Para imam yang merayakan misa triduum hari pertama. |
Disaksikan
Seminariledalero.org, triduum hari
pertama diintegrasikan dengan misa komunitas yang berlangsung setiap Kamis
petang. Misa dipimpin Pater Sefri Juhani SVD, sedangkan kelompok kor dan
petugas liturgi berturut-turut ditangani para frater Unit St. Agustinus dan
Unit St. Gabriel.
Pater
Sefri dalam kotbahnya secara khusus merefleksikan perumpamaan tentang pelita
yang dikisahkan Markus 4:21-25. Menurut Pater Sefri, perikop singkat yang
ditulis Markus ini berkisah tentang kebenaran. Kebenaran tersebut, sambung
Pater Sefri, memuat tiga pesan utama.
“Pesan
yang pertama adalah kebenaran tidak boleh disembunyikan dalam diri. Setiap
orang yang memiliki kebenaran mesti terbuka untuk berbagi dengan yang lain.
Kebenaran mesti diwartakan, bukan untuk disembunyikan,” katanya.
Pesan
yang kedua, lanjut Pater Sefni, kebenaran tidak datang dengan sendirinya, ia
senantiasa melewati proses dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan ini, manusia
tidak dapat mengetahui kebenaran secara sempurna, sebab hanya Allah-lah yang
empunya kebenaran. Manusia hanyalah kaki dian, tempat cahaya kebenaran
ditahtakan.
“Pesan
ketiga adalah ajakan kepada para murid untuk mewartakan kebenaran yakni Yesus
Kristus. Dialah terang kebenaran yang mesti selalu diwartakan oleh para
pengikut-Nya,” katanya.
Pada
bagian akhir kotbahnya Pater Sefri mengisahkan perumpamaan tentang pohon bambu
yang selama lima tahun awal sejak penanamannya tidak menunjukkan proses
pertumbuhan. Menurut Pater Sefri, lima tahun awal tersebut dimanfaatkan bambu
untuk mengokohkan akar dan melenturkan batangnya.
“Seminari
Tinggi Ledalero juga merupakan tempat kita mengokohkan akar kepribadian kita
dan melenturkan pola-pola misi kita. Harapannya adalah kita menjadi biarawan
misionaris SVD yang tangguh menghadapi tantangan, tetapi sekaligus lentur dalam
menghadapi perubahan zaman,” imbuhnya.
Sementara
itu, Frater Antonius Mo’a SVD dalam doa triduum yang dipimpinnya mengajak
seluruh anggota Komunitas Ledalero untuk memohon kepada Tuhan agar dianugerahi rahmat
cinta dan kesetiaan terhadap tugas perutusan.
“Anugerahkanlah
kami, abdi-abdi-Mu, rahmat kesederhanaan dan sukacita seperti yang telah Kau
anugerahkan kepada St. Yosef Freinademetz. Semoga kami sanggup memenuhi
tugas-tugas kami dengan setia dan dianugerahi kebahagiaan dan ketentraman
kekal,” katanya.
Penulis:
Frater Yovan Rante, SVD
|
No comments:
Post a Comment