Sunday, April 2, 2017

Frater Tingkat V Hayati Hidup Kaum Pinggiran

seminariledalero.org - Para frater Tingkat V Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero menghayati cara hidup kaum pinggiran melalui keterlibatan langsung dalam keseharian hidup beberapa kelompok pinggiran di Kota Maumere. Kegiatan yang digagas dosen matakuliah Teologi Sosial Politik Pater John Prior SVD ini berlangsung setiap Sabtu, dimulai sejak awal Februari lalu.
Sebanyak 20 frater Tingkat V diutus menuju tiga kelompok sasaran yakni kelompok pemasak di RSUD T.C. Hillers Maumere, kelompok cleaning service di Hotel Sylvia Maumere dan komunitas penyintas HIV/AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Flores-Support Maumere.
Pater John Prior SVD dalam pengarahan awalnya mengatakan situasi sosial politik Indonesia sering kali menempatkan masyarakat kecil ke posisi terpinggirkan. Mereka kerap diperlakukan secara tidak adil, hak dan martabat mereka kurang diperhatikan.
“Dengan melibatkan diri bersama mereka, kalian telah memilih untuk berada di pihak kelompok terpinggirkan. Kalian diminta untuk merasakan suka duka hidup mereka dan berteologi sesuai konteks kehidupan mereka,” kata Pater John, awal Februari.
Frater Venty Serundi SVD bersama delapan frater lainnya yang memilih kelompok terjun di dapur RSUD T.C. Hillers Maumere mengaku sangat tergugah dengan pengalaman keterlibatannya bersama ibu-ibu pemasak di rumah sakit. Menurut kisah Frater Venty, tinggi atau rendahnya upah tidak memengaruhi luhurnya semangat pelayanan para pemasak.
Sementara itu, Frater Rovin Naben SVD mewakili ketiga temannya mengungkapkan pengalamannya ketika bergabung bersama para petugas cleaning service di Hotel Sylvia Maumere. “Beratnya pekerjaan menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” katanya.
Pengalaman yang tak kalah menarik juga dialami tujuh frater yang bergabung bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Stigmatisasi yang dialami para ODHA di tengah lingkungan tempat tinggal mereka menjadi bahan permenungan bagi ketujuh frater ini.
“Penderitaan paling utama yang dalami ODHA adalah ketika mereka ditolak masyarakat dan kaum keluarga mereka. Banyak dari antara mereka yang kondisinya semakin terpuruk bukan karena ganasnya penyakit tetapi karena depresi. ODHA butuh dukungan,” kata Frater Justin Rehmet.
Kehadiran para frater Ledalero di tengah ketiga kelompok ini dinilai membawa dampak positif. “Pekerjaan kami yang pada awalnya berat menjadi sangat ringan sejak kehadiran para frater. Para frater ulet dan rajin,” kata Mia Polus, pemasak di dapur RSUD Maumere, pada Sabtu (1/4/2017).
“Kehadiran para frater juga membawa kegembiraan dan semangat baru bagi kami. Mereka setia mendengar kisah hidup kami, suka maupun duka,” sambung Lasidia Lawi, rekan Mia.

Penulis: Frater Yovan Rante SVD.  

No comments:

Post a Comment