Saturday, October 7, 2017

Wartawan Flores Pos Ditahbiskan Menjadi Imam



Seminariledalero. Org – Pater Kristoforus Suhardi, SVD, mantan Frater TOP Harian Umum Flores Pos ditahbiskan menjadi Imam Tuhan pada Sabtu (7 Oktober 2017) di Aula Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, oleh uskup pentahbis, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr, uskup  Manokwari-Sorong.
 
P. Kristo Suhardi, SVD
       P. Kristo Suhardi, SVD, ketika diwawancarai, mengatakan bahwa dirinya merasa bersyukur dan beruntung menjalani masa pratik sebagai frater TOP di Harian Umum Flores Pos dan bekerja sebagai wartawan serta dipercaya menjadi Staf Redaktur.
“Saya merasa bersyukur dan beruntung menjalani masa pratik sebagai Frater TOP di Harian Umum Flores Pos. Selain sebagai Frater TOP, saya bekerja sebagai Wartawan dan dipercaya menjadi Staf Redaktur. Bagi saya Harian Umum Flores Pos merupakan tempat yang memberi ruang untuk mengembangkan kemampuan menulis, bakat-bakat dan potensi yang ada dalam diri. Flores Pos juga merupakan tempat yang Tuhan undikan kepada saya,” kata P. Kristo.


“Tuhan, Engkau tahu…”
          P. Kristo Suhardi, SVD, dalam refleksinya sebelum tampil mengikrarkan kaul kekalnya menekankan tentang kemurahan kasih Tuhan. “Sebelum memutuskan untuk mengikrarkan kaul kekal, saya dihantui dengan pergulatan pribadi yang cukup panjang. Pergulatan yang panjang itu membawa saya berjumpa dengan percakapan penuh haru antara Petrus dan Yesus, suatu pagi di tepi Danau Tiberias. Yesus menantang Petrus dengan pertanyaan yang diulang-Nya hingga tiga kali, apakah engkau mengasihi Aku? Jawaban Petrus kala itu sungguh kurasakan juga menjadi jawaban pribadiku pada Tuhan. “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu. Engkau tahu, aku mengasihi Engkau dengan segala kekurangan dan kelemahanku”. Maka saya memilih jawaban Petrus, “Tuhan, Engkau tahu….” sebagai moto kaul kekalku. Saya sadar bahwa: Tuhan terlampau murah hati bagi saya. Ia mengirimkan kepadaku orang-orang yang begitu baik, yang menjadi perpanjangan kasih-Nya. Apakah yang bisa saya berikan untuk kasih Tuhan yang sebesar dan semegah ini? Tidak ada! Hanya sebuah penyerahan diri dan janji untuk sungguh-sungguh menjalani panggilan suci ini dengan sepenuh hati,” demikian refleksi P. Kristo.
P. Kristo sedang menumpangkan tangan kepada kedua orangtua


“Makanlah gulungan kitab ini…”
Sementara itu, dalam refleksi tahbisan imamatnya, P. Kristo, mengatakan, “Saya memilih moto tahbisan imam dari penggalan kata-kata Yahweh ketika memanggil Nabi Yehezkiel, yakni “Makanlah gulungan kitab ini..” Saya bergelut dengan kisah panggilan Yehazkiel ini selama dua tahun terakhir setelah mengikrarkan kaul kekal pada 15 Agustus 2015. Saya selalu merasa bahwa tugas perutusan dan panggilan Yahweh kepada Yehezkiel ini adalah tugas perutusan dan panggilanku juga. Pergumulan saya dengan panggilan Yehezkiel ini membawa saya pada dua kesadaran mendasar. Pertama, saya hanya bisa menjadi pewarta Sabda Allah yang baik dan teguh, hanya jika Sabda Allah itu telah terlebih dahulu saya makan, saya kunyah dan sungguh-sungguh membuat saya kenyang. Sabda Allah yang hendak saya wartakan itu mesti terlebih dahulu menobatkan dan memurnikan diri saya sendiri sebelum saya mewartakannya kepada orang lain. Sungguh, ini butuh kerendahan hati untuk terus belajar dan kesediaan untuk dibentuk oleh pengalaman dan perjumpaan-perjumpaan. Kedua, Sabda Allah itu sungguh manis seperti madu dan menghadirkan kegembiraan dalam diri Nabi Yehezkiel. Jika panggilan dan pilihan hidup menjadi seorang imam-misionaris SVD menghadirkan rasa manis dan kegembiraan dalan diri saya, maka tugas saya adalah membagikan rasa manis dan kegembiraan itu kepada orang lain, orang-orang yang kelak akan saya layani. Manis dan enaknya panggilan hidup saya sebagai seorang imam-misionaris tidak boleh hanya menjadi milikku semata, tetapi mesti dirasakan juga oleh orang-orang yang akan saya layani di manapun saya diutus. “Pergilah kepada orang-orang Israel, pergilah P. Kristo Suhardi, SVD dan bagikan rasa manis serupa madu itu kepada orang-orang yang engkau jumpai.” Dengan refleksi ini saya sungguh menyadari bahwa panggilan Allah untuk memakan gulungan kitab itu adalah sebuah panggilan seumur hidup, kapanpun dan di manapun saya diutus,” tegasnya.

Komitmen
Pater Prefek Koordinator Fratres Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, P. Ito Dhogo, SVD, ketika ditanyai tentang perjalanan hidup dari P. Kristo Suhardi, SVD, mengatakan bahwa sosok seorang mantan frater TOP di Harian Umum Flores Pos, P. Kristo memiliki kepribadian baik yang ditunjukkan lewat komitmen yang tinggi.
“P. Kristo adalah seorang yang memiliki kepribadian baik. Hal itu ditunjukkan lewat komitmen yang sangat tinggi dalam mengembangkan kemampuannya di bidang tulis-menulis dan bidang sastra. Saya sangat berterimakasih kepadanya kerena dengan pengalaman menjadi wartawan di Flores Pos, ia sudah meluangkan banyak waktu untuk membuat pelatihan tentang jurnalistik kepada para frater. Selain itu, P. Kristo telah mewujudkan salah satu matra kas SVD, yakni komunikasi. Hal ini dibuat pertama-tama di unit. Ia berkomunikasi dengan anggota unit untuk membuat sesuatu yang berguna, misalnya mengumpulkan aqua gelas dan barang-barang bekas lainnya yang bisa dijual dan mendatangkan uang. Sejauh ini banyak hal yang sudah diperoleh dan dihasilkan dari usaha yang dilakukan bersama segenap anggota unit St. Agustinus,” kata P. Ito.
P. Kristo bersama imam baru lainnya menumpangkan tangan kepada uskup pentahbis Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr.

          P. Kristo, dalam kehidupan sehari-hari sering disapa P. Itok Suhardi, lahir di Bangka Tuke, 2 Mei 1988 dari pasangan Alm. Bapak Sebastianus Mpok dan Ibu Rofina Nuhung. Pada tahun 1995-2001 P. Itok mulai menempuh masa pendidikan Sekolah Dasar di SD Inpres Lao, Ruteng. Selanjutnya masuk SMP Seminari Pius XII Kisol (2001-2004). Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Seminari Pius XII Kisol (2004-2007). Setelah menyelesaikan masa pendidikan SMA, P. Itok memutuskan untuk bergabung dalam Serikat Sabda Allah dan memulai masa novis di Novisiat Sang Sabda Kuwu (2007-2009). Pada tanggal 15 Agustus 2009 mengikrarkan kaul pertama di Novisiat Sang Sabda Kuwu. Selanjutnya menempuh Studi Filsafat di STFK Ledalero (2009-2013). Bulan Juli 2013-Desember 2014 menjalani masa TOP di Harian Umum Flores Pos Ende. Memasuki masa Novis kekal di Ledalero (Januari-Agustus 2015) dan pada tanggal 15 Agustus 2015 mengikrarkan Kaul Kekal. Selanjutnya menempuh Studi Pascasarjana Teologi di STFK Ledalero. Setelah menyelesaikan studi S2 Teologi, ditahbiskan menjadi Diakon di Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero oleh Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr, uskup Larantuka. Sejak Juli-Oktober 2017, menjalani masa Praktik Diakonat di Paroki St. Lodovikus Waiklibang, Tanjung Bunga, Flores Timur. Diakon Kristo mendapat tempat menuming ke Provinsi SVD Ende.
          Kesebelas Pater yang turut ditahbiskan bersama P. Kristo Suhardi, SVD, yaitu: P. Gabriel Akhir SVD, P. Vinsensius Balu SVD, P. Theobaldus Jewarut SVD, P. Hilarius Debrito Laja Rebo SVD, P. Fransiskus Paskalis Leton SVD, P. Marselinus Antoni Lewo Keda SVD, P. John Audin Ferdianto Nabi SVD, P. Petrus Pati Bin Antonius SVD, P. Hendrikus Seko Duru SVD, P. Wendelinus Sowe Teluma’s SVD, dan P. Romanus Thomas SVD.

Penulis: Fr. Frid Talan, SVD

No comments:

Post a Comment