Wednesday, April 11, 2018

Bruder Yakobus Labu, SVD Tutup Usia


Bruder Bram Tarung, SVD: Beliau Sangat Ramah

Seminariledalero.org - Bruder Yakobus Labu, SVD tutup usia dalam usia 72 tahun di Kamar 27 Biara Simeon Ledalero, Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Desa Takaplager, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Selasa (3/4) sekitar pukul 05.30 Wita. 


Beliau Sangat Ramah
Pelaksana Harian Biara Simeon Ledalero, Bruder Abraham Teling Tarung, SVD kepada Flores Pos di Biara Simeon Ledalero, Selasa (3/4) malam mengatakan, Bruder Yakobus didiagnosis menderita penyakit jantung koroner dan osteoporosis. Selama beberapa tahun terakhir, Beliau rutin melakukan rawat jalan dengan dokter spesialis di Rumah Sakit RKZ Surabaya. Beberapa minggu lalu, Beliau juga melakukan kontrol kesehatan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Maumere dan memperoleh beberapa obat untuk penyakitnya.


“Dalam beberapa hari ini kondisi kesehatan Beliau tidak ada yang mengkhawatirkan. Sampai sebelum tidur malam, acara harian dilaksanakan seperti biasa. Sebelum tidur malam, saat Beliau pamitan dengan adik dan keponakan saya, Beliau mengatakan, “Mari kita jabat tangan lagi. Ini jabat tangan terakhir.” Setelah mengucapkan kalimat pamitan itu, Beliau menangis dan masuk ke kamar tidur. Tidak lama kemudian, Keponakan Beliau, Frater Ertus, SVD dating berjabat tangan Paskah. Beliau keluar kamar lagi untuk berjabat tangan dan selanjutnya tidur,” katanya.
Bruder Bram mengatakan, saat misa pagi, Bruder Yakobus tidak hadir. Beliau juga tidak muncul di kamar makan.

“Maka konfrater berinisiatif menyuruh karyawan mengetuk pintu kamarnya. Karena tidak ada jawaban, maka mereka membongkar pintu jendela samping pintu masuk dan masuk ke kamar Beliau. Beliau ditemukan tergeletak tidak bernyawa di lantai kamar mandi. Saat itu, Beliau baru selesai mandi. Beliau meninggal dunia sekitar jam 05.30 Wita,” katanya.
Bruder Bram mengatakan, Bruder Yakobus menjadi penghuni Biara Simeon Ledalero bukan karena lanjut usia (Lansia), melainkan karena penyakit jantung koroner. Beliau juga pindah dari Provinsi SVD Jawa ke Provinsi SVD Ende karena menderita sakit. 

“Kesehatan, kesadaran, dan kemampuan kognitif Beliau mulai menurun sejak Juli 2017 lalu. Pada saat pulang retret provinsi dan reuni alumni di SMA Santo Petrus Ende, Beliau tidak omong satu kata pun. Beliau juga mulai lupa membuka kunci kamar dan halaman buku Brevir,” katanya.
Menurut Bruder Bram, Bruder Yakobus adalah pribadi yang sangat taat. Beliau tidak pernah mengeluh. Beliau sangat sopan jika datang ke kantor. Beliau sangat care atau ramah dengan setiap tamu yang datang membesuk.


“Jika dirumuskan dalam satu kata, Beliau sangat ramah,” katanya.

Pribadi yang Dewasa
Teman Kelas Almarhum, Bruder Hilarius, SVD kepada Flores Pos di Kapela Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Selasa (3/4) mengatakan, sebagai teman seangkatan yang mengikrarkan kaul kekal pada 1987, dia mengenal Bruder Yakobus sebagai pribadi yang baik dan dewasa. Beliau sangat dewasa terutama karena ia masuk biara dalam usia yang lebih tua dari teman-teman seangkatan.
“Kematangan emosionalnya betul-betul baik. Rendah hati. Kalau diganggu teman-teman, dia tenang saja. Terima apa adanya. Tidak ada kesan yang kami lihat dia betul marah. Pendiam. Rajin kerja. Tanggung jawab sekali,” katanya.

Menurut Bruder Hilarius, Bruder Yakobus menghayati panggilan sebagai biarawan religius misionaris dengan baik sekali. Beliau memliki relasi yang matang dengan sesama dan lawan jenis.
“Orangnya sederhana sekali,” katanya.
Bruder Hilarius mengatakan, Bruder Yakobus memang memiliki masalah kesehatan terutama gigi. Semua giginya sudah dicopot dan diganti dengan gigi palsu.
“Itu yang membuat dia sangat menderita pada saat makan,” katanya.

Riwayat Hidup, Panggilan, dan Karya
Bruder Yakobus Labu, SVD lahir di Gisi, Mataloko, Golewa, Ngada, 31 Januari 1946. Ia mengenyam pendidikan formal di Sekolah Rakyat Katolik/SRK (1953-1960), SMP Sanjaya Bajawa (1961), SMP Nujaya Ende (1961-1964), dan Pendidikan Guru Agama Katolik/PGAK Santo Petrus Ende (Juli 1981-Juni 1984). 

Beliau mulai mengikuti program formasi religius biarawan misionaris Serikat Sabda Allah atau SVD dengan menjadi calon bruder di Biara Santo Josef Ende (1961-1968), postulan bruder SVD (8 Maret 1968), novisiat dan kaul pertama (6 Januari 1979), dan mengikrarkan kaul kekal di Biara Bruder Konradus (BBK) Ende (8 September 1987).  

Sebagai biarawan religius misionaris SVD, Bruder Yakobus berkarya di Paroki Watubala (Juli 1984-Desember 1985), Paroki Nanga Merakai-Sintang-Kalimantan Barat (Desember 1985-1996), Paroki Tenggarong-Kalimantan Timur (1993-1998), Paroki Nanga Merakai-Sintang-Kalimantan Barat (1999-2000), Biara Santo Josef Ende (2001-2002), Paroki Santo Arnoldus Janssen Waikomo-Lembata (5 Januari 2003), dan kebun SVD Ratedao-Boanio-Mbay (2 Juni 2009-Oktober 2012).
Sejak 2012 hingga 2018, ia tinggal di Biara Simeon Ledalero karena menderita sakit jantung koroner dan osteoporosis. 

Bruder Yakobus menghembuskan nafas yang terakhir di kamarnya di Biara Simeon Ledalero pada Selasa (3/4) pagi. Beliau dimakamkan kemarin sore di Pekuburan Seminari Tinggi Ledalero pada Rabu (4/4)
Selamat jalan dan selamat menikmati kebahagiaan abadi di surga, Bruder Yakobus!

Oleh Silvano Keo Bhaghi
081 338 520 916

No comments:

Post a Comment