Seminariledalero.org
Segenap anggota komunitas
Ledalero merayakan Ekaristi mengenang hari lahirnya Serikat Sabda Allah yang
ke-142 pada Jumat (8 September 2017) di Kapela Agung Ledalero dengan imam
konselebran utama, P. Alfons Mana, SVD.
Perayaan syukur atas hari
ulang tahun ke-142 Serikat Sabda Allah ini disatukan dengan Pesta
Keluarga Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero, Perak dan Emas Kaul serta Perak
dan Pancawindu Imamat dari beberapa Imam Serikat Sabda Allah, dan Pelantikan
Rektor dan Dewan Rumah Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero
Periode 2017-2020.
Pater Rektor dan dewannya sedang membawakan doa Penyerahan |
Para Pater yang merayakan hari ulang
tahun Kaul dan Imamat ialah sebagai berikut. Pater Otto Gusti Madung, SVD
merayakan Perak Kaul, Pater Philipus Tule, SVD merayakan Pancawindu Kaul, Pater
Albert Novena, SVD dan Pater John Prior, SVD merayakan Emas Kaul, Pater Alfonsus
Mana, SVD, Pater Gregorius Nule, SVD, Pater Philipus Panda Koten, SVD, dan Pater
Yeremias Purin Koten, SVD merayakan Perak Imamat, dan Pater Bernadus Bungaama
Keban, SVD merayakan Pancawindu Imamat.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pater
Alfonsus Mana, SVD didampingi oleh Pater Provinsial SVD Ende, P. Lukas Jua, SVD, Rektor
Seminari Tinggi Ledalero periode 2011-2014 dan 2014-2017, Pater Kletus Hekong,
SVD, Rektor terpilih periode 2017-2020, Pater Frans Ceunfin, SVD dan Anggota
Dewan Rumah yang baru: P. Yosef Kladu, SVD, P. Yanuarius Lobo, SVD, P. Maximus Manu, SVD dan
P. William Burt, SVD, Para Yubilaris, puluhan Imam konselebrantes dan Diakon.
Perayaan Ekristi dihadiri oleh seluruh
anggota komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Para Suster SSpS
komunitas Wairpelit, para pegawai, dan karyawan-karyawati serta umat beriman
lainnya. Misa berlangsung meriah diiringi koor dari para Frater Wisma St.
Rafael.
Suasana Perayaan Ekaristi Puncak Pesta Keluarga dan Pelantikan Rektor dan dewannya yang baru |
Pater Provinsial SVD Ende,
P.
Lukas Jua, SVD dalam homilinya
pada perayaan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria di Kapela Agung Seminari
Tinggi St. Paulus Ledalero, mengatakan “Setiap kelahiran seorang anak
manusia mempunyai makna. Makna itu baru jelas ketika dia dewasa,” kata P. Lukas.
P. Lukas Jua, SVD melanjutkan homilinya dengan menggarisbawahi
beberapa hal pokok yang menjadi inti dari syering keempat Yubilaris pada sore
hari sebelumnya, Kamis (07/09/2017).
“Kelahiran dimaknai secara berbeda
oleh Para Yubularis sesuai pengalaman mereka masing-masing. Pater John Prior,
misalnya menekankan, “Hal yang paling sukar adalah berada di tempat kita berada”.
Ia berpindah dari kota ke desa dan dari desa ke kota. Namun demikian, ia tetap
tinggal dan melayani kelompok umat yang
sama meskipun orangnya berbeda. Pater Albert Novena, SVD membuka
syeringnya dengan pernyataan yang membahagiakan, “Kaul-kaul membebaskan saya”.
Hidup dalam kaul membuat ia merasa bebas dari ikatan-ikatan keluarga dan ikatan duniawi lainnya dan menjadi
bebas dan terbuka melayani semua orang. Selanjutnya ia menceritakan susahnya
menjadi misionaris karena harus belajar bahasa dan kebudayaan orang lain. Sementara itu Pater Bernadus
Bunga Ama Keban, SVD mulai
syeringnya dengan merenungkan pertentangan antara keinginan dan cita-citanya
dengan kehendak Tuhan lewat pimpinan dan yang membimbing dia sampai pada
akhirnya dia berbahagia lewat Kaul Ketaatan dan motto Imamatnya ‘Bersabdalah Tuhan, HambaMu
Mendengarkan’. Sedangkan Pater Alfonsus Mana, SVD dalam
syeringnya yang pendek dan padat menegaskan ‘Tuhan itu Baik’ setelah mengalami jawaban Tuhan atas
pertanyaan, “Rabi,
di mana Engkau tinggal?” Tanpa pertanyaan itu dan tanpa mengikuti Rabinya, ia tidak
sampai pada jawaban bahwa Tuhan itu Baik,” kata P. Lukas Jua, SVD.
Para frater Unit St. Rafael bernyanyi saat Perayaan Ekaristi Prlantikan Rektor dan Dewannya di Kapela Agung Ledalero |
Lebih lanjut P. Lukas Jua, SVD menegaskan, “Sesungguhnya
kesimpulan yang tepat dari syering keempat konfrater kemarin terdapat dalam
lagu yang sangat populer di kalangan religius muda zaman sekarang: ‘Sungguh
indah rencana-Mu, kini kumelihat dan kumerasakan. Indah rencana-Mu Tuhan.” Banyak
penderitaan dan kesulitan yang mereka alami sebelumnya, namun akhirnya mereka
bahagia. Mereka telah memberi arti kepada kelahiran mereka. Namun, tidak semua
kelahiran menjadi berkat. Contoh kelahiran yang tidak menjadi berkat ialah
Ayub. Ayub mengutuk hari kelahirannya. “Terkutuklah dia yang membawa kabar
kepada bapaku dengan mengatakan, “Seorang anak laki-laki telah dilahirkan
bagimu!” Namun, kita ingat bahwa penderitaan Ayub berakhir dengan kepasrahan,” kata P. Lukas Jua, SVD.
P. Lukas Jua, SVD menambahkan,
“kita
juga mesti mendalami pertanyaan mengenai makna Kelahiran Maria. Bacaan yang
kita dengar hari ini tidak mengisahkan kelahiran Maria, melainkan kelahiran anaknya.
Ia sendiri menjadi persoalan. Kelahiran Bunda Maria diberi arti yang mendalam
karena Dia yang dikandung dan dilahirkannya. Ia menjadi Ibu Tuhan dan ia menerima
misi menjadi Ibu Tuhan. Jadi, Tuhan Sang Putera-lah yang senantiasa memberi
arti bagi kelahiran ibu-Nya. Semua bapa dan mama kita juga merasa kelahirannya di
dunia begitu berarti, jika anak-anaknya berhasil atau menjadi orang baik atau biarawan-biarawati,
santo-
santa, dan lain-lain,” kata P. Lukas.
Pada
bagian akhir homilinya, P. Lukas memberi penekanan pada pertanyaan
mengenai arti kelahiran SVD dan pelantikan Rektor dan Dewannya.
“Pada hari kelahiran
SVD ke-142 ini kita mesti mendalami arti kelahiran kita di dunia. Pater
superior Jenderal,
Pater Heinz Kuluke, SVD mengatakan bahwa
“Dunia
akan menjadi lebih miskin tanpa SVD.” Kita alami sendiri di wilayah kita. Sekarang
kita menempati urutan ketiga termiskin dan urutan kedua terkorup di Indonesia.
Tanpa kita, wilayah kita akan menjadi lebih miskin. NTT akan menjadi lebih
miskin tanpa SVD; jika tidak ada konfrater yang mengembangkan terasering di Maumere,
penanaman Kakao, dan usaha-usaha lain baik di bidang pertanian, pendidikan
maupun usaha-usaha lainnya,” kata P. Lukas.
P. Lukas melanjutkan, “Lalu
apa arti dari pelantikan Rektor dan dewan rumah yang baru pada hari ini. Arti pelantikan hari ini sama dengan yang
dialami oleh Bunda Maria dan yang dialami oleh SVD sebagai konggregasi besar.
Hanya Tuhan yang memberi arti. Apa yang mereka buat dalam mencari kehendak
Tuhan bersama seluruh anggota komunitas untuk misi kita sekarang, formasi dasar,
dan formasi berlanjut untuk konfrater yang berkaul kekal, itu yang menentukan
arti pelantikan hari ini. Apa yang mereka rencanakan sesuai dengan kehendak
Tuhan. Dan apa yang akan mereka laksanakan memberi arti pada pelantikan hari
ini. Jika mereka tidak menemukan itu, maka pelantikan hari ini hanya upacara
yang hampa belaka. Hanya Tuhan yang memberi arti terdalam untuk hidup kita. Ke mana pun Dia mengutus
kita, kita pergi. Dan untuk menemukan kehendak Tuhan kita harus bekerja keras. Kita
harus mencari kehendak-Nya dan bukan ambisi dan kesenangan pribadi kita. Mari kita bersyukur karena
berkat rahmat-Nya dan kerjasama orang-orang yang taat kepada Allah, kedatangan
Allah membawa banyak berkat. Karena itu kita bersyukur atas teladan Bunda Maria dan
karena St. Arnoldus
Jansen yang mendirikan Serikat Sabda Allah, kita bersyukur atas hidup religius-misioner,
bersyukur kepada Rektor Dan Dewan yang lama yang telah menjalankan kepercayaan
serikat dengan baik. Dan marilah kita mendoakan konfrater
yang masih sakit, Pater Philipus Panda Koten, SVD dan Pater Wenslaus, SVD,” kata P. Lukas.
P.
Lukas Jua, SVD setelah membawakan homilinya, parayaan Ekaristi dilanjutkan
dengan pelantikan Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero bersama Dewannya. Acara
pelantikan ini diawali dengan menyanyikan lagu Veni Creatos Spiritus. Selanjutnya
P. Yohanes Orong, SVD membacakan berita acara pelantikan rektor dan dewannya
untuk masa jabatan 2017-2020.
Fr.
Ferdi Jehalut, SVD
No comments:
Post a Comment