Bruder Bram
Tarung, SVD: Beliau Sangat Ramah
Seminariledalero.org
- Bruder
Yakobus Labu, SVD tutup usia dalam usia 72 tahun di Kamar 27 Biara Simeon
Ledalero, Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Desa Takaplager, Kecamatan
Nita, Kabupaten Sikka, Selasa (3/4) sekitar pukul 05.30 Wita.
Beliau Sangat
Ramah
Pelaksana Harian Biara Simeon Ledalero, Bruder Abraham
Teling Tarung, SVD kepada Flores Pos di
Biara Simeon Ledalero, Selasa (3/4) malam mengatakan, Bruder Yakobus
didiagnosis menderita penyakit jantung koroner dan osteoporosis. Selama beberapa tahun terakhir, Beliau rutin
melakukan rawat jalan dengan dokter spesialis di Rumah Sakit RKZ Surabaya.
Beberapa minggu lalu, Beliau juga melakukan kontrol kesehatan dengan dokter
spesialis penyakit dalam di Maumere dan memperoleh beberapa obat untuk
penyakitnya.
“Dalam beberapa hari ini kondisi kesehatan Beliau tidak
ada yang mengkhawatirkan. Sampai sebelum tidur malam, acara harian dilaksanakan
seperti biasa. Sebelum tidur malam, saat Beliau pamitan dengan adik dan keponakan
saya, Beliau mengatakan, “Mari kita jabat tangan lagi. Ini jabat tangan
terakhir.” Setelah mengucapkan kalimat pamitan itu, Beliau menangis dan masuk
ke kamar tidur. Tidak lama kemudian, Keponakan Beliau, Frater Ertus, SVD dating
berjabat tangan Paskah. Beliau keluar kamar lagi untuk berjabat tangan dan
selanjutnya tidur,” katanya.
Bruder Bram mengatakan, saat misa pagi, Bruder Yakobus
tidak hadir. Beliau juga tidak muncul di kamar makan.
“Maka konfrater berinisiatif menyuruh karyawan mengetuk
pintu kamarnya. Karena tidak ada jawaban, maka mereka membongkar pintu jendela
samping pintu masuk dan masuk ke kamar Beliau. Beliau ditemukan tergeletak tidak
bernyawa di lantai kamar mandi. Saat itu, Beliau baru selesai mandi. Beliau
meninggal dunia sekitar jam 05.30 Wita,” katanya.
Bruder Bram mengatakan, Bruder Yakobus menjadi penghuni
Biara Simeon Ledalero bukan karena lanjut usia (Lansia), melainkan karena
penyakit jantung koroner. Beliau juga pindah dari Provinsi SVD Jawa ke Provinsi
SVD Ende karena menderita sakit.
“Kesehatan, kesadaran, dan kemampuan kognitif Beliau
mulai menurun sejak Juli 2017 lalu. Pada saat pulang retret provinsi dan reuni
alumni di SMA Santo Petrus Ende, Beliau tidak omong satu kata pun. Beliau juga
mulai lupa membuka kunci kamar dan halaman buku Brevir,” katanya.
Menurut Bruder Bram, Bruder Yakobus adalah pribadi yang
sangat taat. Beliau tidak pernah mengeluh. Beliau sangat sopan jika datang ke
kantor. Beliau sangat care atau ramah
dengan setiap tamu yang datang membesuk.
“Jika dirumuskan dalam satu kata, Beliau sangat ramah,”
katanya.
Pribadi yang
Dewasa
Teman Kelas Almarhum, Bruder Hilarius, SVD kepada Flores Pos di Kapela Seminari Tinggi
Santo Paulus Ledalero, Selasa (3/4) mengatakan, sebagai teman seangkatan yang
mengikrarkan kaul kekal pada 1987, dia mengenal Bruder Yakobus sebagai pribadi
yang baik dan dewasa. Beliau sangat dewasa terutama karena ia masuk biara dalam
usia yang lebih tua dari teman-teman seangkatan.
“Kematangan emosionalnya betul-betul baik. Rendah hati. Kalau
diganggu teman-teman, dia tenang saja. Terima apa adanya. Tidak ada kesan yang
kami lihat dia betul marah. Pendiam. Rajin kerja. Tanggung jawab sekali,”
katanya.
Menurut Bruder Hilarius, Bruder Yakobus menghayati
panggilan sebagai biarawan religius misionaris dengan baik sekali. Beliau
memliki relasi yang matang dengan sesama dan lawan jenis.
“Orangnya sederhana sekali,” katanya.
Bruder Hilarius mengatakan, Bruder Yakobus memang
memiliki masalah kesehatan terutama gigi. Semua giginya sudah dicopot dan
diganti dengan gigi palsu.
“Itu yang membuat dia sangat menderita pada saat makan,”
katanya.
Riwayat Hidup,
Panggilan, dan Karya
Bruder Yakobus Labu, SVD lahir di Gisi, Mataloko, Golewa,
Ngada, 31 Januari 1946. Ia mengenyam pendidikan formal di Sekolah Rakyat
Katolik/SRK (1953-1960), SMP Sanjaya Bajawa (1961), SMP Nujaya Ende
(1961-1964), dan Pendidikan Guru Agama Katolik/PGAK Santo Petrus Ende (Juli
1981-Juni 1984).
Beliau mulai mengikuti program formasi religius biarawan
misionaris Serikat Sabda Allah atau SVD dengan menjadi calon bruder di Biara
Santo Josef Ende (1961-1968), postulan bruder SVD (8 Maret 1968), novisiat dan
kaul pertama (6 Januari 1979), dan mengikrarkan kaul kekal di Biara Bruder
Konradus (BBK) Ende (8 September 1987).
Sebagai biarawan religius misionaris SVD, Bruder Yakobus
berkarya di Paroki Watubala (Juli 1984-Desember 1985), Paroki Nanga
Merakai-Sintang-Kalimantan Barat (Desember 1985-1996), Paroki
Tenggarong-Kalimantan Timur (1993-1998), Paroki Nanga
Merakai-Sintang-Kalimantan Barat (1999-2000), Biara Santo Josef Ende
(2001-2002), Paroki Santo Arnoldus Janssen Waikomo-Lembata (5 Januari 2003), dan
kebun SVD Ratedao-Boanio-Mbay (2 Juni 2009-Oktober 2012).
Sejak 2012 hingga 2018, ia tinggal di Biara Simeon
Ledalero karena menderita sakit jantung koroner dan osteoporosis.
Bruder Yakobus menghembuskan nafas yang terakhir di
kamarnya di Biara Simeon Ledalero pada Selasa (3/4) pagi. Beliau dimakamkan
kemarin sore di Pekuburan Seminari Tinggi Ledalero pada Rabu (4/4)
Selamat jalan dan selamat menikmati kebahagiaan abadi di
surga, Bruder Yakobus!
Oleh Silvano
Keo Bhaghi
081 338 520
916
No comments:
Post a Comment