Seminariledalero.org – Segenap frater Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengikuti
Revitalisasi Aturan Harian pada, Sabtu (20 Januari 2018) di unit masing-masing
sejak pagi hari hingga malam hari. Tujuan dari Revitalisasi Aturan Harian
adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan pada
waktu Kapitel Rumah yang sudah dilangsungkan tahun lalu.
Disaksikan oleh seminariledalero.org, proses Revitalisasi Aturan Harian pada
Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero berlangsung dalam suasana doa dan disambut dengan
antusias oleh para frater. Kegiatan tersebut diawali dengan doa; pengantar singkat
dari pater prefek unit tentang tujuan dari Revitalisasi Aturan Harian; selanjutnya
para frater masuk ke dalam refleksi pribadi tentang pelaksanaan aturan harian
selama ini. Para frater juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok
dan hasil diskusi diplenokan dalam forum. Dan selanjutnya seluruh kegiatan
Revitalisasi Aturan Harian diakhiri dengan Ibadat Malam (Completorium) bersama
di Kapel Unit masing-masing.
P. Bernard Boli Ujan, SVD dan P. Kanis Bhila, SVD |
Prefek Unit St. Yosef Freinademetz, P.
Kanisius Bhila, SVD dalam kesempatan memberikan kata pengantar tentang tujuan
dari Revitalisasi Aturan Harian mengatakan bahwa kesempatan revitalisasi aturan
harian yang melibatkan para formandi merupakan suatu tanda yang baik.
“Tujuan dari
Revitalisasi Aturan Harian adalah untuk melihat kembali perkembangan formasi
dan meminimalisasi persoalan-persoalan yang dikemukakan pada waktu Kapitel
Rumah tahun lalu. Ada banyak persoalan yang diangkat dalam kaitannya dengan aturan
harian di lembaga formasi ini. Persoalan-persoalan tersebut dirangkum dalam
lima pokok masalah. Lima masalah tersebut adalah pertama, kemunduran dalam doa pagi, meditasi pagi, misa pagi, doa
siang (hari minggu) dan doa sore. Termasuk di dalamnya adalah perhatian
terhadap klausura dan silentium. Kedua, kedisiplinan, ketepatan waktu, dan ketahanan dalam mengikuti
kegiatan bersama, terutama kegiatan rohani. Ketiga,
doa-doa yang belum kontekstual. Keempat,
penggunaan waktu di sore hari. Pada pukul 15.00 sudah harus ada kegiatan bersama
yang kelihatan (bukan kegiatan pribadi di kamar). Kegiatan olahraga dikurangi
dan kegiatan bersama seperti studi atau kerja diperbanyak. Tujuannya adalah
supaya diketahui bahwa waktu itu digunakan dengan efektif. Kelima, penggunaan HP yang kurang bijak dan WIFI yang tidak
terkontrol yang menyita waktu studi, tidur, dan lain-lain,” kata P. Kanis.
P. Kanis Bhila, SVD juga menambahkan, ”Kita
patut berterimakasih kepada para pemimpin kita sebab mereka memberikan
kesempatan kepada kita semua untuk terlibat aktif dalam pembicaraan mengenai
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan formasi kita. Hal ini merupakan tanda
yang baik. Saya berharap agar kita dapat memanfaatkan kesempatan ini secara
baik. Kita harus sungguh-sungguh agar kita dapat menemukan jawaban yang baik
terhadap persoalan-persoalan yang diangkat. Kita dapat mengungkapkan pendapat kita
tentang persoalan yang ada sehingga kita bisa mendapatkan kesepakatan bersama
dan kesepakatan bersama itu dapat kita berikan kepada para pemimpin kita untuk
dipertimbangkan,” tegas P. Kanis Bhila, SVD.
Fr. Clemens Manek, SVD sedang mempleno hasil diskusi kelompok |
Setelah mendengar pengantar dari pater
prefek, para frater masuk ke dalam refleksi pribadi. Hasil refleksi pribadi
disyeringkan dalam kelompok diskusi dan dirangkuman untuk diplenokan di forum. Dalam
kesempatan pleno hasil syering dan diskusi di kelompok, suasana forum terlihat
serius dan ramai sebab setiap pribadi mulai memberikan pendapatnya untuk
menanggapi pemaparan dari setiap kelompok. Setiap argument yang dilontarkan
oleh setiap frater selalu diterima dan menjadi bahan pertimbangan bersama
secara matang. Ada yang setuju dan ada yang menolak, namun tujuannya agar
setiap poin yang disampaikan menjadi kepastian kesepakatan bersama.
Para frater unit St. Yosef mengikuti pemaparan dari kelompok diskusi |
Frater tingkat enam, Fr. Floriano Suninono, SVD dalam menanggapi
pemaparan dari kelompok tentang persoalan-persoalan yang ada, dirinya
mengatakan bahwa setiap persoalan yang ada bukan datang dari luar diri setiap
pribadi, namun dari dalam diri sendiri.
“Segala
persoalan yang ada dalam kaitannya dengan aturan harian, tidak ada sebab dari
luar diri setiap pribadi. Yang menjadi sebab utama adalah dari dalam diri
sendiri. Bagi saya, sebab yang paling kuat adalah kesadaran pribadi yang masih
lemah,” kata Fr. Deno, SVD.
Fr. Deno, SVD yang kini tinggal di
Unit St. Yosef Freinademetz juga menambahkan, “Kesadaran dari dalam diri yang
masih lemah mesti diperhatikan. Segala sarana yang ada tidak berpengaruh
terhadap aturan harian yang ada. Pribadi orang yang mesti direvitalisasi,”
tegas Fr. Deno, SVD.
Penulis: Fr.
Fridus Talan, SVD
No comments:
Post a Comment