Wednesday, March 1, 2017

Pater Wilhelm Djulei Pimpin Misa Rabu Abu di Ledalero

Pater Wilhelm Djulei Conterius SVD 
Seminarildalero.org - Pater Wilhelm Djulei Conterius SVD memimpin misa Rabu Abu di Kapel Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Rabu (1/3/2017) pagi. Pada perayaan yang menandai dimulainya masa tobat bagi umat Katolik ini, Pater Wilhelm menegaskan arti doa, sedekah dan puasa bagi penghuni Komunitas Ledalero.
Tampak mendampingi Pater Wilhelm dalam perayaan tersebut Pater Ito Dhogo SVD, Pater Bernard Boli Udjan SVD, Pater Frans Ceunfin SVD dan Pater Don Mite SVD. Sedangkan pada panti umat tampak hadir beberapa pastor, bruder, suster, frater, karyawan-karyawati serta umat awam.
“Penandaan dengan abu menjadi simbol tobat dan tanda dimulainya masa Pra-paskah. Kita semua diajak untuk lebih bersungguh-sungguh lagi memaknai doa, sedekah dan puasa,” kata Pater Wilhelm.
Menurut Pater Wilhelm, doa, sedekah dan puasa orang Katolik hendaknya dilakukan secara tersembunyi. Sebab kesalehan, menurut Pater Wilhelm, bukan untuk dipamerkan. Allah Bapa yang berdiam di tempat tersembunyi, akan menyambut doa, sedekah dan puasa yang dilakukan anak-anak-Nya itu.
“Kita sebagai anggota Gereja dan anggota Komunitas Ledalero juga dipanggil untuk mengakrabi doa, sedekah dan puasa ini. Ketiganya mesti dilihat secara baru, agar ibadah yang kita lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus,” katanya.
Menurut dosen Misiologi STFK Ledalero ini, doa seorang Katolik mesti dilakukan dengan tulus, penuh tobat dan kerendahan hati. Doa tersebut, katanya, mesti terhindar dari sikap menyombongkan diri.
“Sedekah merupakan kesempatan bagi kita untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan kita. Sebagaimana kita sudah menerima banyak kebaikan dari Allah, begitu pula kita wajib melakukan kebaikan kepada orang lain di sekitar kita,” tegasnya.
Sedangkan puasa, lanjut Pater Wilhelm, adalah kesempatan untuk berlatih ketahanan diri dari nafsu tak teratur serta keterikatan pada kenikmatan duniawi. Allah, kata Pater Wilhelm, menginginkan agar anak-anak-Nya mampu menahan diri dari segala macam keterikatan tersebut.
Berdasarkan pantauan Seminariledalero.org, perayaan Rabu Abu ini berlangsung sederhana. Setelah perayaan, para frater melanjutkan aktivitas perkuliahan seperti biasa.


Penulis: 
Frater Yovan Rante, SVD

No comments:

Post a Comment