Thursday, January 26, 2017

Jelang Pesta St. Yosef Freinademetz, Komunitas Ledalero Adakan Triduum

Para imam yang merayakan misa triduum hari pertama.
seminariledalero.org - Menjelang pesta misionaris perdana sekaligus pelindung serikat St. Yosef Freinademetz pada Minggu (29/1/2017) mendatang, segenap anggota Komunitas Seminari Tinggi ST. Paulus Ledalero mengadakan triduum yang dimulai sejak Kamis (26/1/2017) petang. Triduum hari pertama ini fokus diadakan di Kapel Agung Komunitas Ledalero, sedangkan dua hari berikutnya akan dilaksanakan di kapel unit masing-masing.
Disaksikan Seminariledalero.org, triduum hari pertama diintegrasikan dengan misa komunitas yang berlangsung setiap Kamis petang. Misa dipimpin Pater Sefri Juhani SVD, sedangkan kelompok kor dan petugas liturgi berturut-turut ditangani para frater Unit St. Agustinus dan Unit St. Gabriel.
Pater Sefri dalam kotbahnya secara khusus merefleksikan perumpamaan tentang pelita yang dikisahkan Markus 4:21-25. Menurut Pater Sefri, perikop singkat yang ditulis Markus ini berkisah tentang kebenaran. Kebenaran tersebut, sambung Pater Sefri, memuat tiga pesan utama.
“Pesan yang pertama adalah kebenaran tidak boleh disembunyikan dalam diri. Setiap orang yang memiliki kebenaran mesti terbuka untuk berbagi dengan yang lain. Kebenaran mesti diwartakan, bukan untuk disembunyikan,” katanya.
Pesan yang kedua, lanjut Pater Sefni, kebenaran tidak datang dengan sendirinya, ia senantiasa melewati proses dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan ini, manusia tidak dapat mengetahui kebenaran secara sempurna, sebab hanya Allah-lah yang empunya kebenaran. Manusia hanyalah kaki dian, tempat cahaya kebenaran ditahtakan.
“Pesan ketiga adalah ajakan kepada para murid untuk mewartakan kebenaran yakni Yesus Kristus. Dialah terang kebenaran yang mesti selalu diwartakan oleh para pengikut-Nya,” katanya.
Pada bagian akhir kotbahnya Pater Sefri mengisahkan perumpamaan tentang pohon bambu yang selama lima tahun awal sejak penanamannya tidak menunjukkan proses pertumbuhan. Menurut Pater Sefri, lima tahun awal tersebut dimanfaatkan bambu untuk mengokohkan akar dan melenturkan batangnya.
“Seminari Tinggi Ledalero juga merupakan tempat kita mengokohkan akar kepribadian kita dan melenturkan pola-pola misi kita. Harapannya adalah kita menjadi biarawan misionaris SVD yang tangguh menghadapi tantangan, tetapi sekaligus lentur dalam menghadapi perubahan zaman,” imbuhnya.
Sementara itu, Frater Antonius Mo’a SVD dalam doa triduum yang dipimpinnya mengajak seluruh anggota Komunitas Ledalero untuk memohon kepada Tuhan agar dianugerahi rahmat cinta dan kesetiaan terhadap tugas perutusan.
“Anugerahkanlah kami, abdi-abdi-Mu, rahmat kesederhanaan dan sukacita seperti yang telah Kau anugerahkan kepada St. Yosef Freinademetz. Semoga kami sanggup memenuhi tugas-tugas kami dengan setia dan dianugerahi kebahagiaan dan ketentraman kekal,” katanya.   

Penulis: 
Frater Yovan Rante, SVD



No comments:

Post a Comment