Komunitas Ledalero rayakan Minggu Palma |
Dalam
kotbahnya Pater Ansel menekankan dua makna penting perayaan Minggu Palma.
Pertama, kata Pater Ansel, Yesus menjadi teladan ketaatan dalam melaksanakan
kehendak Allah.
“Dalam
melaksanakan misi keselamatanNya di dunia, Yesus rela menderita dan memikul
salib-Nya yang amat berat untuk menebus umat manusia yang berdosa. Dia
mengosongkan diri-Nya menjadi hamba yang menderita hingga wafat di kayu salib,”
kata Pater Ansel.
Karena
itu, Pater Ansel menegaskan bahwa perayaan Minggu Palma harus menjadi suatu
refleksi yang mendalam tentang arah hidup Yesus yaitu melaksanakan kehendak
Bapa dalam ketaatan.
“Apakah
sesudah sekian lama menjadi orang Katolik, hidup kita semakin memperlihatkan
ketaatan penuh kepada kehendak Allah dalam semua aspek kehidupan kita ataukah
malah sebaliknya?” kata Pater Ansel.
Kedua,
lanjut Pater Ansel, perayaan Minggu Palma merupakan kesempatan untuk belajar
pada kerendahan hati Yesus. Yesus adalah anak Allah yang hidup. Tetapi walaupun
Allah, Ia rela mengambil rupa seorang hamba dan mengabdi secara total.
“Yesus
Kristus adalah teladan ketaatan yang sangat sempurna. Ia rela mengosongkan
diriNya menjadi hamba yang menderita dengan cara wafat di kayu salib,” tegasnya.
Sebagaimana
disaksikan Seminariledalero.org, perayaan
Minggu Palma ini diawali perarakan dari pendopo timur Seminari Tinggi St.
Paulus Ledalero. Di tempat itu diadakan upacara pemberkatan daun-daun palma. Usai
upacara pemberkatan daun palma, perayaan tersebut dilanjutkan dengan perarakan
menuju Kapel Agung.
Turut
hadir dalam perayaan ini Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Pater
Kletus Hekong SVD, Wakil Rektor Pater Frans Ceunfin SVD, Ekonom Pater Anton
Jemaru SVD, Prefek Koordinator Fratres Pater Ito Dhogo SVD, para imam, suster,
bruder dan frater dan umat awam. Perayaan ini juga dimeriahkan kelompok kor para
frater dari unit St. Arnoldus Janssen-Nitapleat.
No comments:
Post a Comment