Fr. Selo Lamatapo, SVD |
Fr. Selo, ketika diwawancarai seminariledalero.org mengungkapkan naskah teater ini berinspirasikan cara kerja api. Api, kata Fr. Selo, kalau dijaga dengan baik akan membawa banyak manfaat bagi manusia, sebaliknya kalau tidak dijaga, kobarannya akan menghanguskan dan membawa malapetakan. “Selain itu, api juga melambangkan karya Roh Kudus yang senantiasa menerangi dan memberi kekuatan dalam karya manusia,” kata mahasiswa Semester VI pada STFK Ledalero ini.
Fr. Selo menjelaskan teater ini dibuat dalam rangka peringatan 100 tahun karya para Suster SSpS di Indonesia. Karena itu, teater ini bertujuan untuk mengajak semua orang, baik biarawan/biarawati maupun kaum awam, untuk merefleksikan keberadaan dan karya SSpS, selama 100 tahun ziarahnya di Indonesia.
“Teater ini mengisahkan perjuangan para misionaris perdana SSpS yang tiba di Lela untuk menghidupkan semangat misi di tengah berbagai tantangan pada masa itu. Mereka sungguh-sungguh dan secara total mengabdikan hidupnya bagi karya kemanusiaan dan pelayanan mereka kala itu. Semangat misionaris perdana ini, tidak boleh padam, melainkan harus senantiasa dihidupi oleh generasi masa kini,” kata Fr. Selo.
Para aktor pemeran Teater 'Menjaga Api' sedang mendengarkan pengarahan awal sebelum memulai latihan. |
Fr. Tonny Goran SVD, salah satu aktor dalam teater ini, mengungkapkan sejauh ini persiapan untuk pementasan teater ini sudah berjalan dengan baik. Teater ini, kata mahasiswa semester IV STFK Ledalero ini, akan dipadukan dengan tarian-tarian dan lagu-lagu daerah.
“Sebagai seorang anggota SVD, saya senang bisa terlibat dalam teater ini, guna memaknai perjalanan 100 tahun SSpS di Indonesia. Semoga teater ini bisa menjadi bahan refleksi bersama,” kata Frater asal Adonara ini.
(Kristo Suhardi)
No comments:
Post a Comment