Seminariledalero.org
Seminari Tinggi Ledalero mengadakan seminar
komunitas pada hari Kamis (9 November 2017) sore. Seminar kapitel ini diadakan
sebagai persiapan menyosong Kapitel Umum XVIII dan IDE (Indonesia Distrik Ende)
XXIII. Di bawah tema ‘Kasih Kristus Mendesak Kami’ beberapa pokok penting
seputar serikat dibicarakan secara bersama.
P. Hubert Thomas, SVD, selaku pembicara utama,
mengajak para konfrater yang hadir melihat empat pokok penting yang dibahas
dalam seminar bersangkutan. Empat poin tersebut antara lain yakni jati diri
SVD, Renstra IDE 2016-2018, Kapitel XVIII dan IDE XXIII.
“Misi kita
harus menghasilkan kebebasan, bukan dari posisi dominan menjadi mendominasi melainkan
menjadi rekan-rekan kerja yang setara,” katanya.
Jati diri serikat SVD dalam tapal sejarah
berlangsung dalam konteks-konteks sejarah yang bervariatif. Terhitung sejak
tahun 1875 hingga masa Konsili Vatikan II, serikat bentukan St. Arnoldus Janssen
ini tampil konsisten berorientasi misioner. Serikat Sabda Allah hidup dalam
spiritualitas passing over, dengan menghidupi misi-misi tapal batas.
Selain misi teritorial, misi lintas kemanusiaan juga menjadi prioritas yang
ditekankan.
“Tujuan misi kita yang sejati adalah membangun
masyarakat alternatif, Republik Allah, dengan jalan memberdayakan
komunitas-komunitas kecil di tengah masyarakat beriman,” kata P. Hubert, SVD.
Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa sebelum
memberdayakan umat beriman, semua konfrater harus bemisi secara ad intra,
ke dalam. Pengalaman akan Allah yang penuh kasih hendaknya menjadi titik tolak
misi tersebut. Yang paling pertama adalah membiarkan diri untuk diresapi oleh
cinta Allah, baru kemudian bermisi secara ad extra di tengah umat.
Dalam seminar tersebut, sempat dibahas pula Renstra
Provinsi Ende. Dalam Renstra (Rencana Strategis) tersebut, P. Hubert Thomas,
SVD, memaparkan skema perencanaan misi serikat. Skema tersebut memuat tiga
elemen penting yakni, analisis sosial masyarakat, refleksi biblis-teologis, dan
bermuara pada tanggapan pastoral.
Fr. Kamilus D. Bakang, SVD, selaku moderator seminar
memberikan kesempatan kepada para konfrater yang hadir untuk bertanya dalam
sesi diskusi. Beberapa konfrater mengajukan pertanyaan seputar topik yang
dibahas.
Fr. Venan Meolyu, SVD, sempat bertanya tentang
orientasi keberpihakan serikat pada kaum pinggiran. Kaum pinggiran adalah orang-orang miskin, para korban Human
Trafficking, kaum ODHA, dan segenap orang yang hidup di bawah penderitaan. Pada
merekalah serikat harus memberi pelayanan. Namun, kaum pinggiran pun tak selalu
benar. Banyak di antara mereka juga yang hidup secara ‘tidak sehat’.
“Pada dasarnya, keberpihakan kita adalah pada orang
pinggiran dengan tetap berorientasi pada kebenaran. Kalau mereka ‘salah jalan’,
maka tugas kitalah untuk mengatakan kebenaran,” jawab P. Hubert Thomas, SVD
atas pertanyaan tersebut.
Seminar tersebut dimulai pada pukul 18.00-19.30 dan
bertempat di aula St. Thomas. Karena keterbatasan waktu, dua poin terakhir
tidak sempat dibahas.
Seminar kapitel tersebut terselenggara berkat
kerjasama dengan seksi akademik komunitas Seminari Tinggi, Fr. Kristianus Erik
Ebot, SVD. Semua konfrater dari unit-unit hadir, mulai dari konfrater yang
berkaul sementara hingga yang berkaul kekal. Dengan pertemuan semacam ini, para
konfrater diajak untuk berpartisipasi dalam memahami dan mengembangkan karya
serikat secara lebih efektif.
Kegiatan seminar kapitel ini diselenggarakan di
tingkat komunitas Seminari Tinggi Ledalero agar para konfrater mengetahui isi
Kapitel XVIII dan IDE XXIII yang akan dibuat pada tahun 2018. Hasil kapitel
serikat banyak berbicara seputar peran serta semua konfrater dari berbagai
tingkatan dalam mengembangkan karya misi serikat. Untuk itu semua konfrater dituntut
untuk memahami isi setiap kapitel yang dilaksanakan oleh provinsi di mana ia
berada.
(Fr. Geovanny Calvin, SVD)
No comments:
Post a Comment