Sunday, January 21, 2018

FRATER LEDALERO MENGIKUTI REVITALISASI ATURAN HARIAN

Seminariledalero.org – Segenap frater Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengikuti Revitalisasi Aturan Harian pada, Sabtu (20 Januari 2018) di unit masing-masing sejak pagi hari hingga malam hari. Tujuan dari Revitalisasi Aturan Harian adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan pada waktu Kapitel Rumah yang sudah dilangsungkan tahun lalu.
          Disaksikan oleh seminariledalero.org, proses Revitalisasi Aturan Harian pada Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero berlangsung dalam suasana doa dan disambut dengan antusias oleh para frater. Kegiatan tersebut diawali dengan doa; pengantar singkat dari pater prefek unit tentang tujuan dari Revitalisasi Aturan Harian; selanjutnya para frater masuk ke dalam refleksi pribadi tentang pelaksanaan aturan harian selama ini. Para frater juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok dan hasil diskusi diplenokan dalam forum. Dan selanjutnya seluruh kegiatan Revitalisasi Aturan Harian diakhiri dengan Ibadat Malam (Completorium) bersama di Kapel Unit masing-masing.
P. Bernard Boli Ujan, SVD dan P. Kanis Bhila, SVD

          Prefek Unit St. Yosef Freinademetz, P. Kanisius Bhila, SVD dalam kesempatan memberikan kata pengantar tentang tujuan dari Revitalisasi Aturan Harian mengatakan bahwa kesempatan revitalisasi aturan harian yang melibatkan para formandi merupakan suatu tanda yang baik.
“Tujuan dari Revitalisasi Aturan Harian adalah untuk melihat kembali perkembangan formasi dan meminimalisasi persoalan-persoalan yang dikemukakan pada waktu Kapitel Rumah tahun lalu. Ada banyak persoalan yang diangkat dalam kaitannya dengan aturan harian di lembaga formasi ini. Persoalan-persoalan tersebut dirangkum dalam lima pokok masalah. Lima masalah tersebut adalah pertama, kemunduran dalam doa pagi, meditasi pagi, misa pagi, doa siang (hari minggu) dan doa sore. Termasuk di dalamnya adalah perhatian terhadap klausura dan silentium. Kedua, kedisiplinan, ketepatan waktu, dan ketahanan dalam mengikuti kegiatan bersama, terutama kegiatan rohani. Ketiga, doa-doa yang belum kontekstual. Keempat, penggunaan waktu di sore hari. Pada pukul 15.00 sudah harus ada kegiatan bersama yang kelihatan (bukan kegiatan pribadi di kamar). Kegiatan olahraga dikurangi dan kegiatan bersama seperti studi atau kerja diperbanyak. Tujuannya adalah supaya diketahui bahwa waktu itu digunakan dengan efektif. Kelima, penggunaan HP yang kurang bijak dan WIFI yang tidak terkontrol yang menyita waktu studi, tidur, dan lain-lain,” kata P. Kanis.
          P. Kanis Bhila, SVD juga menambahkan, ”Kita patut berterimakasih kepada para pemimpin kita sebab mereka memberikan kesempatan kepada kita semua untuk terlibat aktif dalam pembicaraan mengenai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan formasi kita. Hal ini merupakan tanda yang baik. Saya berharap agar kita dapat memanfaatkan kesempatan ini secara baik. Kita harus sungguh-sungguh agar kita dapat menemukan jawaban yang baik terhadap persoalan-persoalan yang diangkat. Kita dapat mengungkapkan pendapat kita tentang persoalan yang ada sehingga kita bisa mendapatkan kesepakatan bersama dan kesepakatan bersama itu dapat kita berikan kepada para pemimpin kita untuk dipertimbangkan,” tegas P. Kanis Bhila, SVD.
Fr. Clemens Manek, SVD sedang mempleno hasil diskusi kelompok

          Setelah mendengar pengantar dari pater prefek, para frater masuk ke dalam refleksi pribadi. Hasil refleksi pribadi disyeringkan dalam kelompok diskusi dan dirangkuman untuk diplenokan di forum. Dalam kesempatan pleno hasil syering dan diskusi di kelompok, suasana forum terlihat serius dan ramai sebab setiap pribadi mulai memberikan pendapatnya untuk menanggapi pemaparan dari setiap kelompok. Setiap argument yang dilontarkan oleh setiap frater selalu diterima dan menjadi bahan pertimbangan bersama secara matang. Ada yang setuju dan ada yang menolak, namun tujuannya agar setiap poin yang disampaikan menjadi kepastian kesepakatan bersama.
Para frater unit St. Yosef mengikuti pemaparan dari kelompok diskusi

Frater tingkat enam, Fr. Floriano Suninono, SVD dalam menanggapi pemaparan dari kelompok tentang persoalan-persoalan yang ada, dirinya mengatakan bahwa setiap persoalan yang ada bukan datang dari luar diri setiap pribadi, namun dari dalam diri sendiri.
“Segala persoalan yang ada dalam kaitannya dengan aturan harian, tidak ada sebab dari luar diri setiap pribadi. Yang menjadi sebab utama adalah dari dalam diri sendiri. Bagi saya, sebab yang paling kuat adalah kesadaran pribadi yang masih lemah,” kata Fr. Deno, SVD.
          Fr. Deno, SVD yang kini tinggal di Unit St. Yosef Freinademetz juga menambahkan, “Kesadaran dari dalam diri yang masih lemah mesti diperhatikan. Segala sarana yang ada tidak berpengaruh terhadap aturan harian yang ada. Pribadi orang yang mesti direvitalisasi,” tegas Fr. Deno, SVD.


Penulis: Fr. Fridus Talan, SVD

No comments:

Post a Comment