Tuesday, August 21, 2018

Pater Superior General Adakan Pertemuan dengan Para Frater


seminariledalero.org - Pater Paulus Budi Kleden, SVD, Superior General Serikat Sabda Allah mengadakan pertemuan dengan para frater berkaul sementara di Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Jumat (17/08/2018). Pertemuan beralangsung selama dua setengah jam, dari pukul 16.30 hingga pukul 19.00 Wita.  Pertemuan ini menjadi salah satu agenda kunjungan perdana Superior General setelah dipilih dalam Kapitel General di Nemi, 17 Juni – 14 Juli 2018 yang lalu.

Ada beberapa hal penting yang dijelaskan oleh Pater Paulus Budi Kleden, SVD dalam tatap muka ini antara lain mengenai proses dan hasil Kapitel General, pendalaman spiritualitas misioner, formasi dasar dan komitmen JPIC. Sehubungan dengan Kapitel General ke XVIII, Pater menjelaskan bahwa jumlah kapitularis 149 orang yang terdiri dari: 118 orang Kapitularis, 14 orang pengamat dan 17 orang staf yang bekerja sebagai sekretaris kapitel. Menurut Pater Budi, Kapitel General ke- XVIII ini memiliki dua kekhasan: Pertama, untuk pertama kalinya menggunakan 2 fasilitator yang berasal dari anggota SVD dan seorang Biarawati SSpS. Kedua, kapitel general juga mengedepankan proses disermen melalui sharing Kitab Suci setiap hari sebelum memulai pertemuan kapitel.
“Disermen menjadi sarana yang baik untuk berefleksi. Melalui disermen seluruh peserta Kapitel menemukan kehendak Allah. Tentunya kehendak Allah itu bersumber dari Kitab Suci yang menjadi semangat dasar pembaharuan spiritualitas misioner. Mengenai Disermen, Paus Fransiskus memiliki pengalaman khusus dalam merancang eksiklik yang mempengaruhi dunia. Kita sebagai kaum religius perlu menggunakan metode ini untuk mengambil keputusan-keputusan penting”, demikian jelas Pater Budi.
Lebih lanjut Pater Superior General menjelaskan tiga pernyataan kapitel yang diambil dari tema Kapitel General “Kasih Kristus mendesak kami (2 Kor 5:14): Berakar dalam Sang Sabda dan berkomitmen untuk misiNya”. Tema ini bertujuan untuk mendorong proses pembaharuan rohani dan membawa semua anggota kepada Sabda Allah sebagai sumber hidup, panggilan dan perutusan serta komitmen religius-misioner. Adapun tiga pernyaaan kapitel tersebut memiliki konsekuensinya tersendiri. Pertama, kasih Kristus mendesak Kami. Dalam bagian ini seluruh kapitularis diarahkan untuk mendalami kasih Allah secara pribadi, melakukan disermen untuk mengetahui kasih Allah yang dialami oleh St. Arnoldus Jansen, SVD dan mensharingkan realitas kasih Allah dalam kehidupan komunitas. Kedua, keberakaran dalam Sang Sabda. Dalam bagian ini kapitularis diarahkan untuk disermen. Ketiga, berkomitmen dalam misi-Nya, yakni misi ad intra dan misi ad extra.
Dalam pertemuan ini, Pater Superior General juga menjelaskan tentang pendalaman spiritualitas misioner. Spiritualitas, menurut Pater Budi bukan soal kesalehan atau doa tetapi suatu relasi dasar dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan. Melalui spiritualitas semua anggota Serikat mampu menghadapi tantangan dan tidak mudah putus asa. “Satu hal penting dalam spiritulitas misioner kita adalah kerelaan berkorban. Hal ini menjadi bagian inti dari misi kita”, kata Pater Budi.
Salah satu hal penting yang dijelaskan oleh Pater Superior General dalam pertemuan ini adalah mengenai komitmen JPIC. Pater Budi mengajak para Frater untuk memperhatikan secara serius kaum marginal yang disingkirkan karena menjadi korban ketidakadilan. Setiap anggota SVD dipanggil untuk berjuang bersama orang miskin mencapai kehidupan yang layak. Dalam menjalankan tugas ini, Pater Budi menekankan beberapa hal penting seperti spiritualitas yang menghadirkan Allah dalam perjuangan bersama orang miskin, wawasan yang memadai dan kemampuan khusus untuk mengorganisir kelompok-kelompok rentan.
Pater Ignas Ledot, SVD sebagai moderator dalam pertemuan ini memberi ruang kepada para Frater untuk memberikan pertanyaan kepada Pater Superior General. Dalam kesempatan itu, Fr. Iden Tober, SVD menanyakan tentang kesaksian Pater Superior General tentang dedikasi misionaris SVD Indonesia di tanah misi. Menanggapi pertanyaan ini, Pater Budi mengambarkan kekhasan misionaris Indonesia yang terbuka terhadap kebudayaan baru dan mudah didekati juga mendekati orang dari berbagai latar belakang. Tetapi, Pater Budi mengingatkan akan satu tangangan besar misionaris Indonesia adalah bahasa. Dalam kesempatan ini, Pater Budi mengajak para Frater untuk tekun belajar bahasa karena bahasa menjadi pintu masuk untuk mempelajari kebudayaan baru.
Berkaitan dengan  misi, Frater Calvin Pala, SVD bertanya kepada Pater Superior mengenai daerah-daerah yang mengalami tantangan berat dan strategi Serikat dalam menangani persoalan tersebut. Dengan penuh optimisme, Pater Budi memberikan motivasi bahwa setiap misionaris memiliki tantangan tersendiri. Akan tetapi, dalam Tuhan semua tantangan itu bisa diatasi dengan baik. Lebih lanjut, Pater Budi menginformasikan beberapa negara yang mengalami pergolakan politik dan mempengaruhi misi SVD antara lain: Cina, Vietnam, Venezuela dan Nikaragua.
Di akhir pertemuan Pater Budi meminta doa dari Para Frater dalam tugasnya memimpin 6800 anggota SVD yang berkarya di 84 negara. Pater Budi juga memberikan beberapa nasihat kepada seluruh Frater untuk menyiapkan diri menjadi misionaris SVD terutama di era digital ini. Pater Budi meminta Para Frater untuk bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial sebagai jalan pewartaan. “Ada bahaya bahwa semua hal dalam komunitas diekspos ke dunia luar. Sebagai religius misionaris, kita harus bijak menggunakan media sosial. Kita harus membedakan ruang publik dan ruang privat secara bijaksana” jelas Pater Budi merendah. (Rio Nanto)

No comments:

Post a Comment