Saturday, March 9, 2019

Rekoleksi Prapaskah: Prapaskah sebagai Momen untuk “Kembali”



Pater Simeon Bera Muda, SVD sedang Memberikan Renungan dalam Rekoleksi Prapaskah di Kapela Agung Seminari Tingg Ledalero pada Sabtu sore (03/09/19)

seminariledalero.org--Segenap komunitas Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero mengadakan rekoleksi prapaskah di kapela agung Seminari Tinggi Ledalero pada Sabtu sore (9/03/19). Diinspirasi oleh teks Kitab Suci dari Kitab Zakaria (Zak. 1,1-6), Pater Simeon Bera Muda, SVD selaku pembawa renungan dalam rekoleksi ini menekankan pentingnya “kembali” kepada Allah. Menurut Pater Simeon, kata “kembali” dalam teks diulang sebanyak tiga kali. Kata ini dapat dimengerti sebagai pertobatan, metanoia. “Kata ‘kembali’ berasal dari bahasa Ibrani, yakni ‘sub’ yang berarti kembali. Dalam Alkitab Indonesia kata ini diterjemahkan dengan tiga kata, yakni kembali, berbalik, dan bertobat”. Demikian kata Pater Simeon. 

Mengutip ayat keenam dari teks yang dibacakan dalam rekoleksi ini, Dosen Kitab Suci pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero mengatakan bahwa sebagaimana Tuhan semesta alam bermaksud mengambil tindakan terhadap kita sesuai dengan tingkah laku kita dan perbuatan kita, demikianlah Ia mengambil tindakan  terhadap kita. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa Tuhan adalah bala tentara, yakni Tuhan yang paling mampu menghancurkan  kejahatan dan dosa, dan paling berkuasa membawa Israel kembali. 

Lebih lanjut dalam renungannya, Pater Simeon mengatakan bahwa Tuhan menyampaikan kepada Zakaria dan selanjutnya Zakaria menyampaikan kepada umat tentang kemurkaan-Nya kepada mereka. Akan tetapi sepanjang sejarah hubungan Yahwe dengan umat-Nya, murka hanya menjadi reaksi spontan  dan tidak terjadi secara terus-menerus dan selamamnya. Oleh karena itu, Tuhan akan menunjukkan jalan kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran untuk kembali kepada-Nya. Mengutip Kitab Yeol 2, 12-13, Pater Simeon mengatakan “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis, dan dengan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.”

Pada bagian lain renungannya, imam kelahiran Lewohokeng, Larantuka ini menegaskan bahwa masa prapaskah yang sedang kita jalani disebut juga masa puasa dan pantang, masa tobat, masa kembali. Oleh karena itu, dia mengajak peserta rekoleksi untuk menjadikan masa prapaskah ini sebagai momen untuk kembali kepada Allah, momen pertobatan. Pertobatan menurut Pater Simeon selalu merupakan tindakan manusia yang kembali kepada Allah dan tindakan Allah yang membawa kembali menusia kepada pangkuan-Nya. 

Penulis & Editor: Flory Djhaut

1 comment: