliki motto “Servus Veritatis” atau Pelayan Kebenaran (Yohanes 14:6) itu
mengatakan bahwa melalui perutusan Malaikat Gabriel kita tahu bahwa Roh Tuhan
menyempurnakan karya-Nya dengan bantuan orang-orang yang bekerja sama
dengan-Nya dan kita harapkan agar para imam muda ini nanti berkembang dalam
kerja sama yang semakin erat dengan Roh Allah yang menyertai mereka di dalam
tugas perutusan misionernya.
Tentang Malaikat Rafael, uskup yang pernah menjalani
studi S-3 di Fakultas Teologi Universitas Kepausan Teresianum Roma itu
mengatakan, “Rafael artinya Tuhan yang menyembuhkan. Ia mengingatkan kita juga
akan salah satu tugas imam, yakni ambil bagian dalam tugas Kristus untuk
menyembuhkan manusia di dalam relasinya dengan alam.”
Pada bagian lain dari kotbanya, uskup yang pernah menjabat sebagai Rektor Biara Skolastikat dan Mahasiswa
Teologan MSF Malang (2013–2018) itu mengajak umat yang hadir untuk merenungkan
perkataan Mother Theresa dari Kalkuta. “Kita renungkan perkataan Mother Theresa bahwa penyakit yang
terbesar di Eropa bukan TBC dan bukan juga penyakit lumpuh, tetapi orang merasa
tidak diinginkan, tidak dicintai, dan tidak diperhatikan. Oleh karena itu, yang
paling parah diderita manusia modern adalah kesepihan dan kematian rohani.
Ketika kita hari ini merayakan pesta Malaikat Agung Rafael, kita diingatkan
untuk menyembuhkan luka-luka yang diakibatkan oleh kesepihan dan kematian
kristiani.”
Uskup Keuskupan Tanjung Solor itu
menegaskan bahwa imam-imam yang ditahbisakan bukanlah orang yang sempurna,
melainkan mereka juga adalah orang berdosa yang dalam kerapuhannya berusaha
melayani dan berjalan bersama orang-orang beriman menuju kesempurnaannya.
Dengan demikian, tegas beliau, “Kalau imam-imam tidak mendalami relasi seperti
dalam tema perayaan hari ini, “Mari dan Lihatlah” maka pewartaan seluruh
hidupnya akan menjadi penderitaan. “Mari dan Lihatlah” dipilih untuk
mengungkapkan apa yang dialami oleh Nathanael ketika diundang untuk datang
menghadapi Yesus dan dia katakan apakah ada sesuatu yang baik yang datang dari
Nazareth. Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? Lalu, Yesus
katakan “Mari dan Lihatlah”. Ini adalah undangan untung mengenal lebih dalam
dan masuk di dalam pribadi Kristus sendiri.”
Pada bagian akhir khotbahnya, Uskup Paulinus Yan
Olla mengingatkan para diakon yang ditahbiskan untuk selalu menyadari kembali
apa yang telah diterima dalam masa-masa formasi. “Persiapan menjadi imam
sungguh membutuhkan banyak waktu. Setelah menjadi imam kita diharapkan untuk
setiap saat menyadarkan kembali apa yang telah diterima selama masa-masa kita
di dalam pendidikan dan terus mengembangkannya.”
Uskup Paulinus menutup khotbahnya dengan
mengatakan,“Seorang misionaris mesti mewartakan apa yang ditemukan dalam
perjumpaan pribadi dengan Kristus.
Misionaris sejati adalah misionaris yang mengatakan apa yang dikatakan
Allah. Sebaliknya, misionaris akan menjadi misionaris palsu kalau ia mengatakan
apa yang tidak dikatakan Allah, seakan-akan dikatakan Allah. Terlebih parah
lagi, ketika apa yang katakan diri sendiri dianggap sebagaisuatu pernyataan wahyu
dari Allah sendiri. Semoga para misionaris ini setiap hari dan dalam
perkembangan imamatnya semakin mengetahui pikiran Tuhan yang dihayati di dalam
hidup sendiri.”
Pembacaan
Tempat Tugas
Sebelum perayaan berakhir, Pater Patris Pa, SVD,
Wakil Provinsial SVD Ende mengumumkan tempat tugas dari para imam baru. Adapun
tempat tugas dari para imam itu adalah sebagai berikut. Pater Eureka Lorenzo
Raymond, SVD diutus ke Angola, Pater Giovani Rante Agustinus, SVD diutus ke
Papua Nu Guinea, Pater Kalndija Yanuarius, SVD ditus ke Polandia, Pater
Nasrudin Vitalis, SVD diutus ke Ende, Pater Ngara Wula Laba Bonaventura, SVD
diutus ke Hungaria, Pater Ea Martinus Viany, SVD diutus ke Filiphina Selatan,
Pater Purnawan Budiarti Yohanes, SVD diutus ke Ende, Pater Reldi Inosentius,
SVD diutus ke Eropa Tengah, Pater Rehmet
Tejo Neno, SVD diutus ke Polandia, Pater Setu Fransiskus Aprianus, SVD diutus
ke Indonesia-Timor, Pater Tan Petrus, SVD diutus ke Indonesia-Timor, dan Pater
Wewo Yohanes Paulus, SVD diutus ke Chile.
Penulis : Fr. Ferdy Jehalut, SVD
Editor : Flory Djhaut
No comments:
Post a Comment