seminariedalero.org Komunitas
Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengadakan rekoleksi menyongsong hari ulang tahun (HUT) konggregasi Serikat Sabda Allah (SVD) yang ke-143 dan pesta keluarga pada Kamis sore (6/9) di Kapela Agung Seminari Tinggi
Ledalero. Hadir pada kesempatan itu para pastor, para frater, bruder, dan suster dari komunitas
biara SSpS Ledalero. Rekoleksi ini diisi oleh sharing pengalaman dari para yubilaris, antara lain P. Yanuarius
Lobo, SVD, P. Kondrad Kebung, SVD, dan P. Willem Djulei, SVD yang merayakan
panca windu hidup membiara, P. Emanuel Wero, SVD yang merayakan perak imamat,
dan P. Antonius Jemaru, SVD, P. Maximus Manu, SVD, P. Agustinus Senda, SVD dan Br. Lukas Tukan,
SVD yang
merayakan perak hidup membiara.
Pater Yanuarius dalam sharingnya
menyampaikan ungkapan syukur dan kegembiraannya atas pengalaman hidup yang sudah dijalaninya. “ Perasaan dominan
yang saya alami saat ini adalah gembira dan syukur. Gembira dengan pengalaman
hidup yang sudah saya jalani. Saya juga berterima kasih kepada SVD mulai dari generalat di Roma, SVD Ende, dan
komunitas Ledalero yang telah mempercayakan saya dalam tugas-tugas. Perasaan
syukur dan gembira itu lahir dari sejarah panjang hidup saya” Demikian
disampaikan imam kelahiran Laja, Bajawa itu.
Sementara Pater Kondrad membagikan keutamaan-keutamaan
manusiwai yang dimilikinya, seperti pekerja keras dan ketekadan yang sangat
tinggi, disiplin yang tinggi, penampilan yang tenang dan serius, hidup
sederhana, serta punya hati yang mau membantu sesama. Menurut imam kelahiran
Lewolaga, Flores Timur ini, keutaamaan-keutamaan yang dimiliknya itu
diperolehnya dari tengah-tengah keluarga. “Keutamaan-keutamaan ini bertumbuh
sejak dari keluarga. Kerja keras membuat saya tidak memiliki banyak kesulitan
dalam studi. Studi S2 saya hanya ditempuh dalam waktu satu setengah tahun dan
S3 di Boston ditempuh dalam waktu tiga setengah tahun. Selain itu, sejak kecil,
orang tua mengajarkan kami anak-anak untuk setia dengan tugas dan berdisiplin.”
“Kalau sekarang kamu bertanya kepada saya: apa yang kamu
rasakan selama 25 tahun ini? Saya hanya menjawab: bahagia. Mengapa? Menjadi
imam adalah cita-citaku sejak sekolah dasar.” Demikian yang disampaikan oleh
Pater Eman Wero pada awal sharingnya
yang disambut gelak tawa oleh peserta. Pada bagian lain sharingnya, pemilik suara merdu ini menyampaikan rasa syukur atas
talenta yang dimilikinya. “ Talenta menyanyi yang saya miliki adalah kekuatan
yang mampu memberi makna pada imamat saya. Saya telah mengajarkan banyak orang untuk memuliakan Tuhan dengan
menyanyi.
Semantara itu, Pater Anton pada bagian awal sharingnya menceritakan pengalaman hidup
masa kecil yang disemangati jiwa bisnis. “Saya punya obsesi dalam hidup saya
untuk menjadi anak yang sukses. Inilah yang menjadi spirit yang menjiwai saya
dalam melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, saya kreatif, hidup hemat, tertib
dalam memakai uang, dan pandai mencari uang dengan berbisnis minyak tanah dan
sembako.” Karena bakat yang dimilikinya ini, imam yang murah senyum ini
dipercayakan untuk menjadi ekonom di Ledalero, yang adalah tempat yang
tidak pernah diimpikannya untuk hidup
dan berkarya.
Sedangkan Br.Lukas membagikan pengalaman hidupnya ketika
bekerja di pedalaman di Australia sebagai perawat untuk orang-orang yang
menderita HIV/AIDS, para pemuda yang suka mabuk-mabukan dan isap ganja. Pada
bagian lain sharingnya, bruder yang
ramah ini membagikan pengalaman suka duka dalam melayani para sesepuh (red:
imam dan bruder) di Biara Simeon, tempat
dia bekerja selama tujuh tahun trakhir, sejak 2011 hingga saat ini.
“Apa itu SVD? SVD adalah kebersamaan, SVD kemiskinan
dalam Roh; Roh yang membebaskan, SVD adalah tangan yang menjamah orang-orang
miskin dan tertindas.” Demikian ditandaskan oleh Pater Agus Senda pada bagian
penutup sharingnya, sebelum ditutup
dengan sebuah lagu yang berjudul “Saat Indah Berjumpa dengan Tuhan.” Sementara
itu, dalam bentuk tayangan video, Pater Maksi menarasikan perjalanan hidupnya
sebagai biarawan SVD dalam studi dan tugas-tugas yang dipercayakan oleh
konggregasi baik tugas di dalam negeri maupun tugas di luar negeri.***
Distributor & Editor: Flory Djahut
No comments:
Post a Comment