Wednesday, November 28, 2018

Menjadi Penulis yang Menghidupkan Jiwa Tulisan



seminariledalero.org Kelompok Menulis Koran (KMK) dan Kelompok Diskusi Filsafat Ledalero menyelenggarakan kegiatan pelatihan menulis bagi anggota KMK di auditorium Bouma STFK Ledalero pada Jumat malam (23/11/18). Hadir pada saati itu, Pemimpin Umum Surat Kabar Harian (SKH) Flores Pos Pater Stef Tupeng Witin, SVD sebagai pemateri. Dalam pemaparan materinya, imam kelahiran Lembata itu menjelaskan terlebih dahulu hakikat komunikasi sebagai dasar kegiatan menulis. “Komunikasi adalah cara membangun hubungan dengan orang lain, sehingga kegiatan menulis pun sudah seharusnya dapat membangun hubungan dengan orang lain”, demikian diungkapkan Pater Stef.
Lebih lanjut, Pater Stef menekankan pentingnya fakta dalam menulis. Kegiatan menulis menurut  dia harus mengarah kepada realitas. Realitas adalah sesuatu yang sangat suci. Sebab dengan berdasarkan pada realitas, tulisan menjadi bernyawa. Karena hal inilah, diharapkan bagi penulis untuk turun langsung ke lapangan mengingat hadirnya media elektronik di masa ini yang kerap kali menyebabkan jiwa dari sebuah tulisan menjadi lemah.
Selain menyampaikan materi mengenai proses menulis, imam murah senyum ini  juga mengajak seluruh anggota KMK Ledalero untuk selalu bersemangat dalam menulis. Beliau memberikan motivasi dengan menjelaskan asyiknya menulis. Menurut dia, menulis itu asyik karena yang pertama, menulis itu seperti bercerita (tutu koda: bahasa Lamaholot), kedua, menulis adalah hasil ejawantah disiplin berpikir, dan yang ketiga, dengan menulis orang dapat ”bertemu” dengan semua orang; meruntuhkan tembok pemisah antara penulis dan orang lain. Karena itulah menurut beliau kelompok-kelompok studi seperti KMK Ledalero perlu dibangun.
Lebih lanjut mengenai hal ini, beliau menekankan bahwa yang paling penting dari kelompok-kelompok studi seperti KMK Ledalero adalah situasi di dalamnya, jiwa menulis harus ada dalam kelompok ini, situasi menulis harus terasa di dalamnya. Pater Stef juga menyoroti kehadiran alat-alat elektronik dalam kaitannya dengan kegiatan menulis. Menurut dia, alat-alat komunikasi masa kini harus dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karya-karya yang luar biasa, bukannya malah melahirkan karya-karya yang tidak berjiwa dan amburadul. Oleh karena itu, beliau menganjurkan agar sebelum menulis, orang bersangkutan perlu membaca banyak sumber agar dia tidak hanya berpegang satu informasi yang bisa saja menyesatkan tetapi juga memiliki informasi lain yang memungkinkan dia untuk bisa memperkuat apa yang akan ia tulis. Pater Stef  juga menegaskan bahwa membaca dan menulis selalu saling berhubungan, mereka saling memperdaya, saling menguatkan, menyokong sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa membaca adalah jembatan emas menuju menulis.
           
“Menulis kalau digeluti secara serius maka akan mendatangkan sesuatu yang luar biasa”. Demikian diungkapkan wartawan Flores Pos ini  sebelum mengakhiri materinya. Beliau mengatakan bahwa dalam proses belajar menulis, setiap orang harus mempertahankan gayanya masing-masing dengan karakternya masing-masing, dengan demikian setiap orang menjadi dirinya sendiri dengan tulisannnya yang khas. Hal yang paling utama dalam menulis adalah menjadi diri sendiri.

Penulis            :Fr. Vallentino, SVD
Editor             : Flory Djhaut
           

No comments:

Post a Comment