Thursday, September 27, 2018

Mgr. Edwaldus dipanggil untuk Menjadi Penjala Umat


Mgr. Edwaldus Martinus Sedu ditahbiskan menjadi uskup Maumere di Gelora Samador Maumere pada Rabu (26/9/2018). Mgr. Edwal diangkat menjadi uskup oleh Paus Fransiskus pada Juli lalu untuk menggantikan Mgr. Gerulfus Kerubim Pareira, SVD yang mengundurkan diri karena faktor usia. Pemilihan hari pentahbisan ini bertepatan dengan ulang tahun Mgr. Kerubim yang ke-77 tahun.
Perayaan ekaristi tahbisan ini diawali dengan prosesi perarakan puluhan uskup, ratusan imam dan para penari Ja’I dari kevikepan Bajawa dari depan Kantor PU menuju Gelora Samador. Di pintu gerbang Gelora, rombongan para uskup dan para imam disambut oleh ratusan penari yang dipilih dari beberapa sekolah di Maumere dan gabungan OMK Paroki Misir. Upacara penthabisan ini dimeriahkan oleh kurang lebih 500 anggota kor yang berasal dari utusan 8 paroki di Keuskupan Maumere dan utusan frater dan suster dari beberapa biara.
Sebelum upacara pentahbisan, dibacakan surat dari Paus Fransiskus tentang pengangkatan Mgr. Ewal menjadi uskup Maumere oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr.  Piero Pioppo. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang belum cukup fasih, Mgr. Piero mengatakan dengan berakhirnya masa jabatan Mgr. Kerubim menjadi uskup Maumere maka dipilihlah Uskup Ewal yang murah hati dan memiliki kualitas kepribadian yang matang untuk menjalankan tugas kegembalaan.
            Dalam kotbahnya, Uskup keuskupan Denpasar, Mgr. Silvester San  yang mengutip moto tahbisan Mgr. Ewal “Duc in Altum (Bertolak ketempat yang dalam)” menjelaskan tugas kegembalaan uskup ke tempat yang tidak nyaman. “Mgr. Ewal berasaldari Bajawa dengan topografi daerah pegunungan. Tetapi dia mengambil moto untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Hampir pasti dia akan tenggelam selain karena dia tidak bisa berenang juga karena badan Mgr. Ewal subur, maka kalau tenggalam itu seperti batu”, kata Mgr. San
“Tetapi pengambilan moto ini tentu berasal dari permenungan Mgr. Ewal untuk membentuk komitmen kuat melayani umat. Tugas sebagai seorang uskup itu cukup berat apalagi pada masa sekarang ini yang ditandai dengan perkembangan teknologi, informasi palsu dan gejala konsumerisme. Uskup dipanggil untuk melayani sakramen dan menjadi pewarta sukacita Injil. Tetapi uskup tidak boleh takut karena kasih Tuhan akan selalu melindungi Mgr. Ewal dan di tangan ada jala simbol kerjasama dengan awam”, kata Mgr. San, selaku Administrator Keuskupan Ruteng ini.  
            Lebih lanjut, Uskup San mengatakan bahwa moto “Duc In Altum” menunjukkan komitmen untuk menjala umat dan bekerja sama dengan umat dalam menjalankan tugas kegembalaan. Di  akhir kotbahnya, Mgr. San juga meminta agar umat keuskupan Maumere berdoa bagi Mgr. Kerubim yang telah menjalankan tugas lebih dari 10 tahun sebagai uskup Maumere.
KerjaSama
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Mgr.Gerulfus Kerubim Pareira, SVD dan profisiat atas rahmat tahbisan Uskup Baru Mgr. Edwaldus Martinus Sedu. Viktor juga mengungkapkan rasa bangga karena banyak misionaris dari NTT yang telah bekerja di seluruh dunia. “Saya bangga dengan para misionaris dari NTT yang bekerja di seluruh dunia. Tetapi sayangnya, rahimnya terkoyak oleh aneka persolan. NTT sampai sekarang masih menjadi provinsi miskin, provinsi dengan tingkat korupsi tertinggi dan kematian tenaga kerja di luar negeri.”
            Gubernur meminta agar pihak Gereja dan pemerintah bergandengan tangan menyelesaikan persoalan yang melanda bumi NTT. Aneka persolaan dilihat bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga tanggung jawab gereja.  Dia juga meminta agar umat Katolik tetapi merawat persaudaraan dengan agama lain untuk membangun NTT menjadi lebih baik.  Dirjen Bimas Katolik  RI  Eusabius Binsasi, dalam sambutanya juga meminta agar umat menjaga keharmonisan, menjujung tinggi toleransi dan pluralitas, baik pluralitas agama maupun suku atau etnis. “Mari kita jaga pluralitas”, katanya.
Hadir dalam perayaan ini 28 uskup,  Provinsial SVD Ende, Pater Lukas, dan ratusan imam konselebran. Hadir pula para tokoh pemerintah, antara lain Dirjen Bimas Katolik  RI  Eusabius Binsasi, Staf KhususPresiden, Goris Mere, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Ketua DPRD  NTT Anwar Pua Geno, anggota DPR RI Andreas Hugo Parera, Melchias Mekeng, Johny Plate, Bupati Sikka Fransiskus Romanus Woga selaku ketua panitia perayaan pentahbisan, para bupati sedaratan Flores, dan para Biarawan/ti serta puluhan ribu umat.
Usai perayaan, para uskup, imam, biarawan/i dan  puluhan ribu umat menyaksikan pelbagai acara hiburan menarik yang dikemas dalam tema “Mencintai pluralitas”. Susunan acara menyertakan umat muslim seperti Tarian Casidadari Madrasah Aliyah TakwaMaumere, Paduan Suara Calvari GMIT Maumere, Paduan Suara Gita SMATER, Tarian Kuda Putih dari siswa Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere dan Hegong Tua Reta Lou dari OMK Keuskupan Maumere.
Penulis   : Fr. Rio Nanto, SVD
Editor    : Flory Djhaut
           





















No comments:

Post a Comment