Seminariledalero.org
P. Mark Weber, SVD, selaku General
Secretary of Formation and Education, menyempatkan diri untuk mengunjungi
komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Ia mengadakan
dialog interaktif dengan para frater di Kapela Agung Seminari
Tinggi Ledalero
seputar formasi dan pendidikan SVD di seluruh dunia pada Sabtu (2 September 2017) pukul 20,30 malam.
Pertemuan ini diikuti secara antusias dengan beberapa pertanyaan yang
dilontarkan oleh para frater yang sempat hadir.
P. Mark Weber, SVD (Sekertaris Formasi dan Pendidikan General) sedang berdialog dengan para frater |
“I’m so glad to be here, the biggest seminary
in the whole SVD or even in the world,” demikian sapaan awal dari P. Mark
Weber, SVD saat membuka pertemuan bersama para konfrater. Dalam pertemuan itu hadir pula, P. Maxi Manu, SVD sebagai
moderator dan penerjemah bahasa.
Dialog yang bertempat
di kapela agung Seminari Tinggi itu bertemakan formasi dan pendidikan dalam Serikat
SVD di seluruh dunia. P. Mark Weber, SVD, yang pernah menjabat sebagai
Provinsial Provinsi Chicago, USA, ini menekankan pentingnya proses formasi dan
pendidikan bagi para formandi. Menurutnya, sistem formasi kita harus menjadi
‘formation for mission’. Formasi yang tidak berorientasi pada misi seharusnya
ditinggalkan. Orientasi pada situasi dunia zaman sekarang harus menjadi
landasan misioner serikat.
Salah satu dari empat
pilar formasi yang ditekankan oleh SVD adalah spirit internationality.
Sebagai sebuah spirit kehidupan serikat, formasi dan pendidikan para konfrater
hendaknya mempersiapkan mereka untuk terlibat dalam persaudaraan interkultural.
Seorang misionaris dituntut untuk terlibat secara aktif bersama para konfrater
dari budaya, kebangsaan dan bahasa yang berbeda demi pelayanan yang lebih
efektif dan tepat sasar.
Menurut P. Mark, situasi
dunia zaman sekarang bisa disebut sebagai periode ‘post-Christian’. Periode ini ditandai dengan menurunnya benih
panggilan sebagai Imam di beberapa negara. “There are great churches but few
catholics.” Beliau melanjutkan, “in Europe zone, the vocation slightly turns
down, while in AFRAM (Africa and Madagascar) zone, it grows slowly.” Jumlah
panggilan menjadi anggota Serikat SVD di beberapa negara menyusut secara
ekstrem. Sebaliknya, zona ASPAC (Asia Pacific) justru mengalami peningkatan
panggilan secara gradual dengan pertumbuhan tertinggi berada di Indonesia.
Kreativitas menjadi
salah satu sumbangan yang efektif demi pengembangan misi yang dijalankan oleh
serikat. Konfrater yang pernah menjadi seorang misionaris di Ghana ini
menegaskan pentingnya berpikir kreatif. Pengalamannya di medan misi mengajarkan
beliau untuk tanggap beradaptasi dengan situasi umat dan melayani sesuai
konteks budaya mereka.
Beberapa frater dari
tingkat yang berbeda sempat melontarkan pertanyaan kepada P. Mark Weber, SVD dalam
sebuah sesi diskusi interaktif. Pertanyaan yang diberikan membahas seputar
situasi medan misi, program pertukaran student, pentingnya pendidikan Filsafat
dan Teologi dan kesadaran diri sebagai misionaris religius SVD. P. Mark Weber,
SVD juga menyempatkan diri untuk berkisah tentang pengalamannya bermisi di
Ghana sambil mengajar anak-anak setempat. Pengalaman yang inspiratif ini
diharapkan dapat menjadi gambaran sederhana tentang misi Serikat.
“Our formation and
education teach us to be creative and critical in mission,” demikian pesan
konfrater kelahiran negara bagian Iowa, USA ini. Setiap proses pembentukan dan
pendidikan dalam SVD diharapkan dapat mempersiapkan para misionaris untuk
berpikir dan bertindak kritis terhadap situasi dunia sekarang. Semua tantangan,
lanjut beliau, harus dipikul sebagai sebuah beban salib, sebagaimana yang
pernah dibicarakan dalam Kapitel General tahun 2006 tentang ‘Spirituality of
the Cross’.
Penulis: Fr. Geovanny Calvin, SVD
No comments:
Post a Comment