Seminariledalero.org – untuk memperingat Hari Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober, frater-frater yang tergabung dalam kelompok minat Aletheia dan kelompok minat ASAL (Arung
Sastra Ledalero) menggelar malam sastra dan budaya pada Kamis (26 Oktober 2017)
di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero. Turut memandu jalannya acara tersebut master of ceremony (MC), Fr.
Deni Galus, SVD dan persembahan lagu-lagu manis dari Acoustic All Ledalero.
Acara malam sastra dan budaya diwarnai dengan
aneka pertunjukan seperti monolog tentang “Bunuh Diri” dengan aktornya Fr.
Andre Sigo, SVD, monolog tentang “Gila” dengan aktornya Fr. Rio Nanto, SVD,
musikalisasi puisi dari frater unit St. Arnoldus, sajak-sajak malam dari frater
unit St. Mikhael, frakmen tentang “Sumpah Pemuda Bukan Sampah Pemuda” dari
frater unit St. Gabriel, teater mini dari frater unit St. Agustinus dan diakhir
pementasan ada input tentang sastra dari P. Leo Kleden, SVD.
P. Leo Kleden, SVD dalam kesempatan pertama
sebelum menyampaikan beberapa point tentang sastra dewasa ini, mengatakan bahwa
dirinya merasa bersyukur sebab bisa menikmati pementasan yang dipertunjukan
oleh para aktor. “Saya sangat bersyukur sebab ditengah segala kesibukan, saya
bisa datang dan menikmati pementasan malam ini. Saya sangat menghargai dan
patut diberi apresiasi,” kata P. Leo.
P. Leo dalam memberikan input tentang sastra,
menekakan beberapa hal penting, yakni sastra di masa lampau pada zaman
Heidegger, sastra dan penggunaan bahasa Indonesia pada waktu Sumpah Pemuda 28
Oktober, perkembangan sastra di Nusa Tenggara, dan perkembangan sastra di NTT.
“Sejatinya, hidup manusia di dunia ini adalah
hidup yang kreatif. Manusia terus mencipta, memproduksi dan menghasilkan
sesuatu yang baru. Kreativitas sejak Sumpah Pemuda itu, pemuda-pemudi Indonesia
saat itu mereka mencipta dan menggunakan bahasa Indonesia dengan sangat
konsekuen. Perlu dikatahui, prestasi manusia dalam dunia bahasa sangat luar
biasa pada zaman modern ini,” kata mantan Provinsial SVD Ende.
P. Leo juga mengatakan “Sastra di NTT pada
akhir-akhir ini berkembang dengan baik. Muncul sastrawan-sastrawan muda yang
sangat jenius. Puisi-puisi yang dihasilkan sangat kritis, kaya makna dan sangat
indah. Dan dalam kaitan dengan acara malam sastra dan budaya yang sudah
dilangsungkan dengan baik, saya temukan ada banyak nilai, hal kritis dan
sesuatu yang indah yang ditampilkan oleh para aktor. Monolog “Bunuh Diri” dan
monolog “Gila” dibawakan dengan diksi yang tepat dan sangat indah. Begitupun
musikalisasi puisi, teater mini, sajak-sajak malam dan frakmen tentang “Sumpah
Pemuda Bukan Sampah Pemuda”. Saya ucapakan terimakasih atas pementasan yang
sudah dibuat,” kata Dosen STFK Ledalero yang kini mengajar mata kuliah Filsafat
Manusia.
Ketua Aletheia,
Fr. Valry Hengki, SVD, ketika usai pementasan mengatakan bahwa dirinya merasa
bersyukur dan berterimaksih atas partisipasi semua frater dalam menyukseskan
acara malam sastra dan budaya. “Saya sangat bersyukur dan berterimaksih atas
semua partisipasi dari teman-teman frater. Acara malam sastra dan budaya yang
baru terlaksana ini merupakan kegiatan pertama dalam masa kepengurusan saya.
Patut diapresiasi sebab hasilnya sangat memuaskan. Harapan saya ke depan bahwa
semua yang terlibat dalam kelompok minat Aletheia
dan ASAL bisa saling bekerjasama untuk menyukseskan setiap program yang sudah
direncanakan,” kata frater tingkat III yang kini bertempat tinggal di unit St.
Arnoldus.
Fr. Andre Sigo, SVD ketika diwawancarai sesudah
membawakan monolog dengan judul “Bunuh Diri” mengatakan bahwa dirinya merasa
puas dan bangga sebab dirinya bisa menampilkan sesuatu yang terbaik bagi orang
lain. “Saya sangat berterimakasih dan bangga sebab bisa dipercayakan untuk
membawakan monolog yang ditulis oleh Fr. Mario Kali, SVD. Saya juga sangat puas
dan tidak membayangkan jika P. Leo Kleden, SVD, seorang sastrawan yang turut
menyaksikan penampilan saya memberikan penilaian yang tidak saya ketahui
sebelumnya. Penilaian ini merupakan motivasi bagi saya,” kata frater tingkat II
yang kini tinggal di Unit St. Yosef Freinademetz.
Hadir dalam acara malam sastra tersebut para pater
dan bruder dari komunitas St. Paulus Ledalero, para pater dan bruder dati Biara
Simeon, beberapa suster SSpS dari komunitas St. Yosef Wairpelit, para frater
dan karyawan-karyawati.
Penulis: Fr. Frid Talan, SVD
No comments:
Post a Comment