Pater Hendrikus Wuwur Dori, SVD |
seminariledalero.org - Pater
Hendrikus Dori Wuwur SVD meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit St.
Gabriel Kewapante pada Jumat (3/2/2017), sekitar pkl. 06.00 Wita. Pater Hendrik
dinyatakan meninggal dunia setelah berjuang melewati masa-masa kritis akibat
komplikasi beberapa jenis gangguan kesehatan terutama jantung, gula darah dan ginjal.
Rektor Seminari Tinggi St. Paulus
Ledalero Pater Kletus Hekong SVD ketika ditemui Seminariledalero.org di ruang kerjanya pada Jumat pagi mengatakan,
Pater Hendrik dilarikan ke Rumah Sakit St. Gabriel pada Kamis (2/2/2017),
sekitar pkl. 18.00 Wita, karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis.
Pater Hendrik sempat menerima penanganan kesehatan yang serius dari para petugas
rumah sakit, tetapi nyawanya tetap tidak tertolong.
“Pada Agustus 2016 lalu, almarhum
menjalani operasi bypassjantung pada
salah satu rumah sakit di Surabaya. Atas rahmat Tuhan dan ketelatenan para
dokter, operasi tersebut berjalan baik dan normal.Kondisi kesehatan Pater
Hendrik membaik danoleh para dokter, beliau diperkenankan pulang ke Komunitas
Ledalero, beberapa waktu sesudah operasi,” tutur Pater Kletus.
Pada akhir Desember 2016, lanjut Pater Kletus,
almarhum kembali menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut,
kondisi kesehatan almarhum dinyatakan baik dan normal. Satu-satunya gangguan
waktu itu adalah rasa sakit di bagian punggung, sehingga almarhum menjalani
pengobatan akupuntur.
“Melihat kondisi kesehatannya yang
membaik, almarhum memutuskan pulang ke Komunitas Ledalero pada Minggu (29/1/2017). Sampai di
komunitas ini keadaan kesehatannya cukup stabil, hanya saja almarhum mengeluh
kesulitan tidur. Keluhan ini tidak sempat ditangani hingga almarhum mengalami
penurunan kesehatan yang drastis pada Kamis petang kemarin dan pagi ini
mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit milik suster-suster SSpS Kewapante,”
kata Pater Kletus.
Menurut Pater Kletus, Pater Hendrik
dikenang sebagai seorang dosen dan imam SVD yang tekun, rapi, disiplin dan
setia terhadap tugas. Karena kepribadiannya ini, almarhum akan sangat kecewa
terhadap mahasiswa-mahasiswa atau para calon imam yang tidak mentaati komitmen
hidup bersama.
“Segenap keluarga besar Komunitas
Seminari Tinggi ST. Paulus Ledalero merasakan kedukaan yang mendalam atas
kepergian saudara kami tercinta Pater Hendrik Dori Wuwur SVD. Kami kehilangan seorang
yang hebat justru pada saat kami masih membutuhkan kehadirannya. Selamat jalan
Pater Hendrik, doakan kami saudara-saudaramu ini,” ungkap Pater Kletus.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Seminariledalero.org dari Ketua Seksi
Liturgi Komunitas Ledalero Frater Erick Eureka SVD, jenazah almarhum
diberangkatkan dari RS. St. Gabriel Kewapante pada Jumat (3/2/2017) pkl 15.30
Wita. Ibadat penerimaan jenazah akan diadakan di Kapel Agung Ledalero, sekitar
pkl. 16.00 Wita.
“Selanjutnya, almarhum akan disemayamkan
di Kapel Agung Seminari Ledalero dan dikebumikan pada Minggu (5/2/2017) pkl.
10.00 Wita. Misa Nara Crus (pemberkatan
salib) akan diadakan pada Rabu (8/2/2017), pkl. 17.30 Wita, bertempat di Kapel
Agung Seminari Ledalero.
Riwayat Hidup,
Pendidikan dan Karya
Seperti tertera dalam buku Metodologi: Seni Menulis Karya Ilmiah karangannya
sendiri, mendiang Pater Hendrikus Dori Wuwur lahir pada 21 September 1946 di
Bakan, Lembata. Ia belajar Filsafat dan Teologi pada STFK Ledalero, Flores.
Tahun 1981 melanjutkan studi dalam bidang Homiletik pada Universitas Westfalen,
Münster-Jerman. Tahun 1985 meraih gelar Lizentiat.
Sejak tahun 1985 almarhum menjadi
anggota staf dosen pada STFK Ledalero. Tahun 1991 ia mengikuti program doktorat
pada Phil. Theol. Hochschule der Steyler Missionsgesellschaft, di St.
Augustin-Jerman. Tahun 1998 meraih gelar doktor dalam bidang Misiologi. Pada tahun
2001 sampai 2005, almarhum mendapat SK dari Provinsial SVD Ende untuk menjadi
Ketua STFK Ledalero.
Sebagian besar masa kerja almarhum
dihabiskan untuk berkarya di STFK Ledalero. Tantangan paling berat yang mesti
almarhum jalani adalah kondisi kesehatannya yang terus memburuk dari tahun ke
tahun. Perziarahan hidup, panggilan dan karya almarhum pun mesti berakhir
bersamaan dengan embusan napasnya yang terakhir pada Jumat (3/2/2017), pada
usia 70 tahun 4 bulan dan 13 hari.
Penulis:
Frater Yovan Rante, SVD
|
No comments:
Post a Comment