Ketua Seksi Konsumsi Seminari Tinggi St.
Paulus Ledalero Frater Bona Laba SVD kepada Seminariledalero.org
di dapur Unit St. Agustinus, Kamis (30/3/2017), mengatakan lomba ini
menjadi program unggulan selama masa kepengurusannya. Pada kesempatan tersebut,
Frater Bona mendampingi dewan juri memberi penilaian pada hasil masakan para
frater Unit St. Agustinus sebagai peserta terakhir lomba.
“Frater
masuk dapur dan memasak sendiri itu bukan hal baru di Ledalero. Namun, kadang
ada keluhan bahwa hasil olahan para frater kurang nikmat, menunya minimalis. Nah,
lomba ini bertujuan melihat bagaimana cara frater memasak dan sejauh mana
kemampuan mereka dalam memasak,” kata Frater Bona.
Kriteria perlombaan, kata Frater Bona,
meliputi keanekaragaman jenis makanan, pemanfaatan bahan lokal, cara penyajian
makanan dan rasa makanan. Selain itu, penilaian juga diberikan pada aspek
kebersihan dapur, kerapian pemasak dan ketepatan waktu.
“Saya berharap lomba ini bisa mendorong
para frater untuk mempersiapkan menu makan mereka dengan baik. Jika makanan
dipersiapkan secara baik, dalam arti sederhana tetapi enak dan sehat, kamar
makan akan menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi,” kata Frater Bona.
Menurut Frater Bona, setiap unit berhak
mengutus lima frater sebagai peserta lomba. Proses kerja dan hasil olahan
mereka akan dinilai ketiga juri yakni Suster Maria Clara SSpS, Ketua Karyawati
Ledalero Kristin Woi dan Pater Hubert Tenga SVD.
Seru
Pelaksanaan
lomba masak di Unit St. Agustinus, Kamis (30/3/2017) sore berlangsung seru.
Frater Budi, Frater Vilan, Frater Aris, Frater Mando dan Frater Ipi dipercayakan
sebagai peserta lomba. Perpaduan busana antara sepatu kets, celana jeans, kaos
oblong putih dan celemek merah tua menjadikan penampilan para pemasak tampak
elegan.
Di bawah tema “Berkreasi Bersama Kelapa”,
kelima frater ini berhasil menyelesaikan 10 jenis menu dalam waktu 1,5 jam.
Menu olahan tersebut selanjutnya disajikan di kamar makan unit yang juga telah
didekorasi menjadi layaknya sebuah tempat pesta.
“Proficiat, saya bangga atas kreativitas
para peserta lomba dari Unit St. Agustinus. Kalian unggul dalam menciptakan
keragaman menu dan juga dekorasi kamar makan,” kata Suster Maria Clara SSpS.
Penilaian yang sama juga disampaikan Kristin
Woi. Menurut dia, pemasak sekelas karyawati pun mungkin tidak sanggup
menciptakan menu senikmat dan semenarik yang dihasilkan para frater. Menurut
Kristin, “kreativitas para frater sungguh luar biasa”.
Sementara itu, Pater Hubert Tenga dalam
penilaiannya pertama-tama mengaitkan kreativitas memasak dengan ilmu filsafat.
Menurut dia, kreativitas memasak lahir dari luasnya cakrawala berpikir yang
menjadi ciri khas filsafat.
“Yakinkan semua orang bahwa keterampilan
memasak itu penting. Memasak merupakan ritus spiritual yang dengannya kita memuliakan
Allah, menghargai ciptaan dan mengenang nenek moyang,” katanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Seminariledalero.org, pengumuman juara
perlombaan masak ini akan dilangsungkan dalam waktu mendekat. Para juri
terlebih dahulu mengadakan pertemuan internal demi memutuskan unit mana yang
berhak menjadi juara.
Penulis: Frater Yovan Rante, SVD |
No comments:
Post a Comment