Friday, June 10, 2016

ARUNG SASTRA LEDALERO GELAR MALAM PUISI

Oleh Kristo Suhardi
(Maumere, Flores Pos)

seminariledalero.org - Komunitas Arung Sastra Ledalero menggelar malam puisi di aula Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Kamis (14/4). Pagelaran malam puisi yang mengusung tema “Menulis NTT” ini diisi dengan pembacaan dan musikalisasi puisi. Malam puisi ini dipandu oleh Fr. Morgan Nikhmat, SVD.


Berdasarkan pantauan Flores Pos, ada 10 puisi yang dibaca dan ditafsir dalam pagelaran malam puisi kali ini, yakni Biola Bisu, Sasa dan Sando, Cerita Sasando, Gadis Dawan, Seperti Kemarin, Huuuu, Lafaek, Di Bawah Pohon Tuak, Kenangan dan Rahim Ibu, serta Riwayat. Hal yang menarik dari pagelaran malam puisi Arung Sastra Ledalero adalah adanya ruang tafsir dan komentar usai sebuah puisi dibaca atau dimusikalisasikan. Tafsiran yang diberikan ini, selain dari sisi tilik sastra, juga dari perspektif filsafat dan teologi.
Ketua Arung Sastra Ledalero, Frater Putra Niron SVD, yang ditemui Flores Pos usai kegiatan mengungkapkan tema “Menulis NTT” yang diangkat dalam pagelaran malam puisi kali ini merupakan sebuah upaya untuk membahasakan kembali kekayaan budaya dan keanekaan di NTT. NTT, kata Frater Putra, menyimpan banyak pesona dan keindahan, namun belum sepenuhnya terekspos, apalagi dalam bentuk puisi.
“Seminari Tinggi Ledalero memiliki banyak frater yang menaruh minat pada dunia sastra, khususnya puisi. Selain menulis puisi, mereka juga terampil dalam menafsir atau melakukan kritik puisi, khususnya dari sisi filsafat dan teologi. Hal ini menunjukkan dengan jelas relasi yang intens antara sastra, filsafat dan teologi,” kata Frater Putra.
Moderator Malam Puisi Ledalero, Fr. Ari Kalndija SVD, mengungkapkan apresiasinya atas pagelaran malam puisi ini. Kecintaan pada sastra khususnya puisi, kata Fr. Ari, sangat membantu dalam mengolah rasa bahasa dan kepekaan seseorang.
Selain komunitas Arung Sastra, Seminari Ledalero juga memiliki beberapa kelompok minat lain yakni Ledalero Arts (seni lukis), Accoustic All (musik akustik), Aletheia (teater), Kelompok Menulis di Koran (KMK), dan Pujangga Sandal Jepit Nitapleat (puisi). Keanggotan kelompok-kelompok minat ini juga terbuka untuk para peminat yang berada di luar Komunitas Ledalero.

Sejak 2009
Menurut penuturan Fr. Putra Niron SVD, Arung Sastra merupakan kelompok minat yang mewadahi para frater Ledalero yang berminat dalam dunia sastra, khususnya puisi. Cikal bakal keberadaan kelompok ini bermula pada tahun 2009 usai penyelenggaraan festival Ledalero. Kala itu, Ledalero kedatangan beberapa penyair dan sastrawan nasional. Bermula dari perjumpaan itulah, muncul ide untuk mendirikan satu komunitas sastra di Ledalero.
“Sebagai satu komunitas sastra, salah satu agenda rutin bulanan komunitas ini adalah menyelenggarakan malam puisi. Malam puisi ini biasanya dibuat lintas unit. Pada saat malam puisi ini, beberapa anggota diberi kesempatan untuk membacakan puisi dan cerita pendek (Cerpen) karya mereka. Usai pembacaan ini, anggota lain diberi kesempatan untuk memberikan penafsiran maupun komentar singkat atas karya sastra yang baru saja dibacakan,” kata Frater Putra.
Komunitas sastra ini, kata Frater Putra, memiliki buletin sastra yang terbit sekali dalam sebulan yang diberi nama Buletin Arung Sastra Ledalero. Saat ini anggota komunitas ini berjumlah lebih dari 40 orang; sebagian besar anggotanya merupakan para frater SVD, dengan tetap membuka kemungkinan bagi siapa saja yang memiliki minat dalam dunia sastra untuk bergabung.
Karya-karya puisi kelompok minat ini dapat dinikmati melalui grup facebook Kelompok ASAL (Arung Sastra Ledalero). Selain itu, karya-karya sastra lain tersebar di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik, seperti floressastra.com, Pos Kupang, dan Flores Pos. Saat ini Arung Sastra diketuai oleh Fr. Putra Niron SVD dan didampingi oleh P. Fredy Sebho, SVD.

No comments:

Post a Comment