seminariledalero.org - Komunitas Arung Sastra Ledalero (ASAL)
menggelar malam sastra di aula Santo Thomas Aquinas Seminari Tinggi Santo
Paulus Ledalero, Senin (30/1). Malam sastra yang bernaung di bawah tema Menggali Cinta dalam Perbedaan ini diisi
dengan musikalisasi puisi, pembacaan cerita pendek (Cerpen) dan pementasan dua
monolog.
Malam
sastra yang dipandu oleh Frater Denny Galus SVD ini, diawali dengan
musikalisasi puisi berjudul Kepada Para
Perantau yang Lupa Jalan Pulang oleh Frater Ari Kalndija SVD, yang disusul
oleh deklamasi puisi berjudul Mukinah
karya Fr. Endy Sie SVD. Dua puisi ini kemudian disusul oleh monolog berdurasi
15 menit, berjudul Warna yang
dibawakan oleh Frater Rio Nanto SVD.
Ketua
Arung Sastra Ledalero Frater Morghan Nikmat, SVD mengungkapkan pagelaran malam
sastra merupakan acara rutin bulanan yang digelar oleh Komunitas Arung Sastra
Ledalero. Selain melibatkan para Frater Seminari Tinggi Ledalero, kata Frater
Morghan, komunitas ini juga terbuka untuk para peminat sastra yang berasal dari
luar Komunitas Ledalero.

Sastra,
kata Frater Morghan, merupakan jembatan yang baik untuk menghubungkan perbedaan
itu. Karya-karya sastra merupakan madah semesta yang mengajak setiap orang untuk
saling mencintai, saling merangkul dan bersama-sama menciptakan kehidupan
bersama yang harmonis. “Mari kita menjadikan sastra sebagai penyalur cinta
universal,” ajak Frater Morghan.
Menghargai Perbedaan
Frater
Rio Nanto SVD, yang ditemui usai mementaskan monolog Warna
mengungkapkan monolog Warna
merupakan ajakan untuk menghargai perbedaan. Perbedaan, kata Frater Rio, ada
untuk memperkaya kehidupan.
“Ajakan
untuk menghargai perbedaan selalu merupakan suatu hal yang mendesak, khususnya
di tengah situasi saat ini, begitu banyak kelompok fundamentalis yang
memaksakan kebenaran dan pendapat mereka sendiri di ruang publik. Kita mesti
saling menghargai dalam keberbedaan kita,” kata mahasiswa semester II pada STFK
Ledalero ini.
Apresiasi
Prefek
Koordinator Seminari Tinggi Ledalero Pater Ito Dhogo SVD, dalam pertemuan
komunitas Ledalero, Sabtu (28/1) mengungkapkan apresiasinya atas perkembangan
kelompok-kelompok minat di Seminari Ledalero. Keberadaan kelompok minat, kata
Pater Ito, merupakan wadah yang paling baik untuk mengembangkan bakat para
frater.
“Minat dan
bakat yang kita miliki mesti dikembangkan dengan baik. Hal ini sangat membantu
kita ketika menjalankan karya pastoral sebagai seorang misionaris di manapun
kita diutus kelak. Karena itu, saya sangat mendukung keberadaan kelompok minat
seperti ini dan mendorong para frater untuk mengembangkan bakat yang mereka
miliki,” kata Dosen Kitab Suci pada STFKledalero ini.
![]() |
Penulis : Kristo Suhardi |