Seminariledalero. Org - Para Frater unit
St.
Yosef Freinademetz bermisi di Paroki Kenaikan Kristus Watubala, Keuskupan
Maumere selama tiga hari mulai dari tanggal 13 sampai 15 Oktober 2017. Kegiatan
live in selama tiga hari ini
merupakan program komunitas Seminari Tinggi Ledalero dalam rangka mengisi
sekaligus memaknai hari minggu panggilan sedunia.
RD. Nelis, Pr sedang memimpin Perayaan Ekaristi |
“Adalah bukan suatu kebetulan
bahwa, kunjungan para frater juga serentak menjadi ‘kado’ bagi paroki Watubala yang
tahun ini merayakan 50 tahun berdirinya.” Ungkap Pastor Kapelan, RD. Nelis, Pr.
Komunitas unit YosFrei, demikian unit ini biasa disebut, mendapat benuming di stasi pusat paroki. Para
frater terpencar ke berbagai Komunitas Basis Gerejawi (KBG) seperti para murid
yang diutus Tuhan. Selama tiga hari para frater benar-benar cemplung ke dalam keseharian hidup umat
maupun bersama ‘bapa-mama angkat’ masing-masing. Selama tiga hari itu pula,
para frater mengadakan kegiatan-kegiatan terprogram seperti katekese, kunjungan
ke sekolah-sekolah dan tanggungan koor pada perayaan hari minggu.
Fr. Stefen Syuriadin, SVD
mengungkapkan betapa antusiasnya umat dalam mengikuti katekese dan doa bersama.
“Mereka seperti mendapat tempat untuk mencurahkan segala pengalaman suka duka
dalam kehidupan berkeluarga. Itu sangat menginspirasi saya”. Ungkap Frater
tingkat II ini.
Hal yang berbeda di’curhat’ oleh Frater Hans Syukur, SVD.
“Semangat dan kehadiran umat di KBG tempat saya tinggal macam ‘suam-suam kuku’.
Hanya beberapa orang saja yang menghadiri kegiatan tersebut sehingga ketua KBG
mengambil kebijakan untuk gabung tiga KBG sekaligus. Jujur saja, saya
tertantang dengan situasi umat yang demikian. Ini pelajaran sekaligus bahan
refleksi’. Curhat Frater yang sedang
bergulat dengan skripsi akhir ini.
Selain katekese bersama umat,
para frater berkesempatan untuk melakukan animasi panggilan di sejumlah sekolah
di wilayah pusat paroki.
Para Frater Unit Yosef saat misa di Paroki Watubala |
Fr. Rian mengisahkan
kunjungannya ke SDK Watubala. “Saya bersama tiga teman melakukan animasi
panggilan di SDK Watubala. Adik-adik siswa/i sangat bersemangat untuk
mendengarkan dan mengikuti dinamika-dinamika yang kami buat. Bahkan
sampai-sampai ada seorang siswi yang berkata polos bahwa ia ingin menjadi frater,”
katanya.
Kepala SDK Watubala, Ibu Maria
Yasinta, mengapresiasi kegiatan tersebut. “Semoga dengan kedatangan adik-adik
frater menarik perhatian mereka agar kelak mereka bisa mengikut jejak para
frater. Kami sangat mendukung dan berharap, lulusan dari sekolah ini ada yang
jadi imam”.
Para frater menutup rangkaian
kegiatan selama tiga hari dengan perayaan ekaristi hari minggu bersama umat di
paroki pusat dengan menanggung koor. “Kami seperti dibawa ke surga saja. Suara
para frater sungguh indah. Koor yang memukau” Puji Bapak Domi sesaat setelah
perayaan ekaristi berakhir. Bukan pujian sebenarnya yang para frater inginkan
tetapi sekiranya melalui koor mereka juga mewartakan kasih Allah yang
meneguhkan kepada umat-Nya. Demikian kata Fr. Tantis Huller ketika dimintai
pendapatnya. “Bernyanyi dengan baik adalah berdoa dua kali. Ingat itu” Tandas
frater yang sangat mahir dalam bermain gitar ini.
Para pemusik Unit Yosef sedang mengiringi koor |
Watubala telah menjadi bagian
dari pengalaman ziarah panggilan para frater unit YosFrei. Dari sana mereka
kembali dengan berbagai cerita dan kisah yang sekiranya meneguhkan sekaligus
melipat-gandakan semangat untuk kembali menekuni rutinitas di biara.
Penulis: Fr. Haris Meo, SVD
No comments:
Post a Comment