Tuesday, January 31, 2017

Arung Sastra Ledalero Gelar Malam Sastra

seminariledalero.orgKomunitas Arung Sastra Ledalero (ASAL) menggelar malam sastra di aula Santo Thomas Aquinas Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Senin (30/1). Malam sastra yang bernaung di bawah tema Menggali Cinta dalam Perbedaan ini diisi dengan musikalisasi puisi, pembacaan cerita pendek (Cerpen) dan pementasan dua monolog.
            Malam sastra yang dipandu oleh Frater Denny Galus SVD ini, diawali dengan musikalisasi puisi berjudul Kepada Para Perantau yang Lupa Jalan Pulang oleh Frater Ari Kalndija SVD, yang disusul oleh deklamasi puisi berjudul Mukinah karya Fr. Endy Sie SVD. Dua puisi ini kemudian disusul oleh monolog berdurasi 15 menit, berjudul Warna yang dibawakan oleh Frater Rio Nanto SVD.
           
Usai monolog, Frater Valry Hengky SVD membacakan sebuah cerpen berjudul Menguburkan Ayah, yang disusul dengan monolog berjudul Aku dan Kamu oleh Frater Kalvin Pala SVD, dan sebuah puisi berjudul Yesus, Lelaki Farisi dan Perempuan Berdosa karya Frater Morghan Nikmat SVD. Seluruh rangkain acara malam sastra ini diakhiri dengan sebuah puisi berjudul Sepotong Malam dan Segelas Kopi dari Frater Kristo Suhardi SVD.
            Ketua Arung Sastra Ledalero Frater Morghan Nikmat, SVD mengungkapkan pagelaran malam sastra merupakan acara rutin bulanan yang digelar oleh Komunitas Arung Sastra Ledalero. Selain melibatkan para Frater Seminari Tinggi Ledalero, kata Frater Morghan, komunitas ini juga terbuka untuk para peminat sastra yang berasal dari luar Komunitas Ledalero.
           
 “Tema yang diangkat dalam pagelaran malam puisi pertama di tahun 2017 malam ini merupakan sebentuk ajakan universal kepada siapa saja untuk menggali cinta dalam perbedaan. Perbedaan bukanlah alasan untuk membuat pengkotak-kotakkan. Setiap perbedaan mesti dilihat sebagai anugerah untuk saling berbagi, saling mengisi dan saling melengkapi,” kata Frater Morghan.
            Sastra, kata Frater Morghan, merupakan jembatan yang baik untuk menghubungkan perbedaan itu. Karya-karya sastra merupakan madah semesta yang mengajak setiap orang untuk saling mencintai, saling merangkul dan bersama-sama menciptakan kehidupan bersama yang harmonis. “Mari kita menjadikan sastra sebagai penyalur cinta universal,” ajak Frater Morghan.
Menghargai Perbedaan
            Frater Rio Nanto SVD, yang ditemui usai mementaskan monolog Warna
mengungkapkan monolog Warna merupakan ajakan untuk menghargai perbedaan. Perbedaan, kata Frater Rio, ada untuk memperkaya kehidupan.
            “Ajakan untuk menghargai perbedaan selalu merupakan suatu hal yang mendesak, khususnya di tengah situasi saat ini, begitu banyak kelompok fundamentalis yang memaksakan kebenaran dan pendapat mereka sendiri di ruang publik. Kita mesti saling menghargai dalam keberbedaan kita,” kata mahasiswa semester II pada STFK Ledalero ini.
Apresiasi
            Prefek Koordinator Seminari Tinggi Ledalero Pater Ito Dhogo SVD, dalam pertemuan komunitas Ledalero, Sabtu (28/1) mengungkapkan apresiasinya atas perkembangan kelompok-kelompok minat di Seminari Ledalero. Keberadaan kelompok minat, kata Pater Ito, merupakan wadah yang paling baik untuk mengembangkan bakat para frater.
            “Minat dan bakat yang kita miliki mesti dikembangkan dengan baik. Hal ini sangat membantu kita ketika menjalankan karya pastoral sebagai seorang misionaris di manapun kita diutus kelak. Karena itu, saya sangat mendukung keberadaan kelompok minat seperti ini dan mendorong para frater untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki,” kata Dosen Kitab Suci pada STFK
ledalero ini.



Penulis : 
Kristo Suhardi

No comments:

Post a Comment