Fr. Ricky Kasa, SVD |
Inersia, menurut pengakuan pemeran utama Fr. Ricky Kasa SVD, menggambarkan situasi manusiawi yang senantiasa berada dalam dua dimensi, antara kedukaan dan kegembiraan. “Kita selalu berada pada dua sisi itu. Manusia memiliki kehendak bebas untuk menentukan sisi mana yang ingin ia perjuangkan,” kata Fr. Ricky.
Salah satu adegan dalam teater berjudul "Inersia". |
Disaksikan seminariledalero.org, teater tanpa kata ini berhasil menyedot perhatian dari anggota komunitas Ledalero dan puluhan undangan lain yang merayakan penutupan tahun bersama anggota Komunitas Ledalero. Hal ini tampak dalam keseriusan dan kesungguhan para penonton menyaksikan setiap gerak yang dipertontonkan oleh para pemeran teater.
Seorang penonton Joannie Grabowski, yang ditemui seminariledalero.org usai pementasan, mengungkapkan kekagumannya atas teater tanpa kata ini. Teater ini, katanya, telah membantunya untuk merefleksikan kembali perjalanan hidupnya sepanjang tahun 2016. “Ada banyak makna yang bisa dipetik dari teater ini,” katanya.
Selain teater, upacara tutup tahun bersama ini diisi dengan renungan singkat yang dibawakan oleh Fr. Yovan Rante SVD. Fr. Yovan dalam renungannya mengajak semua anggota komunitas Seminari Ledalero untuk mengingat kembali dan memaknai secara baru beberapa momen penting yang terjadi sepanjang 2016 di Bukit Ledalero. Usai renungan, anggota Dewan Rumah Ledalero Pater Bernard Boli Ujan SVD, memberikan berkat penutup akhir tahun.
Sebelumnya, dalam khotbah pada perayaan ekaristi penutup tahun di Kapel Agung Ledalero, Pater Boli mengajak semua anggota komunitas untuk menyongsong tahun baru dengan penuh rindu. Tahun yang baru, kata Pater Boli, mesti diisi dengan perbuatan cinta kepada sesama. Ekaristi penutupan tahun ini dimeriahkan oleh paduan suara dari Unit Santo Agustinus.
(Kristo Suhardi)
No comments:
Post a Comment