seminariledalero.org - Pater
Paulus Budi Kleden, SVD, Superior General Serikat Sabda Allah mengadakan
pertemuan dengan para frater berkaul sementara di
Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero,
Jumat (17/08/2018). Pertemuan beralangsung selama dua setengah jam, dari pukul 16.30 hingga pukul 19.00 Wita. Pertemuan
ini menjadi salah satu agenda kunjungan perdana Superior General setelah
dipilih dalam Kapitel General di Nemi, 17 Juni – 14 Juli 2018 yang lalu.
Ada beberapa hal
penting yang dijelaskan oleh Pater Paulus Budi Kleden, SVD dalam tatap muka ini
antara lain mengenai proses dan hasil Kapitel General, pendalaman spiritualitas
misioner, formasi dasar dan komitmen JPIC. Sehubungan dengan Kapitel General ke
XVIII, Pater menjelaskan bahwa jumlah kapitularis 149 orang yang terdiri dari:
118 orang Kapitularis, 14 orang pengamat dan 17 orang staf yang bekerja sebagai
sekretaris kapitel. Menurut Pater Budi, Kapitel General ke- XVIII ini memiliki
dua kekhasan: Pertama, untuk pertama
kalinya menggunakan 2 fasilitator yang berasal dari anggota SVD dan seorang
Biarawati SSpS. Kedua, kapitel general
juga mengedepankan proses disermen melalui sharing Kitab Suci setiap hari
sebelum memulai pertemuan kapitel.
“Disermen menjadi
sarana yang baik untuk berefleksi. Melalui disermen seluruh peserta Kapitel
menemukan kehendak Allah. Tentunya kehendak Allah itu bersumber dari Kitab Suci
yang menjadi semangat dasar pembaharuan spiritualitas misioner. Mengenai
Disermen, Paus Fransiskus memiliki pengalaman khusus dalam merancang eksiklik
yang mempengaruhi dunia. Kita sebagai kaum religius perlu menggunakan metode
ini untuk mengambil keputusan-keputusan penting”, demikian jelas Pater Budi.
Lebih lanjut Pater
Superior General menjelaskan tiga pernyataan kapitel yang diambil dari tema
Kapitel General “Kasih Kristus mendesak kami (2 Kor 5:14): Berakar dalam Sang
Sabda dan berkomitmen untuk misiNya”. Tema ini bertujuan untuk mendorong proses
pembaharuan rohani dan membawa semua anggota kepada Sabda Allah sebagai sumber
hidup, panggilan dan perutusan serta komitmen religius-misioner. Adapun tiga
pernyaaan kapitel tersebut memiliki konsekuensinya tersendiri. Pertama, kasih Kristus mendesak Kami.
Dalam bagian ini seluruh kapitularis diarahkan untuk mendalami kasih Allah
secara pribadi, melakukan disermen untuk mengetahui kasih Allah yang dialami
oleh St. Arnoldus Jansen, SVD dan mensharingkan realitas kasih Allah dalam
kehidupan komunitas. Kedua, keberakaran
dalam Sang Sabda. Dalam bagian ini kapitularis diarahkan untuk disermen. Ketiga, berkomitmen dalam misi-Nya, yakni misi ad intra dan misi ad extra.
Dalam pertemuan ini,
Pater Superior General juga menjelaskan tentang pendalaman spiritualitas
misioner. Spiritualitas, menurut Pater Budi bukan soal kesalehan atau doa
tetapi suatu relasi dasar dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan. Melalui
spiritualitas semua anggota Serikat mampu menghadapi tantangan dan tidak mudah
putus asa. “Satu hal penting dalam spiritulitas misioner kita adalah kerelaan
berkorban. Hal ini menjadi bagian inti dari misi kita”, kata Pater Budi.
Salah satu hal penting
yang dijelaskan oleh Pater Superior General dalam pertemuan ini adalah mengenai
komitmen JPIC. Pater Budi mengajak para Frater untuk memperhatikan secara
serius kaum marginal yang disingkirkan karena menjadi korban ketidakadilan.
Setiap anggota SVD dipanggil untuk berjuang bersama orang miskin mencapai
kehidupan yang layak. Dalam menjalankan tugas ini, Pater Budi menekankan beberapa
hal penting seperti spiritualitas yang menghadirkan Allah dalam perjuangan
bersama orang miskin, wawasan yang memadai dan kemampuan khusus untuk
mengorganisir kelompok-kelompok rentan.
Pater Ignas Ledot, SVD
sebagai moderator dalam pertemuan ini memberi ruang kepada para Frater untuk
memberikan pertanyaan kepada Pater Superior General. Dalam kesempatan itu, Fr.
Iden Tober, SVD menanyakan tentang kesaksian Pater Superior General tentang
dedikasi misionaris SVD Indonesia di tanah misi. Menanggapi pertanyaan ini,
Pater Budi mengambarkan kekhasan misionaris Indonesia yang terbuka terhadap
kebudayaan baru dan mudah didekati juga mendekati orang dari berbagai latar
belakang. Tetapi, Pater Budi mengingatkan akan satu tangangan besar misionaris
Indonesia adalah bahasa. Dalam kesempatan ini, Pater Budi mengajak para Frater
untuk tekun belajar bahasa karena bahasa menjadi pintu masuk untuk mempelajari
kebudayaan baru.
Berkaitan dengan misi, Frater Calvin Pala, SVD bertanya kepada
Pater Superior mengenai daerah-daerah yang mengalami tantangan berat dan
strategi Serikat dalam menangani persoalan tersebut. Dengan penuh optimisme,
Pater Budi memberikan motivasi bahwa setiap misionaris memiliki tantangan
tersendiri. Akan tetapi, dalam Tuhan semua tantangan itu bisa diatasi dengan
baik. Lebih lanjut, Pater Budi menginformasikan beberapa
negara yang mengalami pergolakan politik dan mempengaruhi misi SVD antara lain:
Cina, Vietnam, Venezuela dan Nikaragua.
Di akhir pertemuan
Pater Budi meminta doa dari Para Frater dalam tugasnya memimpin 6800 anggota
SVD yang berkarya di 84 negara. Pater Budi juga memberikan beberapa nasihat
kepada seluruh Frater untuk menyiapkan diri menjadi misionaris SVD terutama di
era digital ini. Pater Budi meminta Para Frater untuk bijak dan cerdas dalam
menggunakan media sosial sebagai jalan pewartaan. “Ada bahaya bahwa semua hal
dalam komunitas diekspos ke dunia luar. Sebagai religius misionaris, kita harus
bijak menggunakan media sosial. Kita harus membedakan ruang publik dan ruang
privat secara bijaksana” jelas Pater Budi merendah. (Rio Nanto)