Sunday, March 19, 2017

Kor Karyawan dan Karyawati Meriahkan Pesta St. Yosef

Seminariledalero.org - Segenap karyawan-karyawati Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero bersama para Frater Unit St. Mikhael memeriahkan Perayaan Ekaristi Minggu Prapaskah III yang dipadukan dengan Pesta St. Yosef suami Maria di Kapel Agung Ledalero, Minggu (19/3/2017). Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Prefek Koordinator Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
          Hadir dalam perayaan ekaristi ini Rektor Seminari Tinggi Ledalero, Pater Kletus Hekong SVD, para Pastor, Bruder, Frater, Suster dan segenap karyawan-karyawati. Selain itu hadir juga beberapa umat awam dari luar komunitas Seminari Ledalero. Pater Ito dalam kata pengantarnya mengajak segenap umat yang hadir untuk berusaha menjadi Yusuf-Yusuf baru pada zaman ini.
“Bacaan-bacaan pada hari ini tentu tidak ada satu pun yang berkisah tentang St. Yusuf. Akan tetapi, kita semua sudah tahu tentang St. Yusuf  yang telah dikisahkan pada injil sinoptik lainnya. Karena itu, marilah kita belajar menjadi Yusuf-Yusuf baru pada zaman sekarang ini,” katanya.

Dalam homilinya, Pater Ito Dhogo SVD mengantar segenap umat yang hadir untuk bermenung tentang perempuan Samaria dengan merujuk pada perikop Injil Yohanes, 4:5-42. Dari tema yang diangkat, Pater Ito Dhogo membeberkan tiga poin penting sebagai bekal dalam ziarah hidup di masa prapaskah ini.
Yesus senantiasa datang dan duduk di pinggir sumur hati kita. Yesus senantiasa datang untuk membuka hati kita dari dosa. Dia datang pada saat yang tepat. Bagi Tuhan tidak ada yang tidak kelihatan dan tersembunyi. Bahkan bagi Tuhan ketika tidak ada doa dan percakapan dengan Dia lagi, Tuhan sendiri akan meminta bercakap dengan kita. Jika orang mulai mementingkan dirinya sendiri, dan tidak mau bercakap dengan Tuhan, disitu dia mulai kehilangan harapan hidupnya” kata Pater Ito.
Hal kedua yang ditekankan Pater Ito adalah soal keterbukaan hati perempuan itu. “Dulu dia yang tertutup, takut dan malu membuka hatinya, kini menjadi utusan Tuhan. Bagi orang yang jernih hatinya akan menunjukkan kegembiraan dalam hidupnya. Akan tetapi, bagi orang yang berdosa dan tertekan, ia akan mengeluh sepanjang hidupnya, dia akan mudah tersinggung dengan hal-hal yang dibicarakan oleh orang lain dan dia tidak tahu berterimakasih.”
Selanjutnya, hal ketiga yang ditekankan Pater Ito adalah melalui perempuan yang berdosa itu, orang-orang Samaria sampai kepada Yesus. Mereka bukan percaya kepada kata-kata perempuan itu, melainkan mereka yakin bahwa mereka mendengarkan langsung dari Yesus.
Pater Ito mengakhiri homilinya dengan sekali lagi mengajak umat untuk mengaplikasikan poin-poin yang telah ia tekankan. “Marilah kita menyadari diri bahwa Yesus senantiasa datang dan duduk di pinggir sumur hati kita. Ia mau bercakap-cakap dengan kita. Karena itu, kita harus membuka diri di hadapan-Nya dan bercakap-cakap dengan-Nya. mengungkapkan segala isi hati kita. Dan kita yakin bahwa Ia akan membebaskan kita dari segala dosa dan hati kita akan dijernihkan,”katanya.
Sementara Rektor Seminari Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, dalam sambutannya mewakili segenap Komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengucapkan limpah terima kasih untuk pelayanan para karyawan-karyawati untuk Seminari dan ucapan selamat merayakan pesta St. Yosef. ““Saya mengucapkan terimakasih kepada karyawan-karyawati yang telah mengabdikan hidupnya bagi komunitas ini,” ungkapnya.
Sementara ketua asrama karyawati Filomena Ojom yang ditemui usai perayaan ekaristi mengungkapkan perayaan pesta Santo Yosef merupakan ajakan bagi mereka untuk senantiasa setia melayani. “Kami bersyukur dan berterima kasih karena diberi kesempatan untuk melayani anggota komunitas ini. Seperti Santo Yosef, kami diajak untuk senantiasa melayani dengan baik,” katanya.

Frater Roland Nampu, SVD

No comments:

Post a Comment