Seminariledalero.org
Sebanyak empat puluh satu orang Frater,
di antaranya 32 orang Frater Unit St. Yosef Freinademetz, 5 orang Frater TOP
dan para Subprefek Unit St. Mikhael dan Unit St. Gabriel berjumlah 4 orang
Frater mengikuti retret pembaharuan kaul-kaul kebiaraan di Unit St. Yosef
Freinademetz, Kamis (03 Agustus 2017). Kegiatan retret pembaharuan kaul-kaul
kebiaraan ini berlangsung selama enam hari, yakni dari hari Kamis (03/08)
sampai dengan hari Selasa (08/08/201) dengan bernaung di bawah tema “Menyelami
Rahasia Kasih Allah” dengan teks biblisnya Yohanes 4:4-42.
Kegiatan retret pembaharuan kaul-kaul
kebiaraan ini dibuka oleh Pater Yohanes Naihati, SVD selaku pemberi retret
dengan terlebih dahulu menjelaskan jadwal retret, animasi-animasi yang harus
dibuat dalam setiap kali perayaan Ekaristi. Selanjutnya Pater Anis Naihati, SVD
menjelaskan kepada para Frater tentang tema umum yang diangkat dalam retret.
Pada retret hari kedua, Pater Anis
Naihati, SVD memberikan permenungan pertamanya kepada para Frater dengan
perikop “Kasih Allah Menuntun Orang Kepada Kebenaran”. P. Anis Naihati, SVD
secara tegas menekankan tentang hidup yang senantiasa diwarnai dengan Roh yang
baik. “Orang yang hidup dan dijiwai oleh Roh yang baik akan selalu menampilkan
hal yang baik bagi sesamanya. Sekalipun ia menyembunyikannya tetap saja akan
terpantul lewat aura wajahnya. Sedangkan orang yang hidup dan dipengaruhi oleh
roh yang lain ia akan menunjukkan sesuatu yang buruk, misalnya malas ibadat
bersama, tidak mengikuti perayaan Ekaristi dan lain-lain. Orang yang hidup dan
dipengaruhi oleh roh buruk cepat ataupun lambat ia akan mengundurkan diri dari
panggilanya,” tegas Pater Anis Naihati, SVD.
Sementara itu dalam permenungan
keduanya dengan perikop “Kasih Mendorong Orang Untuk Beribadat Secara Benar”,
ditegaskan bahwa “Ibadat yang benar adalah penyembahan dengan kasih, kesetiaan,
ketaatan dan penyerahan diri,” tegas P. Anis Naihati, SVD.
Pater Anis Naihati, SVD menambahkan
dalam Perayaan Ekaristi sebagai rangkuman atas kedua permenungannya pada retret
hari kedua. “Kasih adalah dasar bagi kita yang terpanggil untuk mengimani Allah
sumber air kehidupan. Dengan mengimani Allah dan hidup dalam kasih-Nya, kita
akan senantiasa bertumbuh menjadi baik. Kita harus tahu bahwa segala perjalanan
hidup telah diatur oleh Allah dan yang dituntut bagi kita adalah
mengimani-Nya,” tambah P. Anis Naihati,
SVD.
Pada retret hari ketiga, Pater Anis
Naihati, SVD menghantar para Frater ke dalam permenungan pribadi dengan tema
umum yang diangkat “Bercerita dan Berbagi adalah Cara Mengikuti Yesus”.
Selanjutnya dalam renungan pertama diberikan dengan perikop “Kasih Menggerakkan
Perempuan Itu Untuk Berbagi”. Sementara dalam renungan keduanya diberikan
dengan perikop “Makanan Yang Tidak Dikenal adalah Kasih dan Kehendak Bapa”.
Selanjutnya pada retret hari keempat
sampai hari terakhir, tema-tema permenungan yang dibawakan oleh P. Anis
Naihati, SVD berkisah tentang: Tinggal Bersama Yesus adalah Prasyarat Misi;
Tinggal Bersama Membuka Kemungkinan Untuk Identifikasi Diri Dengan Yesus;
Sukacita Dicapai Lewat Bersatu Dengan Yesus di Jalan Salib-Nya; Penderitaan
Membawa Sukacita; Kemuliaan Salib; dan Kasih Energi Penggerak Misi.
Selama masa retret berlangsung ada
beberapa animasi-animasi yang dibuat, misalnya menonton video lagu sebagai
pengganti doa, syering dari samasaudara akan salib hidup yang pernah mereka
alami dan pembacaan komitmen dari setiap Frater pada Perayaan Ekaristi
penutupan retret. Frater TOP di STM Larantuka, Fr. Sintus, SVD dalam syeringnya
tentang salib hidup yang pernah dialami mengungkapkan bahwa ia sungguh merasa
terkejut dan menolak akan penempatan tempat praktek sebagai frater TOP. “Saya
merasakan sebuah salib pada waktu mendengar keputusan penempatan tempat praktek
Frater TOP sebab tempat yang saya dapat tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Saya punya niat yang tinggi supaya berpraktek di Paroki. Saya
mencari jalan supaya bisa di tempatkan di Paroki. Namun Tuhan berkehendak lain.
Ia menempatkan saya pada sebuah lembaga yang sungguh saya tidak bayangkan dan
harapkan sebelumnya. Saya akhirnya menerima walau merasa kurang hati. Dan satu
hal yang hendak saya katakan kepada sama saudara bahwa hidup sebagai seorang
religius kita harus enjoy saja. Kita tak perlu merasa tertekan. Tidak perlu
berpikir yang muluk-muluk. Kita boleh melakukan apa saja yang sanggup kita buat
dan jangan pernah melakukan sesuatu hanya orientasinya pada suatu pujian dari
para pimpinan dan pembesar kita,” ungkapnya.
Dalam Perayaan Ekaristi penutupan
retret, para Frater diminta maju satu per satu di depan altar untuk membacakan
komitmen-komitmen mereka sebagai hasil permenungan selama retret. Ada yang
berkomitmen untuk mencintai jalan panggilan; menikmati panggilan dengan setia;
menghayati kaul-kaul yang telah diikrarkan; hidup disiplin; rajin membaca Kitab
Suci; dan lain sebagainya. Setelah membacakan komitmen-komitmen, P. Anis
Naihati, SVD membuat sebuah rangkuman singkat. “Kita semua patut bersyukur sebab
tidak ada yang murtad dan tersesat. Semua punya komitmen yang baik. Perlu
diingat bahwa niat-niat yang telah dibuat selalu menjadi doa-doa kita dan
membuat kita untuk waspada. Oleh karena itu, marilah kita saling mendoakan satu
sama lain kiranya kita berkembang hingga abadi,” kata P. Anis Naihati, SVD.
Pater Anis Naihati, SVD dalam kesan
dan pesannya setelah acara penutupan retret mengatakan bahwa “selama retret
saya menemukan suatu suasana dimana para Frater serius dalam mengikuti retret
dan tidak ada yang mengalami kendala sehingga semua hadir dalam mengikuti
setiap permenungan yang dibawakan. Saya menemukan pula bahwa para Frater
menjaga ketenangan selama retret dan ini merupakan sebuah aspek penting yang
harus dipegang oleh para retretan selama mengikuti sebuah retret sebab
ketenangan adalah kunci atau suatu hal yang dapat membantu para retretan dalam
sebuah permenungan yang mendalam,” ungkapnya.
Pater Anis Naihati, SVD menambahkan
sebuah harapannya bagi para Frater. “Saya berharap bahwa dengan contoh hidup
wanita Samaria, membantu para Frater untuk melihat aspek rohani yang dijalani
selama ini. Sebab praktisnya di masa perkuliahan seperti ini terkadang aspek
rohani diabaikan. Orang lebih mementingkan belajar dan mengurus hal
akademiknya. Oleh karena itu, para Frater harus melihat kembali aspek rohaninya
dan berusaha melihat pengalaman dikasihi sebab melalui pengalaman kasih itu
kita akan belajar untuk kelak menjadi pewarta Sang Sabda yang baik,” tambah P.
Anis Naihati, SVD.
Para Frater tingkat II foto bersama P. Anis Naihati, SVD sesudah acara penutupan retret |
Sementara itu ketua unit St. Yosef
Freinademetz, Fr. Harr Jansen, SVD dalam kesempatan pembicaraannya diakhir
perayaan Ekaristi penutupan retret, mengatakan bahwa dirinya dan teman-teman
Frater sangat bersyukur mengikuti retret pembaharuan kaul bersama dengan P.
Anis Naihati, SVD. “Saya dan teman-teman sangat bersyukur sebab melalui
permenungan-permenungan yang dibawakan selama retret sungguh menginspirasi
kami. Semoga dengan contoh hidup wanita Samaria, kami pun semakin berani untuk
meninggalkan kebiasaan lama dan mau hidup baru dengan menerima Yesus di dalam
hati kami sehingga hidup kami dibaharui,” ungkap Fr. Har Jansen, SVD.
No comments:
Post a Comment