Pementasan teater Aletheia |
Disaksikan
seminariledalero.org, ratusan
penonton yang memadati aula Bhaktyarsa, sangat antusias menyaksikan teater ini.
Penonton tampak begitu menikmati setiap adegan yang ditampilkan, dan tidak
beranjak pergi hingga teater berakhir. Pada bagian akhir teater, penonton
disajikan kejutan yang memesona dengan tampilnya tiga Frater SVD (Fr. Yoko, Fr.
Charloz, dan Fr. Obeth) beserta lukisan yang mereka hasilkan. Lukisan ini
mereka buat sepanjang teater berlangsung.
Tampak
hadir menyaksikan teater ini Superior General SSpS Sr. Maria Theresia Hormeman
SSpS, Provinsial SSpS Flores Bagian Timur Sr. Inosensia SSpS, Provinsial SVD
Ende Pater Leo Kleden SVD, para frater dan pastor dari Seminari Tinggi
Ledalero, para mitra kerja SSpS dan ratusan penonton lainnya yang memenuhi
aula. Penonton yang tidak mendapat tempat di dalam ruangan, rela berdiri di
luar ruangan sepanjang teater berlangsung.
Teater karya ketua
Aletheia, Fr. Selo Lamatapo SVD, ini dibuat dan dipentaskan khusus dalam rangka
peringatan 100 tahun karya para Suster SSpS di Indonesia. Teater ini
mengisahkan perjuangan para misionaris perdana SSpS yang tiba di Lela untuk
menghidupkan semangat misi di tengah berbagai tantangan pada masa itu, situasi
masa kini yang menjadi latar dari karya pelayanan SSpS saat ini, dan berbagai
tantangan dalam karya pelayanan SSpS di masa mendatang.
Fr. Selo, yang ditemui
seminariledalero.org usai pementasan
mengungkapkan rasa gembiranya atas kesuksesan mementaskan teater ini.
“Kesuksesan ini merupakan hasil karya dan jerih lelah dari semua anggota yang terlibat
secara aktif di dalam teater ini, sesuai dengan porsi dan perannya
masing-masing,” kata Fr. Selo.
Pilihan
Pendamping
Kelompok Teater Aletheia Fr. Ferer Dede SVD, seperti tercantum dalam akun facebooknya mengungkapkan pementasan
sebuah teater sebenarnya menyimpan pertanyaan-pertanyaan. “Teater Menjaga Api menghadirkan dua pilihan
dalam kalimat tanya: apakah kita mau menjadi api yang membinasakan kehidupan
ataukah kita mau menjadi api yang memurnikan dan menerangi kehidupan?” tulis
Fr. Ferer.
Fr.
Ferer mengungkapkan melalui teater “Menjaga Api” Aletheia Ledalero sudah
separuh menjangkau banyak orang. Aletheia sudah menghimpun banyak pihak untuk
bersatu. “Aletheia memberi ruang mengembangkan bakat-bakat yang terpendam.
Aletheia tidak berjalan sendiri. Aletheia ada untuk orang lain,” tulis Fr.
Ferer.
Fr. Geby
Akhir SVD, yang ditemui usai menyaksikan pementasan teater ini mengungkapkan
kekagumannya atas teater yang luar biasa ini. “Ini teater yang begitu indah,
penuh daya refleksi dan mampu memadukan simbol-simbol dengan baik. Saya
bersyukur bisa menyaksikan teater yang indah ini,” katanya.
Kristo Suhardi
No comments:
Post a Comment