Thursday, September 8, 2016

4 YUBILARIS BAGI PENGALAMAN DI HADAPAN KOMUNITAS

Pater Rektor Ledalero (tengah) pose bersama
para yubilaris (dari kiri ke kanan: Pater Hubert Tenga,
Pater Agust Duka, Br. Sil Huba dan Pater Kanis Bhila)
seminariledalero.org - Empat anggota Komunitas Seminari Tinggi St Paulus Ledalero yang merayakan usia perak kaul dan imamat pada tahun ini berbagi pengalaman hidup dan panggilan dengan konfrater sekomunitas di Kapel Agung Seminari Tinggi Ledalero, Rabu (7/9) petang. Keempat yubilaris tersebut adalah Bruder Silvester Huba SVD, Pater Kanis Bhila SVD dan Pater Hubert Tenga SVD yang merayakan perak kaul, serta Pater Agus Duka SVD yang merayakan perak imamat.
Hadir dalam kegiatan itu Rektor Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Pater Kletus Hekong SVD, anggota dewan rumah, para Prefek unit, imam, bruder, suster, frater dan karyawan-karyawati. Turut hadir anggota keluarga dan kenalan keempat yubilaris serta beberapa tamu undangan.
Bruder Silvester Huba, SVD dalam kisahnya mengatakan tantangan paling berat dalam perjalanan hidup dan panggilannya adalah kondisi kesehatan ibunya, Almh. Theresia Ude, yang tidak pernah membaik sejak Br. Sil memutuskan untuk masuk biara. Namun, meskipun sakit, Mama Theresia tetap mendukung Br. Sil untuk selalu setia mengikuti jalan panggilan Tuhan.
“Usia perak kaul ini saya maknai sebagai kesempatan berahmat untuk menyatakan syukur kepada Tuhan atas berkat dan kasih-Nya sepanjang perjalanan hidup dan panggilan saya. Selain itu, saya juga memaknainya sebagai kesempatan mengevaluasi diri dan karya yang telah saya jalani,” kata Bruder Sil.
Sementara itu, Pater Kanis Bhila SVD dalam kisah pengalamannya menuturkan secara kronologis riwayat pendidikan, panggilan dan karya-karyanya. Menurut Pater Kanis, pegangan utama hidupnya adalah kesadaran diri sebagai anggota SVD, kaul-kaul dan hidup komunitas.
“Saya mengalami banyak sekali tantangan, terutama penolakan dan diskriminasi oleh sesama konfrater. Namun ada tiga hal yang memberi warna dan sumber kekuatan saya yaitu SVD, kaul-kaul dan komunitas,” katanya.
Memilih secara bebas dan kesadaran penuh untuk menjadi anggota tetap SVD dikisahkan Pater Hubert Tenga, SVD dalam kisah pengalamannya. Menurut Pater Hubert, pilihan bebas itu menuntun dia untuk selalu bergembira dengan panggilan hidupnya.
Sedangkan Pater Agus Duka SVD dalam kisah pengalamannya menegaskan pentingnya keterlibatan seorang imam dengan kaum kecil dan terpinggirkan.
“Ketika bertemu orang kecil, saya bukan menginjili tetapi diinjili, bukan mengevangelisasi tetapi dievangelisasi. Mereka membantu saya memahami dan sungguh-sungguh merayakan ekaristi, bukan sekadar berliturgi ekaristi,” kata Pater Agus.

[Yovan Rante]

No comments:

Post a Comment