Seminariledalero. Org – Pater Kristoforus Suhardi, SVD,
mantan Frater TOP Harian Umum Flores Pos ditahbiskan menjadi Imam Tuhan pada
Sabtu (7 Oktober 2017) di Aula Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, oleh
uskup pentahbis, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr, uskup Manokwari-Sorong.
P. Kristo Suhardi, SVD |
P.
Kristo Suhardi, SVD, ketika diwawancarai, mengatakan bahwa dirinya merasa
bersyukur dan beruntung menjalani masa pratik sebagai frater TOP di Harian Umum
Flores Pos dan bekerja sebagai wartawan serta dipercaya menjadi Staf Redaktur.
“Saya merasa bersyukur dan beruntung
menjalani masa pratik sebagai Frater TOP di Harian Umum Flores Pos. Selain
sebagai Frater TOP, saya bekerja sebagai Wartawan dan dipercaya menjadi Staf
Redaktur. Bagi saya Harian Umum Flores Pos merupakan tempat yang memberi ruang
untuk mengembangkan kemampuan menulis, bakat-bakat dan potensi yang ada dalam
diri. Flores Pos juga merupakan tempat yang Tuhan undikan kepada saya,” kata P.
Kristo.
“Tuhan,
Engkau tahu…”
P.
Kristo Suhardi, SVD, dalam refleksinya sebelum tampil mengikrarkan kaul
kekalnya menekankan tentang kemurahan kasih Tuhan. “Sebelum memutuskan untuk
mengikrarkan kaul kekal, saya dihantui dengan pergulatan pribadi yang cukup
panjang. Pergulatan yang panjang itu membawa saya berjumpa dengan percakapan
penuh haru antara Petrus dan Yesus, suatu pagi di tepi Danau Tiberias. Yesus
menantang Petrus dengan pertanyaan yang diulang-Nya hingga tiga kali, apakah
engkau mengasihi Aku? Jawaban Petrus kala itu sungguh kurasakan juga menjadi
jawaban pribadiku pada Tuhan. “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu. Engkau tahu,
aku mengasihi Engkau dengan segala kekurangan dan kelemahanku”. Maka saya
memilih jawaban Petrus, “Tuhan, Engkau tahu….” sebagai moto kaul kekalku. Saya
sadar bahwa: Tuhan terlampau murah hati bagi saya. Ia mengirimkan kepadaku
orang-orang yang begitu baik, yang menjadi perpanjangan kasih-Nya. Apakah yang
bisa saya berikan untuk kasih Tuhan yang sebesar dan semegah ini? Tidak ada!
Hanya sebuah penyerahan diri dan janji untuk sungguh-sungguh menjalani
panggilan suci ini dengan sepenuh hati,” demikian refleksi P. Kristo.
“Makanlah
gulungan kitab ini…”
Sementara itu, dalam refleksi tahbisan
imamatnya, P. Kristo, mengatakan, “Saya memilih moto tahbisan imam dari
penggalan kata-kata Yahweh ketika memanggil Nabi Yehezkiel, yakni “Makanlah
gulungan kitab ini..” Saya bergelut dengan kisah panggilan Yehazkiel ini selama
dua tahun terakhir setelah mengikrarkan kaul kekal pada 15 Agustus 2015. Saya
selalu merasa bahwa tugas perutusan dan panggilan Yahweh kepada Yehezkiel ini
adalah tugas perutusan dan panggilanku juga. Pergumulan saya dengan panggilan
Yehezkiel ini membawa saya pada dua kesadaran mendasar. Pertama, saya hanya bisa menjadi pewarta Sabda Allah yang baik dan
teguh, hanya jika Sabda Allah itu telah terlebih dahulu saya makan, saya kunyah
dan sungguh-sungguh membuat saya kenyang. Sabda Allah yang hendak saya wartakan
itu mesti terlebih dahulu menobatkan dan memurnikan diri saya sendiri sebelum
saya mewartakannya kepada orang lain. Sungguh, ini butuh kerendahan hati untuk
terus belajar dan kesediaan untuk dibentuk oleh pengalaman dan
perjumpaan-perjumpaan. Kedua, Sabda
Allah itu sungguh manis seperti madu dan menghadirkan kegembiraan dalam diri
Nabi Yehezkiel. Jika panggilan dan pilihan hidup menjadi seorang
imam-misionaris SVD menghadirkan rasa manis dan kegembiraan dalan diri saya,
maka tugas saya adalah membagikan rasa manis dan kegembiraan itu kepada orang lain,
orang-orang yang kelak akan saya layani. Manis dan enaknya panggilan hidup saya
sebagai seorang imam-misionaris tidak boleh hanya menjadi milikku semata,
tetapi mesti dirasakan juga oleh orang-orang yang akan saya layani di manapun
saya diutus. “Pergilah kepada orang-orang Israel, pergilah P. Kristo Suhardi,
SVD dan bagikan rasa manis serupa madu itu kepada orang-orang yang engkau
jumpai.” Dengan refleksi ini saya sungguh menyadari bahwa panggilan Allah untuk
memakan gulungan kitab itu adalah
sebuah panggilan seumur hidup, kapanpun dan di manapun saya diutus,” tegasnya.
Komitmen
Pater Prefek Koordinator Fratres
Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, P. Ito Dhogo, SVD, ketika ditanyai tentang
perjalanan hidup dari P. Kristo Suhardi, SVD, mengatakan bahwa sosok seorang
mantan frater TOP di Harian Umum Flores Pos, P. Kristo memiliki kepribadian baik
yang ditunjukkan lewat komitmen yang tinggi.
“P. Kristo adalah seorang yang
memiliki kepribadian baik. Hal itu ditunjukkan lewat komitmen yang sangat
tinggi dalam mengembangkan kemampuannya di bidang tulis-menulis dan bidang
sastra. Saya sangat berterimakasih kepadanya kerena dengan pengalaman menjadi wartawan di
Flores Pos, ia sudah meluangkan banyak waktu untuk membuat pelatihan tentang
jurnalistik kepada para frater. Selain itu, P. Kristo telah mewujudkan salah
satu matra kas SVD, yakni komunikasi. Hal ini dibuat pertama-tama di unit. Ia
berkomunikasi dengan anggota unit untuk membuat sesuatu yang berguna, misalnya
mengumpulkan aqua gelas dan barang-barang bekas lainnya yang bisa dijual dan
mendatangkan uang. Sejauh ini banyak hal yang sudah diperoleh dan dihasilkan
dari usaha yang dilakukan bersama segenap anggota unit St. Agustinus,” kata P.
Ito.
P. Kristo bersama imam baru lainnya menumpangkan tangan kepada uskup pentahbis Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr. |
P.
Kristo, dalam kehidupan sehari-hari sering disapa P. Itok Suhardi, lahir di
Bangka Tuke, 2 Mei 1988 dari pasangan Alm. Bapak Sebastianus Mpok dan Ibu Rofina
Nuhung. Pada tahun 1995-2001 P. Itok mulai menempuh masa pendidikan Sekolah
Dasar di SD Inpres Lao, Ruteng. Selanjutnya masuk SMP Seminari Pius XII Kisol
(2001-2004). Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Seminari Pius XII Kisol
(2004-2007). Setelah menyelesaikan masa pendidikan SMA, P. Itok memutuskan
untuk bergabung dalam Serikat Sabda Allah dan memulai masa novis di Novisiat
Sang Sabda Kuwu (2007-2009). Pada tanggal 15 Agustus 2009 mengikrarkan kaul
pertama di Novisiat Sang Sabda Kuwu. Selanjutnya menempuh Studi Filsafat di
STFK Ledalero (2009-2013). Bulan Juli 2013-Desember 2014 menjalani masa TOP di
Harian Umum Flores Pos Ende. Memasuki masa Novis kekal di Ledalero
(Januari-Agustus 2015) dan pada tanggal 15 Agustus 2015 mengikrarkan Kaul
Kekal. Selanjutnya menempuh Studi Pascasarjana Teologi di STFK Ledalero.
Setelah menyelesaikan studi S2 Teologi, ditahbiskan menjadi Diakon di Kapela
Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero oleh Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr,
uskup Larantuka. Sejak Juli-Oktober 2017, menjalani masa Praktik Diakonat di
Paroki St. Lodovikus Waiklibang, Tanjung Bunga, Flores Timur. Diakon Kristo
mendapat tempat menuming ke Provinsi SVD Ende.
Kesebelas
Pater yang turut ditahbiskan bersama P. Kristo Suhardi, SVD, yaitu: P. Gabriel Akhir SVD, P. Vinsensius Balu SVD, P.
Theobaldus Jewarut SVD, P. Hilarius Debrito Laja Rebo SVD, P. Fransiskus
Paskalis Leton SVD, P. Marselinus Antoni Lewo Keda SVD, P. John Audin Ferdianto
Nabi SVD, P. Petrus Pati Bin Antonius SVD, P. Hendrikus Seko Duru SVD, P.
Wendelinus Sowe Teluma’s SVD, dan P. Romanus Thomas SVD.
Penulis: Fr. Frid Talan, SVD
No comments:
Post a Comment