Saturday, September 15, 2018

Seminar Pembukaan Emas 50 Tahun STFK Ledalero





Seminariledalero.org Panitia Pesta Emas STFK Ledalero, Komisi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Penalaran menyelenggarakan Seminar Nasional dalam rangka Pembukaan Tahun Yubilium Emas 50 Tahun STFK Ledalero di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero pada Sabtu (15/9/18). Seminar Nasional dengan tema: “Ilmu-Ilmu Sosial dan Teologi Kontekstual” ini menghadirkan pembicara utama Dr. Ignas Kleden, Penanggap I dari sudut pandang teologi Dr. Georg Kirchberger dan Penanggap II dari sudut pandang filsafat Dr. Felix Baghi. Seminar ini dimoderatori oleh Dr. Yonas K.T.D. Gobang, dosen komunikasi pada Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere.
            Hadir pada kesempatan itu antara lain mantan bupati Sikka Dr. Yoseph Ansar Rera, mantan wakil bupati Sikka Drs. Paulus Nong Susar, Ketua STFK Ledalero Dr. Otto Gusti, para dosen, para mahasiswa dan mahasiswi STFK Ledalero, dan  para wartawan baik  media cetak maupun media online. Hadir juga pada kesempatan itu para biarawan dan biarawati, utusan dari berbagai kampus dan perguruan tinggi, pengurus OSIS dari berbagai SMA dan SMK, dan para alumnus STFK serta para undangan lainnya.  
            Pada awal seminar, Dr. Ignas Kleden berterimakasih kepada STFK Ledalero yang telah mengambil bagian dalam  pembentukan karir akademiknya terutama pada saat pertama kali mengenal filsafat. Selanjutnya, alumnus STFK ini mengatakan bahwa meskipun agak susah membawakan seminar dengan tema teologi lantaran sudah lama tidak belajar teologi sejak tinggalkan STFK pada tahun 1974, dia  memutuskan untuk tetap membawakan seminar sebagai penghormatan saya terhadap almamater Ledalero. “Saya memutuskan untuk tetap membawakan seminar ini sebagai penghormatan saya terhadap almamater STFK ledalero”, ujarnya yang disambut tepuk tangan dari peserta seminar.
            Dalam seminar ini, sosiolog lulusan Universtas Bielefeld, Jerman ini memperlihatkan hubungan antara teologi kontekstual dan ilmu-ilmu sosial. Beliau menjelaskan  bahwa Ilmu-ilmu sosial sebagai ilmu pengetahuan empiris hanya berusaha melukiskan kenyataan yang ada dalam masyarakat seperti apa adanya, dan bukan seperti bagaimana kenyataan itu sebaiknya atau seharusnya. Pertanyaan mengenai kemiskinan dan tidak-meratanya kemakmuran dapat diselidiki oleh ilmu sosial, tetapi pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan terhadap kemiskinan dan kesenjangan kemakmuran, hanya bisa dijawab oleh filsafat sosial atau teologi sosial. Filsafat sosial memberi usulnya berdasarkan pertimbangan akal tentang apa yang harus dilakukan terhadap kenyataan yang dihadapi, sedangkan teologi mengusulkan pertimbangannya berdasarkan akal budi dengan berpegang pada wahyu Tuhan, Di luar agama, pertanyaan semacam itu dijawab oleh ideologi.
Lebih lanjut, penerima penghargaan Ahmad Bakri pada tahun 2003 ini menjelaskan bahwa dalam tugas semacam itu, teologi kontekstual memegang peranan yang penting. Apakah kemiskinan harus diatasi melalui pendidikan tentang etos kerja tiap orang agar mereka bekerja dengan lebih efisien dan efektif dalam mengumpulkan modal untuk mengatasi kemiskinan. Atau kemiskinan harus diatasi dengan merombak struktur-struktur dalam masyarakat yang mempertahankan kemiskinan pada golongan tertentu agar memberi keleluasaan untuk kemakmuran dan kekayaan pada golongan lain.
Pada bagian akhir dari pemaparan materinya, sosiolog kelahiran Waibalun Larantuka ini menegaskan bahwa Teologi kontekstual meneliti sejauh mana institusi dan struktur yang dibangun manusia, baik dalam relasi antar-manusia mau pun dalam relasi manusia dan alam, menjadi fasilitas atau hambatan baginya dalam menyatakan iman kepada Tuhan, dan dalam mendengarkan apa yang disampaikan Tuhan dalam wahyu-Nya kepada manusia.

Distributor     : Fr. Engel Salmon dan Flory Djhaut
Editor             : Flory Djhaut

No comments:

Post a Comment