Tuesday, November 14, 2017

Seminar Kapitel Komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero

Seminariledalero.org
Seminari Tinggi Ledalero mengadakan seminar komunitas pada hari Kamis (9 November 2017) sore. Seminar kapitel ini diadakan sebagai persiapan menyosong Kapitel Umum XVIII dan IDE (Indonesia Distrik Ende) XXIII. Di bawah tema ‘Kasih Kristus Mendesak Kami’ beberapa pokok penting seputar serikat dibicarakan secara bersama.
P. Hubert Thomas, SVD, selaku pembicara utama, mengajak para konfrater yang hadir melihat empat pokok penting yang dibahas dalam seminar bersangkutan. Empat poin tersebut antara lain yakni jati diri SVD, Renstra IDE 2016-2018, Kapitel XVIII dan IDE XXIII.
 “Misi kita harus menghasilkan kebebasan, bukan dari posisi dominan menjadi mendominasi melainkan menjadi rekan-rekan kerja yang setara,” katanya.
Jati diri serikat SVD dalam tapal sejarah berlangsung dalam konteks-konteks sejarah yang bervariatif. Terhitung sejak tahun 1875 hingga masa Konsili Vatikan II, serikat bentukan St. Arnoldus Janssen ini tampil konsisten berorientasi misioner. Serikat Sabda Allah hidup dalam spiritualitas passing over, dengan menghidupi misi-misi tapal batas. Selain misi teritorial, misi lintas kemanusiaan juga menjadi prioritas yang ditekankan.
“Tujuan misi kita yang sejati adalah membangun masyarakat alternatif, Republik Allah, dengan jalan memberdayakan komunitas-komunitas kecil di tengah masyarakat beriman,” kata P. Hubert, SVD.
Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa sebelum memberdayakan umat beriman, semua konfrater harus bemisi secara ad intra, ke dalam. Pengalaman akan Allah yang penuh kasih hendaknya menjadi titik tolak misi tersebut. Yang paling pertama adalah membiarkan diri untuk diresapi oleh cinta Allah, baru kemudian bermisi secara ad extra di tengah umat.
Dalam seminar tersebut, sempat dibahas pula Renstra Provinsi Ende. Dalam Renstra (Rencana Strategis) tersebut, P. Hubert Thomas, SVD, memaparkan skema perencanaan misi serikat. Skema tersebut memuat tiga elemen penting yakni, analisis sosial masyarakat, refleksi biblis-teologis, dan bermuara pada tanggapan pastoral.
Fr. Kamilus D. Bakang, SVD, selaku moderator seminar memberikan kesempatan kepada para konfrater yang hadir untuk bertanya dalam sesi diskusi. Beberapa konfrater mengajukan pertanyaan seputar topik yang dibahas.
Fr. Venan Meolyu, SVD, sempat bertanya tentang orientasi keberpihakan serikat pada kaum pinggiran. Kaum pinggiran  adalah orang-orang miskin, para korban Human Trafficking, kaum ODHA, dan segenap orang yang hidup di bawah penderitaan. Pada merekalah serikat harus memberi pelayanan. Namun, kaum pinggiran pun tak selalu benar. Banyak di antara mereka juga yang hidup secara ‘tidak sehat’.
“Pada dasarnya, keberpihakan kita adalah pada orang pinggiran dengan tetap berorientasi pada kebenaran. Kalau mereka ‘salah jalan’, maka tugas kitalah untuk mengatakan kebenaran,” jawab P. Hubert Thomas, SVD atas pertanyaan tersebut.
Seminar tersebut dimulai pada pukul 18.00-19.30 dan bertempat di aula St. Thomas. Karena keterbatasan waktu, dua poin terakhir tidak sempat dibahas.
Seminar kapitel tersebut terselenggara berkat kerjasama dengan seksi akademik komunitas Seminari Tinggi, Fr. Kristianus Erik Ebot, SVD. Semua konfrater dari unit-unit hadir, mulai dari konfrater yang berkaul sementara hingga yang berkaul kekal. Dengan pertemuan semacam ini, para konfrater diajak untuk berpartisipasi dalam memahami dan mengembangkan karya serikat secara lebih efektif.
Kegiatan seminar kapitel ini diselenggarakan di tingkat komunitas Seminari Tinggi Ledalero agar para konfrater mengetahui isi Kapitel XVIII dan IDE XXIII yang akan dibuat pada tahun 2018. Hasil kapitel serikat banyak berbicara seputar peran serta semua konfrater dari berbagai tingkatan dalam mengembangkan karya misi serikat. Untuk itu semua konfrater dituntut untuk memahami isi setiap kapitel yang dilaksanakan oleh provinsi di mana ia berada.


(Fr. Geovanny Calvin, SVD)

No comments:

Post a Comment