Para frater mempersembahkan kidung pujian dalam ibadat ekumenis di Kewapante, Maumere. |
seminariledalero.org - Beberapa Frater Tingkat V dan para pastor
anggota Komunitas Seminari Tinggi Ledalero mengikuti ibadat ekumenis di tempat
kebaktian Gereja Pantekosta Pusat
Surabaya (GPPS) Jemaat Kristus Jawaban Cabang Geliting, Kewapante, Rabu (11 Januari) malam. Ibadat ekumenis yang bernaung di bawah tema “Kasih
Kristus Mempersatukan Kita” ini diisi dengan kidung-kidung pujian dan renungan
yang dibawakan oleh Wakil Provinsial SVD Ende, Pater Lukas Jua SVD.
Hadir dalam ibadat ekumenis
ini Ketua DPRD Sikka Rafael Raga, Pastor Paroki Kewapante Pater Yeremias Purin
Koten SVD, Camat Kewapante
sekaligus Ketua FKUB Kewapante Alfonsus Naga, Pendeta Emiliana Leny (GPPS
Jemaat Kristus Jawaban Cabang Geliting), Pendeta Mega Paipialy Manggoa (Gereja
Masehi Injili Timor), para pastor dan frater dari Komunitas Seminari Tinggi
Ledalero, para suster, dan ratusan umat yang memenuhi ruangan gereja GPPS Jemaat Kristus
Jawaban Geliting.
Para Pastor dan Pendeta Mega menumpangkan tangan memberi berkat kepada umat yang mengikuti ibadat ekumenis. |
Pater Lukas dalam renungannya mengungkapkan
perayaan natal ekumenis merupakan ajakan untuk mendorong persatuan dan membina
komunitas kasih. “Kalau kita mau dorong persatuan, kita harus membina cinta
kita sampai ke level kasih Allah yang sempurna. Kalau kita ingin menghayati
kekhasan Allah Tritunggal, kita harus membina komunitas kasih; bukan hanya di
antara kita tetapi juga dengan agama-agama dan bangsa-bangsa lain, termasuk
orang-orang yang tidak beragama,” kata Pater Lukas.
Pater Lukas mendorong umat yang
menghadiri ibadat ekumenis ini agar berani ke luar dari lingkungannya, masuk ke
konteks budaya lain dan mempelajari agama dan kebudayaan mereka. Hal ini
dimaksudkan agar para pengikut agama bisa saling mengenal dengan baik sehingga
persatuan yang dilandasi kasih bisa tercipta.
Pada bagian lain renungannya, Pater
Lukas mengungkapkan kelahiran Yesus Kristus merupakan pernyataan diri Allah
bagi manusia, yakni Allah yang menyertai manusia. Allah mau menjadi sama
seperti manusia, kecuali dalam hal dosa.
“Yang bisa mempersatukan kita hanya
orang-orang yang lemah. Orang-orang yang kuat cenderung akan menggunakan dan
memanfaatkan kuasanya. Tindakan yang mengandalkan kuasa ini tidak akan
mengantar orang pada kebenaran dan tidak akan menciptakan persatuan. Kita
berdoa agar kita tidak menyerah pada orang-orang yang memakai kekuasaan dan
kekerasan seperti ini,” kata Pater Lukas.
Lebih jauh, dosen Kitab Suci pada STFK
Ledalero ini mengungkapkan orang yang lemah itu bukan sekadar lemah. Orang yang
lemah memiliki kekuatan yakni kasih. Orang yang mengasihi rela menjadi bodoh.
Demi cinta-Nya, Allah rela menderita demi manusia yang dicintainya.
Sementara Ketua Forum Kerukunan
Antarumat Beragama (FKUB) Kewapante sekaligus Camat Kewapante Alfonsus Naga dalam
sambutannya mengungkapkan terima kasih dan rasa bangganya atas partisipasi dan
keterlibatan aktif Komunitas Seminari Tinggi Ledalero dalam menyemarakkan
kegiatan ibadat ekumenis ini. Partisipasi ini, katanya, merupakan bentuk
dukungan dan perhatian nyata dari Komunitas Ledalero terhadap FKUB.
“Kehadiran para pastor dan frater dari Seminari Ledalero
membuat acara bersama kita malam ini begitu semarak. Kami berterima kasih atas
dukungan dan perhatian yang besar dari Seminari Ledalero,” kata Alfonsus. Dalam
acara ibadat ekumenis ini, para frater mempersembahkan tiga lagu pujian. Penulis :
Fr. Kristo Suhardi
No comments:
Post a Comment