Friday, October 28, 2016

Pater Lawrence Hambach Meninggal Dunia

Jenazah Pater Lawrence Hambach, SVD saat disemayamkan di
Kapel Biara Simeon Ledalero, Jumat (28 Oktober 2016).
seminariledalero.org - Pater Lawrence Hambach, SVD meninggal dunia dengan tenang di Rumah Jompo Biara Simeon Ledalero, Jumat (28/10), pukul 01.30 Wita. Pater Hambach berpulang pada usia 83 tahun setelah berjuang melewati sakit usia tua, terutama penyempitan syaraf di daerah pinggang yang mengakibatkan kelumpuhan baginya.
Kabar duka meninggalnya Pater Hambach disampaikan Rektor Biara Simeon Ledalero, Bruder Abraham Tarung, SVD kepada wartawan di Biara Simeon, Jumat (28/10) pagi. Menurut penuturan Bruder dengan spesialisasi profesi perawat ini, meskipun pihaknya sudah berusaha maksimal nyawa Pater Hambach tetap tak tertolong akibat usianya yang sudah uzur dan daya tahan tubuh yang melemah.
“Satu bulan terakhir kondisi fisik Pater Hambach memburuk, penyempitan syaraf di daerah pinggang membuatnya lumpuh. Pater Hambach lebih banyak berbaring di tempat tidur dan hanya bisa beraktivitas dengan bantuan kursi roda,” kata Bruder Abraham.
Bruder Abraham menginformasikan Pater Hambach melamar masuk ke Biara Simeon pada 27 November tahun lalu karena pertimbangan usia yang sudah semakin tua. Selama sepuluh bulan awal menjadi anggota komunitas Biara Simeon, keseharian hidup dilaluinya dalam kondisi fisik yang lumayan bagus. Kondisi kesehatan Pater Hambach baru mengalami perubahan drastis selama satu
bulan terakhir yang ternyata merupakan masa akhir dari peziarahan hidupnya.
Tidak Banyak Mengeluh
Bruder Abraham memberi kesaksian, meskipun mengalami rasa sakit yang tergolong parah Pater Hambach tidak banyak mengeluh atau menyusahkan anggota Biara Simeon lainnya. Satu-satunya yang ia keluhkan adalah karena ia merasa diperlakukan secara istimewa ketika ia sakit.
“Ketika Pater Hambach mengalami kelumpuhan, kami mesti berjuang keras merayu dia untuk makan di kamar pribadinya dan mengonsumsi menu khusus. Dia sendiri sebenarnya tidak mau diperlakukan seperti itu. Dia sebisa mungkin berupaya mengurus dirinya sendiri, makan bersama semua konfrater di kamar makan dan menyantap menu sebagaimana biasanya. Ia tidak mau diperlakukan secara istimewa,” kata Bruder Abraham.
Bruder Abraham melanjutkan, lantaran merasa diri tetap diperlakukan secara istimewa, Pater Hambach pada akhirnya menginginkan sendiri kematian bagi dirinya karena tidak mau menyusahkan sesama di Biara Simeon. Kematian itu begitu dirindukan, sehingga pada satu minggu terakhir sakitnya menghilang dan tidak mau makan pada dua hari terakhir sebab merasa diri sudah berada di surga.

Fr. Yovan Rante

No comments:

Post a Comment