Seminariledalero.
Org.
Sebanyak
69 Frater dilantik menjadi lector dan akolit di Kapela Agung Seminari Tinggi
St. Paulus Ledalero pada Minggu (3 September 2017) pukul 06.45 WITA. Pelantikan
lector dan akolit bagi ke-69 frater menandakan secara jelas bahwa mereka sudah
sah menjadi pelayan altar Tuhan. Pelantikan lector dan akolit ditandai dengan
penyerahan alkitab dan patena kepada masing-masing frater.
Hadir
dalam perayaan Ekaristi pelantikan lector dan akolit ke-69 frater, P. Hendrik
Maku, SVD sebagai imam selebran utama, Rektor Seminari Tinggi St. Paulus
Ledalero, P. Kletus Hekong, SVD, prefek unit St. Gabriel, P. Alex Jebadu, SVD, Sekretaris
Formasi dan Pendidikan dari Generalat di Roma, P. Mark Weber, SVD, P. William
Burt, SVD, para Bruder, Suster, frater, karyawan-karyawati dan beberapa umat
Allah dari luar komunitas Ledalero.
P. Hendrik Maku, SVD menyerahkan Patena kepada para frater |
P.
Hendrik Maku, SVD dalam khotbahnya menekankan tiga hal penting dalam kaitannya
dengan bacaan-bacaan suci, di antaranya: pertama,
menyangkal diri; kedua, memikul
salib; dan ketiga, mengikuti Aku
(Yesus). Dalam kaitan dengan ketiga hal penting di atas, P. Hendrik Maku, SVD
mengatakan “Menyangkal diri berarti tidak lagi mementingkan diri sendiri.
Menyangkal diri berarti sebuah keberanian untuk mengatakan tidak terhadap
sebuah tawaran. Dalam kaitannya dengan pelantikan ke-69 sama saudara kita,
tentunya yang dituntut adalah pelayanan kasih terhadap sesama di sekitar dan
terkhusus dalam altar Tuhan,” kata P. Hendrik.
P.
Hendrik Maku, SVD melanjutkan, “Memikul salib berarti membawa, mengenakan suatu
tanggung jawab yang besar dalam menjawab undangan Allah. Undangan Allah
bukanlah undangan biasa tetapi undangan Allah adalah undangan yang membutuhkan
pengorbanan dalam menjawabi-Nya. Maka, sama saudara yang baru dilantik harus
berkorban demi pelayanan kasih kepada Allah dan sesama,” kata P. Hendrik.
Sementara
itu, pada bagian terakhir P. Hendrik Maku, SVD mengatakan “Mengikuti Aku
(Yesus) berarti menjadi murid Yesus yang setia dengan meninggalkan keluarga,
kenalan, harta kekayaan dan segala-galanya. Dengan meninggalkan segala yang
melekat pada diri kita, semua jalan kita akan aman dan tidak tersendat.
Mengikuti Yesus membutuhkan kebebasan,” kata P. Hendrik Maku, SVD.
P. Hendrik Maku, SVD bersama beberapa imam saat Ekaristi pelantikan lektor dan akolit |
Frater
tingkat I yang baru dilantik menjadi lector dan akolit, Fr. Yulius Sa Sato,
SVD, ketika dimintai kesan dan pesannya usai perayaan Ekaristi, dirinya
menerangkan bahwa moment pelantikan menjadi lector dan akolit tidak ada sesuatu
yang luar biasa. “Saya merasa biasa-biasa saja. Mengapa demikian? Sebab tidak ada
sesuatu yang luar biasa. Tetapi dari pelantikan ini, ada satu kesadaran baru
yang saya temukan di mana ada satu tugas dan tanggung jawab baru diberikan yang
mesti dijalankan dengan setia. Melayani di altar Tuhan mesti
bertanggunggjawab,” kata frater yang akrab disapa Fr. Ius.
Penulis: Fr. Fridus Talan, SVD
No comments:
Post a Comment