Mgr. Edwaldus Martinus Sedu ditahbiskan menjadi uskup Maumere di Gelora Samador Maumere pada Rabu (26/9/2018). Mgr. Edwal diangkat menjadi uskup oleh Paus Fransiskus pada Juli lalu untuk menggantikan Mgr. Gerulfus Kerubim Pareira, SVD yang mengundurkan diri karena faktor usia. Pemilihan hari pentahbisan ini bertepatan dengan ulang tahun Mgr. Kerubim yang ke-77 tahun.
Perayaan ekaristi tahbisan ini diawali dengan prosesi perarakan
puluhan uskup, ratusan imam dan para penari Ja’I
dari kevikepan Bajawa dari depan Kantor PU menuju Gelora Samador. Di pintu gerbang
Gelora, rombongan para uskup dan para imam disambut oleh ratusan penari yang
dipilih dari beberapa sekolah di Maumere dan gabungan OMK Paroki Misir. Upacara
penthabisan ini dimeriahkan oleh kurang lebih 500 anggota kor yang berasal dari
utusan 8 paroki di Keuskupan Maumere dan utusan frater dan suster dari beberapa
biara.
Sebelum upacara pentahbisan, dibacakan surat dari Paus
Fransiskus tentang pengangkatan Mgr. Ewal menjadi uskup Maumere oleh Duta Besar
Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang belum cukup fasih, Mgr. Piero mengatakan
dengan berakhirnya masa jabatan Mgr. Kerubim menjadi uskup Maumere maka dipilihlah
Uskup Ewal yang murah hati dan memiliki kualitas kepribadian yang matang untuk menjalankan
tugas kegembalaan.
Dalam kotbahnya,
Uskup keuskupan Denpasar, Mgr. Silvester San yang mengutip moto tahbisan Mgr. Ewal “Duc in Altum (Bertolak ketempat yang
dalam)” menjelaskan tugas kegembalaan uskup ke tempat yang tidak nyaman. “Mgr. Ewal
berasaldari Bajawa dengan topografi daerah pegunungan. Tetapi dia mengambil
moto untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Hampir pasti dia akan tenggelam
selain karena dia tidak bisa berenang juga karena badan Mgr. Ewal subur, maka kalau
tenggalam itu seperti batu”, kata Mgr. San
“Tetapi pengambilan moto ini tentu berasal dari permenungan
Mgr. Ewal untuk membentuk komitmen kuat melayani umat. Tugas sebagai seorang uskup
itu cukup berat apalagi pada masa sekarang ini yang ditandai dengan perkembangan
teknologi, informasi palsu dan gejala konsumerisme. Uskup dipanggil untuk melayani
sakramen dan menjadi pewarta sukacita Injil. Tetapi uskup tidak boleh takut karena
kasih Tuhan akan selalu melindungi Mgr. Ewal dan di tangan ada jala simbol kerjasama
dengan awam”, kata Mgr. San, selaku Administrator Keuskupan Ruteng ini.
Lebih
lanjut, Uskup San mengatakan bahwa moto “Duc
In Altum” menunjukkan komitmen untuk menjala umat dan bekerja sama dengan umat
dalam menjalankan tugas kegembalaan. Di akhir
kotbahnya, Mgr. San juga meminta agar umat keuskupan Maumere berdoa bagi Mgr.
Kerubim yang telah menjalankan tugas lebih dari 10 tahun sebagai uskup Maumere.
KerjaSama
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam sambutannya
menyampaikan terima kasih kepada Mgr.Gerulfus Kerubim Pareira, SVD dan profisiat
atas rahmat tahbisan Uskup Baru Mgr. Edwaldus Martinus Sedu. Viktor juga mengungkapkan
rasa bangga karena banyak misionaris dari NTT yang telah bekerja di seluruh dunia.
“Saya bangga dengan para misionaris dari NTT yang bekerja di seluruh dunia.
Tetapi sayangnya, rahimnya terkoyak oleh aneka persolan. NTT sampai sekarang masih
menjadi provinsi miskin, provinsi dengan tingkat korupsi tertinggi dan kematian
tenaga kerja di luar negeri.”
Gubernur
meminta agar pihak Gereja dan pemerintah bergandengan tangan menyelesaikan persoalan
yang melanda bumi NTT. Aneka persolaan dilihat bukan hanya tanggung jawab pemerintah
tetapi juga tanggung jawab gereja. Dia
juga meminta agar umat Katolik tetapi merawat persaudaraan dengan agama lain
untuk membangun NTT menjadi lebih baik. Dirjen
Bimas Katolik RI Eusabius Binsasi, dalam sambutanya juga meminta
agar umat menjaga keharmonisan, menjujung tinggi toleransi dan pluralitas, baik
pluralitas agama maupun suku atau etnis. “Mari kita jaga pluralitas”, katanya.
Hadir dalam perayaan ini 28 uskup, Provinsial SVD Ende, Pater Lukas, dan ratusan
imam konselebran. Hadir pula para tokoh pemerintah, antara lain Dirjen Bimas Katolik
RI Eusabius Binsasi, Staf KhususPresiden, Goris
Mere, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno, anggota DPR RI Andreas
Hugo Parera, Melchias Mekeng, Johny Plate, Bupati Sikka Fransiskus Romanus Woga
selaku ketua panitia perayaan pentahbisan, para bupati sedaratan Flores, dan
para Biarawan/ti serta puluhan ribu umat.
Usai perayaan, para uskup, imam, biarawan/i dan puluhan ribu umat menyaksikan pelbagai acara
hiburan menarik yang dikemas dalam tema “Mencintai pluralitas”. Susunan acara
menyertakan umat muslim seperti Tarian Casidadari Madrasah Aliyah TakwaMaumere,
Paduan Suara Calvari GMIT Maumere, Paduan Suara Gita SMATER, Tarian Kuda Putih dari
siswa Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere dan Hegong Tua Reta Lou dari OMK
Keuskupan Maumere.
Penulis : Fr. Rio Nanto, SVD
Editor :
Flory Djhaut
No comments:
Post a Comment