seminariledalero.org Kelompok
Menulis Koran (KMK) dan Kelompok Diskusi Filsafat Ledalero menyelenggarakan
kegiatan pelatihan menulis bagi anggota KMK di auditorium Bouma STFK Ledalero
pada Jumat malam (23/11/18). Hadir pada saati itu, Pemimpin Umum Surat Kabar
Harian (SKH) Flores Pos Pater Stef Tupeng Witin, SVD sebagai pemateri. Dalam
pemaparan materinya, imam kelahiran Lembata itu menjelaskan terlebih dahulu
hakikat komunikasi sebagai dasar kegiatan menulis. “Komunikasi adalah cara
membangun hubungan dengan orang lain, sehingga kegiatan menulis pun sudah
seharusnya dapat membangun hubungan dengan orang lain”, demikian diungkapkan
Pater Stef.
Lebih
lanjut, Pater Stef menekankan pentingnya fakta dalam menulis. Kegiatan menulis
menurut dia harus mengarah kepada
realitas. Realitas adalah sesuatu yang sangat suci. Sebab dengan berdasarkan
pada realitas, tulisan menjadi bernyawa. Karena hal inilah, diharapkan bagi
penulis untuk turun langsung ke lapangan mengingat hadirnya media elektronik di
masa ini yang kerap kali menyebabkan jiwa dari sebuah tulisan menjadi lemah.
Selain
menyampaikan materi mengenai proses menulis, imam murah senyum ini juga mengajak seluruh anggota KMK Ledalero
untuk selalu bersemangat dalam menulis. Beliau memberikan motivasi dengan menjelaskan
asyiknya menulis. Menurut dia, menulis itu asyik karena yang pertama, menulis
itu seperti bercerita (tutu koda: bahasa
Lamaholot), kedua, menulis adalah hasil ejawantah
disiplin berpikir, dan yang ketiga, dengan menulis orang dapat ”bertemu” dengan
semua orang; meruntuhkan tembok pemisah antara penulis dan orang lain. Karena
itulah menurut beliau kelompok-kelompok studi seperti KMK Ledalero perlu dibangun.
Lebih lanjut
mengenai hal ini, beliau menekankan bahwa yang paling penting dari
kelompok-kelompok studi seperti KMK Ledalero adalah situasi di dalamnya, jiwa
menulis harus ada dalam kelompok ini, situasi menulis harus terasa di dalamnya.
Pater Stef juga menyoroti kehadiran alat-alat elektronik dalam kaitannya dengan
kegiatan menulis. Menurut dia, alat-alat komunikasi masa kini harus dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan karya-karya yang luar biasa, bukannya malah
melahirkan karya-karya yang tidak berjiwa dan amburadul. Oleh karena itu,
beliau menganjurkan agar sebelum menulis, orang bersangkutan perlu membaca
banyak sumber agar dia tidak hanya berpegang satu informasi yang bisa saja menyesatkan
tetapi juga memiliki informasi lain yang memungkinkan dia untuk bisa memperkuat
apa yang akan ia tulis. Pater Stef juga menegaskan
bahwa membaca dan menulis selalu saling berhubungan, mereka saling memperdaya,
saling menguatkan, menyokong sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
membaca adalah jembatan emas menuju menulis.
“Menulis kalau
digeluti secara serius maka akan mendatangkan sesuatu yang luar biasa”.
Demikian diungkapkan wartawan Flores Pos ini
sebelum mengakhiri materinya. Beliau mengatakan bahwa dalam proses belajar
menulis, setiap orang harus mempertahankan gayanya masing-masing dengan
karakternya masing-masing, dengan demikian setiap orang menjadi dirinya sendiri
dengan tulisannnya yang khas. Hal yang paling utama dalam menulis adalah
menjadi diri sendiri.
Penulis :Fr. Vallentino, SVD
Editor : Flory Djhaut