seminariledalero.org - Pater
Superior Jenderal Serikat Sabda Allah, Pater Budi Kleden, SVD, mengadakan
pertemuan dengan konfrater berkaul kekal distrik Maumere. Pertemuan berlangsung
pada Kamis, (16/08/2018) pukul 16.30-19.30 wita. Hadir dalam pertemuan ini 77
konfrater SVD, yakni para pastor dan bruder yang berkarya di wilayah Maumere
serta di komunitas Ledalero dan Candradytia.
Dalam pertemuan yang bertempat di
pendopo Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero itu, P. Lukas Jua, SVD, selaku
Provinsial SVD Ende, hadir sebagai salah satu pembicara. Ia menjelaskan proses Kapitel
General ke-18 hingga pemilihan Superior Jenderal yang baru. Pada kesempatan
berikut, P. Hubert Thomas, SVD, mensosialisasikan hasil Kapitel General secara
mendetail. P. Budi Kleden, SVD juga mendapatkan kesempatan ketiga untuk sharing
pengalaman saat dipilih untuk menjadi pemimpin tertinggi Serikat Sabda Allah.
Pater Superior juga menyampaikan beberapa catatan penting atas karya misi dan
implementasi atas Kapitel General 2018 khususnya di provinsi SVD Ende.
P. Frans Ceunfin, SVD, selaku Rektor
Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, menjadi pemandu sekaligus moderator dalam
seluruh pertemuan. Para konfrater memiliki kesempatan untuk bertanya atau
sekedar memberi tanggapan pada P. Budi Kleden, SVD.
“Komitmen pada misiNya menjadi
basis yang harus dijaga dan dikembangkan oleh para konfrater Serikat Sabda
Allah. Komitmen ini terkait dengan matra khas dan dua arah misi kita, yakni ad-intra dan ad-extra,” demikian penjelasan P. Hubert Thomas, SVD saat memberi
presentasi atas hasil kapitel general di hadapan konfrater berkaul kekal.
P. Hubert Thomas, selaku
kapitularis, menegaskan beberapa poin penting terkait misi ad-intra dan ad-extra
secara khusus. Kehidupan komunitas, kepemimpinan dan spirit ‘putting the last first’ adalah beberapa
elemen yang harus diolah secara serius dalam misi ad-intra atau misi ke dalam. Sedangkan terkait misi ad-extra, ada tiga pokok penting yang
perlu dilihat dan dilaksanakan. Tiga poin tersebut adalah misi keutuhan ciptaan
(JPIC), misi era digital dan tanggung jawab misi bersama rekan-rekan awam.
P. Lukas Jua, SVD, Provinsial SVD
Ende, memberikan beberapa penjelasan dan penegasan atas Kapitel General. Ia
menekankan pentingnya kesadaran diri dalam setiap konfrater. “Penekanan pada aspek
kesadaran spiritualitas misioner menjadi esensi dasar dari kapitel ke-18. Kita
semua diajak untuk menyadari identitas kita dan berakar dalam Sang Sabda,” kata
Pater Lukas.
P. Lukas juga memberi komentar
seputar aktivitas sharing Kitab Suci dalam komunitas-komunitas SVD. Kegiatan
Sharing seharusnya berpangkal pada suatu refleksi yang mendalam atas pengalaman
pribadi, tidak hanya menjawabi pertanyaan refleksi yang diberikan atau
mengomentari sekilas ayat-ayat Kitab Suci.
Sebagai tanggapan atas misi era
digital, P. Lukas juga menekankan dua aspek penting yang perlu mendapat
perhatian serius. “Generasi digital dan teknologi itu sendiri harus menjadi
perhatian yang serius bagi setiap konfrater. Banyak kasus seputar
penyalahgunaan media komunikasi menjerat konfrater kita. Media sosial dijadikan
wadah pelampiasan emosi-emosi negatif daripada sarana yang edukatif dan
misioner,” tegasnya.
Siapakah
saya?
Pada kesempatan berikutnya Pater
Budi Kleden, SVD membagikan pengalamannya saat terpilih menjadi Superior
Jenderal Serikat Sabda Allah. “Sejak terdengar rumor bahwa P. Heinz Kuluke, SVD
tidak akan melanjutkan tugas kepemimpinannya, saya mulai diberi bisikan untuk
bersiap-siap. Menjelang semakin dekatnya waktu pemilihan, dukungan terhadap
saya semakin banyak. Bisikan-bisikan dan ungkapan dukungan yang tadinya saya
anggap sebagai celotehan saja kini menjadi kenyataan. Saya terpilih menjadi
Superior Jenderal,” demikian Pater Budi membuka sharing pengalamannya.
“Saya, dalam disermen pribadi,
akhirnya bertanya, “siapakah saya?’, ‘Apakah saya sanggup melanjutkan
kepemimpinan kharismatik P. Heinz?’ Berbagai pertanyaan itu mendorong saya
untuk menerima penugasan sebagai Superior Jenderal SVD,” lanjut Pater mantan
Direktur Pascasarjana STFK Ledalero itu.
P. Budi Kleden, SVD yang juga
menjabat sebagai anggota dewan genderal SVD 2012-2018 itu menegaskan pentingnya
menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan oleh serikat. Banyak
konfrater yang tidak menerima atau mengundurkan diri bila dicalonkan menjadi
rektor regional atau provinsial di tanah misi. Hal ini menjadi semangat yang
tidak sehat. Ia menyatakan bahwa misi kita tidak harus sesuai dengan keinginan
pribadi kita, melainkan harus sesuai dengan kebutuhan misi yang lebih besar.
Kreativitas juga menjadi topik penting yang
disinggung oleh pater kelahiran Waibalun ini. Ia mengajak semua konfrater untuk
tidak hanya menjalankan misi yang sudah terformat seperti Ekaristi atau
pelayanan sakramen. Setiap konfrater harus kreatif dalam mencari model misi
sesuai dengan konteks kebutuhan gereja lokal dan umat.
“Saya berpikir bahwa setiap
konfrater harus mengalami sendiri pengalaman interkulturalitas dan
internasionalitas dalam komunitas-komunitas sebagai ciri khas serikat kita.
Saya akan berusaha untuk mendorong kehadiran konfrater dari negara lain untuk
berkarya di Indonesia. Selain OTP (Overseas Training Program) yang
selama ini sudah kita jalankan, saya akan mendorong konfrater dari negara lain
untuk belajar dan berkarya di komunitas-komunitas kita,” ujarnya.
Pater Superior juga menekankan
pentingnya tradisi ‘anthropos’ yang ada dalam Serikat Sabda Allah. Ia mengajak
para formator sekalian untuk terus mendorong konfrater muda berinovasi dalam
penelitian seputar tema manusia dan kebudayaan. Selain itu, para konfrater muda
yang memiliki banyak potensi harus didorong untuk menulis dan mempublikasikan
karya-karyanya. Oleh karena itu, kompetensi akademik harus terus dikembangkan.
“Klerikalisme tidak punya tempat dalam SVD. Promosi panggilan untuk frater dan bruder harus diperhatikan. Kita jangan menekankan salah satu dan mengabaikan yang lain,” demikian tegas Pater Superior Jenderal saat berbicara tentang promosi panggilan bagi bruder SVD.
Seluruh rangkaian pertemuan bersama
Pater Superior Jenderal pada sore dan malam hari ini diakhiri dengan acara
santap malam bersama di kamar makan unit St. Paulus. (Fr. Geovanny Calvin De
Flores Pala, SVD)
No comments:
Post a Comment